5%; You?

821 137 44
                                    

Gadis itu masih sibuk mengetukkan ujung pulpennya di atas meja. []

Yerin sedikit bimbang, perkataan Mrs. Hani tadi siang membuat jantungnya terus berdebar kencang.

"Jung Yerin, kamu mau ikut lomba?"

Lomba? Lomba apa?

Persis setelah ujian selesai, Yerin mendapat panggilan dari wali kelasnya di kantor.

Gadis itu dipilih untuk mengikuti seleksi lomba cerdas cermat mewakili sekolah ke tingkat kabupaten.

Senang? Tentu saja.

Tapi faktanya ini baru seleksi. Ia belum bisa dikatakan positif lolos. Ah, menyebalkan.

"Karena diantara temen temen seangkatanmu, nilai kamu yang paling tinggi. Jadi, ga heran kan kalau kamu yang ditunjuk?"

Tidak munafik, Yerin merasa sedikit tersipu akan omongan Mrs. Hani.

Walaupun ada sepotong kalimat dari sang guru yang agaknya membuat gadis itu sedikit risih.

"Ga usah khawatir, kamu ga sendiri. Ada temen kamu Kim Taehyung, yang bakal saya seleksi juga nanti. Nilai kalian berdua yang paling sempurna kan? Jadi, bersaing sehat ya?"

Teman? Ehm, sejak kapan anak laki laki bermata elang itu berteman dengan Yerin?

Huft, sudahlah lupakan.

Kalau sudah begini, harapan Yerin menipis. Ada sisi lemah dalam dirinya yang mendadak kembali ciut ketika tahu ia hendak dipersaingkan lagi dengan Kim Taehyung.

Kalian tahu bukan, pemuda Kim itu nyaris semua nilainya sempurna. Membayangkannya saja membuat Yerin meringis miris.

Serbuk marimas seperti diriku bisa apa?

Tet tet tet, waktunya pulang. Seluruh siswa dipersilakan meninggalkan area sekolah~

Dentangan bel sekolah yang berbunyi barusan membuyarkan segala lamunan gadis itu.

Dengan gekstur tubuh yang terlihat agak gelalapan, ia membereskan buku buku yang berserakan di atas meja.

Niat awalnya Yerin ingin buru buru pulang. Namun urung, ketika melihat segerombolan siswa berdesak desakan bagai semut di pintu keluar. Saling berebut jalan untuk pulang terlebih dahalu.

Terlalu kekanakan.

Bukan ide yang baik, Yerin tidak terlalu suka keramaian. Maka yang gadis itu lakukan selanjutnya ialah kembali duduk bersandar di kursinya, menghela nafas pelan seraya menunggu para siswa brutal itu pulang.

Hanaman seontaekae eoseo yes or yes🎶

Ponselnya berdering.

Bunda menelepon.

Hanya beberapa menit, sekedar mengabari kalau kedua orang tuanya itu akan menghadiri pesta di luar kota.

Yerin melengkungkan bibirnya kecil, ia ingin ikut. Terkadang, gadis Jung itu juga bosan terus menerus berdiam diri di rumah. Tapi bagaimana lagi? Mungkin ini yang namanya nolep.

Karena keasyikan dengan ponselnya, ia tidak menyadari suasana kelas yang sudah sepi sedari tadi. Oh, gadis ini memang.

Yerin bergidik ngeri, membayangkan cerita yang dilontarkan beberapa murid disini tentang hantu hantu yang suka berkeliaran ketika sekolah sepi.

Tidak mau ambil pusing, dengan segera gadis itu melangkah keluar dengan hati hati.

Tapi, tidak semudah itu. Langkahnya terhenti ketika sebuah dengkuran halus terdengar pelan menyapa kedua telinganya.

Hi, Queen!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang