3 章| 風説

14 2 9
                                    

"P-p-pagi bos" Zeky tergagap begitu ia terciduk sedang menyanyi gila didepan mesin copy

Rendra menggelengkan kepalanya pelan

"Sudah kamu kerjakan laporannya?" tanyanya tajam

"Sudah bos" Zekya mengangguk mantap. Menyerahkan setumpukan kertas yang baru saja ia print-out

Rendra menerimanya, dan mulai membacanya. Kepalanya mengangguk-ngangguk

Fakta yang perlu diketahui. Rendra, bukanlah seorang manajer–apalagi CEO. Dia hanyalah ketua dari tim pengembangan.

Tapi satu hal, yang perlu sangat-sangat diketahui. Rendra, sangat perlu ditakuti oleh rakyat seantero kantor

Pasalnya, kekuatan Rendra melebihi kekuatan manajer—bahkan menandingi kekuatan CEO

Siapa sangka, jika CEO dari perusahaan ini akan tunduk pada perintah Rendra?

Bahkan zeky pun sampai gak habis pikir, jika untuk menandatangani kontrak saja pun, seorang manajer tidak akan melakukannya tanpa persetujuan dari Rendra.

Untuk saat ini, zeky belum tau pasti penyebab hal tersebut. Nyatanya, informasi yang ia dengar ber-beda-beda. Simpang siur

"Hmm, bagus-bagus. Oh iya, saya hampir lupa. Tolong kamu siapkan presentasi. Kali ini akan dipresentasikan kepada pihak Network company. Tolong, siapkan dengan baik" Rendra segera meninggalkan laporan yang dibuat zeky tadi di atas mesin copy

"Baik pak" Zeky mengangguk patuh

"Referensinya saya kirim lewat email nanti" Baru saja Rendra mau melengos, namun langkah kakinya terhenti. Kembali berbalik

Zeky mengangkat sebelah alisnya heran

"Oh, iya. Sekalian ya, jilid itu semua" Rendra menunjuk setumpuk kertas yang penuh klip di atas meja kerjanya

Zeky dibuat cengo oleh tugas dari bosnya

"Semangat, oke?" Rendra melangkahkan kakinya begitu saja menuju mesin kopi.

Zeky menghela nafas, berusaha sepelan mungkin agar tidak didengar bos-nya

"Kamu mau?" Rendra menawarkan satu cup kopi kepada Zeky dari jauh

Zeky menggeleng pelan

"E-eng, makasih pak"

Rendra mendecih pelan "Gamau yasudah" Ia langsung melengos masuk begitu saja keluar kantor meninggalkan mesin kopi yang bletetan dibuatnya

"tengik lu" umpat zeky pelan sembari membereskan kertas-kertas sialan yang berserakan di mesin copy

Zeky jadi kesal sendiri. Ia tak terima di atur-atur oleh orang yang seumuran dengannya.

Of course, Rendra seumuran dengan Zeky. Rendra gak seperti karyawan lainnya, yang bicara santai dengan teman-temannya. Ia cenderung berbicara lebih formal pada teman kantornya. Bahkan, anak-anak tim pengembangan, wajib memanggilnya dengan sebutan 'bapak' meskipun mereka seumuran

Banyak yang tidak menyangka sosok seperti Rendra memiliki kekuasaan yang begitu besar, meskipun—itu janggal.

"Pagi kak" Hilman, pria kelahiran 1998 itu menyapa ramah Zeky dari meja kerjanya, yang berada tepat di depan meja kerja Zeky

"Pagi hil, tumben pagi amat" Zeky tersenyum meledek, sembari merapikan setumpuk pekerjaannya

"Kakak sendiri?" tanya Hilman lebih meledek

Zeky diam. Malas mengingat semua penyebab hal buruk ini

"Ketauan ya, pura-pura" Bisik Hilman dengan tatapan meledek

unmeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang