Pagi ini mata Reo begitu sulit untuk dibuka. Ia terlalu nyaman berada di dunia mimpinya. Entah apa mimpinya sampai ia mendengkur begitu keras. Memang sih hari ini hari minggu, tapi setidaknya Reo tidak bangun siang, dan belajar untuk bangun pagi. Setiap paginya, pasti Keira yang bertugas untuk membangunkan lelaki berparas tampan itu. Seperti pagi ini, ia telah siap dengan air dalam gelas yang akan ditumpahkan ke wajah Reo agar lelaki pemalas itu terbangun.
Perlahan-lahan air mulai jatuh, hingga..
'BYUR..' wajahnya basah seketika. Reo bangun lalu menatap Keira sejenak.
Ini cukup membuat lelaki itu mengusap wajahnya yang basah. Terselip amarah di dalam matanya tapi, pastinya dia tidak akan bisa marah dengan gadis yang ia sayangi ini. Yap -gadis yang ia sayangi- bahkan bisa disebut perasaannya pada Keira sebenarnya melebihi kasih sayang seorang kakak dan adik.
Kapan perasaan itu muncul ia sendiri tak pernah tahu. Bahkan ia sempat bercerita pada Gandhi juga Bagas untuk mendapatkan solusi. Tapi sialnya sahabat nya itu terlalu payah dan tak mengerti. Mereka malah berdebat soal pendapat masing-masing.
"Kei? Lo bisa gak bangunin gue dengan cara halus?"
Sorotan matanya berkabut hitam. Ini membuat Keira tersenyum kecut memandangnya dengan pernyataan -apa peduli gue sama lo-
"Kei, gak usah natap gue pake tatapan kayak gitu! Ash!"
Keira mengendikkan bahunya,
"Gue cuma ambil tugas dari kak Dero buat bangunin lo, Kebo!" Terangnya dengan sedikit melipat tangannya.
"Banguninnya yang biasa aja dong, Unta! Dasar lo Unta Pasar!!"
Sepertinya pagi ini akan ada keributan yang heboh. Tentunya masih di kamar Reo. Rasa kesal menyelimuti benak Keira pada Reo, lelaki ini sudah di bangunkan, bukannya terimakasih malah marah-marah.
"Bokap lo di bawah, Kebo! Gue disuruh kak Dero buat bangunin lo! Ih!"
Kalimat pertama itu membuat Reo tergejolak kaget,
Papa balik sama siapa ya? Pertanyaan itu muncul tiba-tiba dari hatinya. Jika papanya kembali dengan mamanya, oke tamatlah sudah. Pupus harapannya mendapat kasih sayang mamanya. Ya.. karena si anak kesayangan mama telah kembali. Siapa lagi kalau bukan Dero.
Sebenarnya Reo tidak membenci kakaknya, ia hanya kesal. Tiap kali ada kesempatan, mamanya hanya mementingkan kakaknya itu dibandingkan dia. Ia merasa seakan ia adalah anak buangan. Yang sama sekali tidak ada hak untuk mendapatkan kasih sayang. Ia kerap kali bersikap acuh pada kakaknya, sekalipun ada hal penting yang disimpan oleh Dero. Tapi meskipun demikian, untunglah Dero mengerti akan sikapnya. Sikap yang mungkin menunjukkan bahwa ia kecewa juga sedih karena tidak diperhatikan.
"Woy, Re! Cepet ke bawah! Om Petra nungguin tau!"
Kaki Keira begitu cepat menuruni tangga sehingga menciptakan suara -tiktoktiktok-.
Tunggu, rasanya ada yang aneh dari penampilan gadis itu, Reo mengingat bagaimana tadi ia melihat cara penampilan Keira, lalu..
"Kei mau kemana ya?"
Mungkin karena ingin cepat pergi, ia bergerak cepat meninggalkan ranjangnya, dan lihatlah apa yang terjadi.
Kakinya salah mengambil jalan rupanya. Ia terjatuh tepat di depan kasur empuknya itu.
"Ash!" Gerutunya.
**
Meja makan telah diisi dengan sarapan kesukaan mamanya, pasti mamanya telah kembali bersama papa. Benar saja, ia mulai mengenali secara perlahan aroma parfume kesukaan mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The Reason
RomanceReo adalah lelaki yang terlahir di keluarga yang bisa dibilang kaya. Berbeda dengan Keira yang terlahir dengan nasib menjadi anak dari pekerja di rumah Reo. Namun sayangnya hidup Keira lebih menyenangkan dibanding Reo yang harus memiliki nasib tidak...