JARAK 3

25 4 0
                                    

jangan lupa Vote, Read and Coment


Satu bulan sudah aku terdampar dikota kecil bernama Taoyuan, sebuah kota di taiwan bagian utara, republik tiongkok. Berbatasan dekat dengan selat taiwan dibagian utaranya. Kota ini memiliki bandara terbesar di taiwan yaitu bandar udara Internasional taoyuan taiwan, tetapi daerah yang kutempati sekarang jauh dari keramaian. Saat ingin berbelanja aku harus rela mengayuh sepeda yang jarakny kurang lebih 10 kilometer. Cuaca disini tidak jauh seperti dikampung halamanku indonesia, namun bedanya ketika musim dingin jangan harap kita bisa mandi dua kali sehari, yang ada terbalik dua hari sekali. Seperti sekarang, februari adalah bulan dimana musim dingin yang cukup menusuk, aku harus rela melihat kulit yang mengering, dan tidak jarang mengolesinya dengan aneka macam pelembab.

Asal kalian tahu, awal kedatanganku di Taoyuan kegiatan yang kulakukan diwaktu senggang saat amma istirahat selain membuat video, kusempatkan untuk menyemai bibit-bibit tanaman rempah indonesia. Kebiasaan orang tiongkok ketika masak hanya dikeprek dengan bawang putih, sangat jauh berbeda dengan kita semua orang indonesia yang selalu bersahabat dengan aneka macam bumbu rempah. Sesekali aku mencoba untuk menyemai beberapa bibit jahe dan rempah-rempah lainnya, semoga mereka mau betumbuh subur.

"liyan, ini baju hangat buat kamu" ibu majikan anak dari Amma yang biasa kupanggil take, kegiatannya hanya berangkat pagi dan pulang sore. Tidak pernah kujumpai dia sarapan dimeja makan berkumpul dengan keluarga seperti yang ada disinetron-sinetron kebanyakan. Belum berani aku bertanya perihal perkerjaannya apa, yang aku tau pekerjaan seperti mengurasa tenaga.

Take memliki satu anak laki-laki, namanya Fai Chyou yang berarti awal musim gugur. Fai sendiri seperti tidak begitu dekat dengan ibunya, padahal anak seusia dia yang masih duduk di sekolah menengah pertama masih membutuhkan kasih sayang orangtuanya. Fai anak yang ceria tapi tidak jarang aku pernah memergokinya dikamar sendirian.

"xie xie..." sebuah ucapan terimakasih berbahasa asing dilidahku lalu kuanggukan kepala. Rupanya take memberiku sebuah jaket tebal ber-hoodie warna merah marun, terdapat bordir bunga teratai di sisi saku kanan kirinya. Cocok untuk musim dingin seperti saat ini, jaket yang kubawa dari rumah rupanya tidak cukup menangkal hawa dingin di Taoyuan.

"liyan, jangan lupa makan dan obat amma. Saya ada perlu diluar" pamitnya, dan seperti itulah kegiatannya. Keluar rumah atau bekerja hingga larut malam, membuat Fai menjadi anak kesepian.

~~~

"hey...! kamu yang berdua" panggil lelaki bertubuh tinggi yang bersandar dikusen pintu ruang Osis, wajahnya tegas dan berkulit hitam manis. Sontak kami berdua menoleh kearahnya. Kalau dilihat dari atribut dilengannya dia kelas XII dan anggota OSIS karena memakai pin kecil berlogo osis di atas saku.

"iya kak, manggil kita?" jawabku.

"iya, kesini sebentar" perintahnya, mengajakku dan Tata masuk keruangan yang didalamnya terdapat bendera OSIS dan MPK, piala-piala, meja, lemari buku dan perabotan lainnya.

"ada apa ya kak?"tanya Tata. Kami yang hanya anak baru disekolah itu tidak tau menau perihal tujuan kakak kelas tadi memanggil kita. Kusapu pandangan keseantero ruangan itu, dan kami berdua dihujani tatapan aneh dari beberapa pasang mata kakak kelas yang sebagian besar tidak ku kenal.

"tulis nama kalian berdua disini." Perintahnya dengan menujukkan kearah sebuah buku besar yang sudah tertulis beberapa nama kelas X, dan kita berduapun menulis nama kita masing-masing.

"Ka-li-a-na." Terdengar seseorang mengeja namaku setelah aku menulis. Kulirik dia, lelaki itu berdiri tepat disampingku. "dipanggilnya?" lanjutnya dengan tatapan masih didepan buku itu.

Distance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang