Chapter 2

34 1 0
                                    

Setelah kejadian sore itu aku tidak pernah melihatnya lagi , aku fikir mungkin dia bolos atau paling nggak lagi nongkrong dibelakang kelas.

Reno : Nah disini rupanya.( dengan senyum yang menakutkan )

Riani : ( dengan wajah yang kaget aku hanya menjawab seadanya ) ada apa?

Reno : Lu lupa? Atau pura-pura lupa.

Riani : Hmm? ( aku bingung apa yang dia maksud, atau mungkin kejadian pagi itu?)

Reno : Ikut gue! ( Langsung menarik tanganku tanpa peduli jawabanku )

Riani : Mau kemana? Lepasin dong sakit tau. ( dengan mecoba melepaskan genggaman tangannya )

Tiba sampai disebuah ruangan yang sangat sepi dan disana hanya ada aku dan dia, dia hanya menatapku tanpa bicara satu katapun aku bingung sekaligus takut. Dan ada satu suara yang memecahkan kesunyian itu dan ternyata itu ana.

Ana : Kalian ngapain disini? Riani ada apa?( sambil melangkah menujuku )

Reno : Ini bukan urusan lo, Kluaar!!!! ( menunjuk pintu kluar )

Aku hanya berdiam diri seakan mulutku terkunci , tak bisa menolak reno dan mencegah ana pergi.

Reno : (menatap tajam )

Riani : Ada apa? Kalo cuman buat liatin muka aku, kamu gak perlu bawa aku kesini. ( kesal )

Reno : ( Tersenyum )

Aku semangkin kaku dibuatnya meskipun dia itu galak senyumnya benar-benar membuatku jatuh.

Riani : Apasih pakek senyum segala, cepetan ada apa? Aku mau masuk kelas.

Reno : Pulang sekolah lu pulang sama gue, kalo gak mau gue bakal bikin hari-hari loh penuh dengan wajah gue yang ganteng ini hahahha . ( dengan wajah yang mengesalkan )

Kamipun beranjak menuju ruangan kelas masing-masing dan Bel pun berbunyi waktunya pulang sekolah, dan reno sudah ada di depan kelasku.

Reno : Ini tas gue, bawakin. ( dengan menjulurkan tasnya padaku )

Riani : kamu bisa bawa sendirikan? ( semakin jengkel aku dibuatnya )

Reno : ( melotot )

Riani : Iya.

Kami menuju parkiran , tiba-tiba ada satu cewek yang dengan sinisnya menatap aku yang sedang bersama dengan reno kufikir dia adalah kekasih reno, tapi kenapa tidak menghampiri langsung, ditengah perjalan menuju rumah aku bertanya pada reno.

Riani : Ren?

Reno : Apaan?

Riani : Kamu punya pacar ya?

Reno : Apa? Lu bilang apa barusan, gak dengerni. ( Suaranya samar karena suara mobil dan motor lebih keras dibanding suaranya )

Aku langsung diam tanpa satu katapun, tibanya dirumah aku langsung masuk kedalam rumah. Malamnya ketika aku sedang asiknya menonton kartun dengan adikku tiba-tiba ponselku berbunyi ketika ku lihat ada nomor masuk yang tak aku kenal, dan ada satu messeg yang berisikan tulisan bahwa ternyata itu nomor reno, ponselku berbunyi lagi dan ya itu reno.

Reno : Lama banget lu angkat telepon gue, lagi ngapain si. ( dengan nada yang keras )

Riani : Apasih, kamu dapet nomerku dari mana?

Reno : nemu tadi didepan rumah loh ahhahaa.

Riani : Serius ren, dari mana?

Dia langsung mematikan telepon seenaknya, aku tak bisa tidur dibuatnya siapa dia apa dia itu seorang psikopat? Bagaimana bisa dia dapet nomor ponselku. Ahhhh sudahlah besok harus bangun pagi harus pergi kesekolah gak boleh telat.

Matahari mulai muncul dan akupun bersiap untuk sarapan dengan kluargaku, ya bisa dibilang kluargaku adalah kluarga yang harmonis. Ttttiiiiiiinnnnnn..... bunyi klakson motor dan akupun melihat keluar jendela dan ternyata itu reno, pagiku yang indah akan berubah jadi hari yang menyebalkan.

Riani : Huhhhh dia lagi. ( dengan muka yang cemberut )

Ibu : Siapa riani? Temen sekolah mu? ( sambil menyusun bekal sarapan adikku )

Riani : Tau ahh buk, orang gila.

Ibu :Hmmmm. ( tersenyum )

Riani : Riani berangkat yah,bu . ( dengan menjulurkan tangan untuk berpamitan ) Assalamualakum.

Aku keluar dengan wajah kesal.

Reno : Apasi lu pagi-pagi udah cemberut aja, cepet naik ntar gue kesiangan ni. ( lalu reno memberikan helm padaku )

Aku tidak menjawab pertanyaan itu, dia pun pasti tau bahwa aku cemberut karena dia sudah mengahancurkan pagiku. Sesampainya diparkiran aku langsung turun dan memberikan helm kepada reno, aku tak bicara satu katapun padanya dan pagi itu mata semua anak tertuju padaku ntah karena penampilanku yang cupu atau karena aku baru saja datang dengan pangeran sekolah.

Temanku ana, berlari menujuku dengan wajah yang penuh tanda tanya.

Ana : Apanih, kamu sama reno? ( dengan wajah yang penuh tanda tanya )

Riani : Enggak, enggak kayak yang kamu pikirin na.

Ana : Lalu?

Riani : Nanti deh, kita kekelas aja yuk..

Kamipun menuju ruang kelas selama perjalanan ana masih saja bertanya tentang aku dan reno, akhirnya aku pun menceritakan semaunya kepada ana.

Ana : Apa,Kamu serius riani? ( dengan wajah yang kaget )

Riani : Iya na, aku serius tau.

Ana : Aneh tu anak.

Riani : ( aku hanya menghela nafas dan menaikkan salah satu bahuku )

Jam istirahatpun tiba aku dan ana pergi kekantin namun kami melihat anak-anak berlarian menuju lapangan, aku dan ana penasaran akhirnya kamipun ikut berlari menuju lapangan. Ternyata reno sedang bertengkar dengan salah satu siswa dari smu bina cipta yang tak lain adalah anak dari donatur sekolah kami.

Jangan pergiWhere stories live. Discover now