02 - Tugas baru

64 14 25
                                        

Semua orang bisa menjadi baik, tapi yang terbaik itu hanya orang berpikiran luas.


・⊝・・⊝・∞・⊝・


Mentari tersenyum pasrah. Matanya tetap awas melihat ke arah ruangan bernamakan Sastra Room's. Fokusnya ia arahkan kepada sosok yang tengah menunduk itu. Sosok yang telah mewarnai harinya beberapa bulan belakangan ini.

Sosok itu tengah asik dengan dunianya. Tengah asik dengan kumpulan puisi yang membuat Mentari terkagum-kagum dalam waktu singkat.

"Permisi," ucapnya.

Reflek Fajar menoleh ke arah sumber suara, "Eh, Tar?"

"Sendirian aja lo?"Cewek itu memperhatikan sekelilingnya yang nampak sepi.

"Kan sama lo, Tar?"

"Eh, iya yah, hehe." Salah tingkah jelas tergambar pada gadis itu.

"Kenapa, kok lo ke sini? Tumben."

"Kelas sepi, gak ada lo."

"Yehh! Bilang aja lo kangen!" ucapnya dengan sangat percaya diri.

"PE-DE!"

"Ngapain sih, lo? Anteng amat di sini," tanya Mentari.

Fajar melirik sejenak, "Lu gak liat gue ngapain? Buat puisi pinter!"

"Lagi? Dasar siluman Rompis!"

"Bawel amat lo jadi manusia!" celetuk Fajar dengan tangan yang masih menggoreskan kata di atas kertas putih.

"Nih, buat lo!" Fajar menyerahkan secarik kertas kepada Mentari.

"Apaan, nih?!"

"Kurang jelas apa? Ini kertas putih, yang terdapat sebuah kata dari si ganteng Fajar! Jelas, kan?"

"Ck, gue kira apaan," ujar Mentari.

Fajar mendongak, "Emang lu kira apaan?"

"Bon hutang lo sama di warung Mpok Entin," jawab Mentari santai.

"Gitu amat jadi temen! Nanti gue bayar pas gue gajian," balasnya.

Temen?

Kata menyakitkan itu menusuk relung hati Mentari. Ya, mereka hanya teman. Yang seharusnya tidak ada masalah hati di antara keduanya.
Mentari menghilangkan fikirannya tentang perasaan itu, fokus dia beralih ke sebuah kertas yang sudah ada di genggamannya.

"Baca, Woi! Puisi buatan gue udah paling bagus kan? Iyain dong!"

"Lagi gue baca ini, sabar ngapa!"

"Mana suara lu, Pea?!"

"Dalem hati."

Mentari,
Kata mereka kau jahat.

Alis mentari langsung bertautan saat membaca kelimat kedua.

Kata mereka kau galak.

Cinta NabastalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang