Vote sebelum membaca
ig @suwandewia.a
happy reading.___________________________
"KAKAK PEYI." Teriak Clauwa berlari dari tangga. Ia baru bangun dari tidur siangnya.
"jangan lari - lari Uwa. Aduh aduh entar kamu jatuh Uwa." Tidak Gavan namanya kalau tidak heboh.
"Biasa aja Gap." Ucap Reshya. Yaps, Reshya masih dirumah Gavan, ia tak diperbolehkan pulang oleh Gavan.
"Lain kali jangan gitu ya Wa." Peringat Reshya kepada anak kecil yang berada dalam pelukannya itu. Uwa hanya mengangguk.
Gavan mengelus rambut Clauwa. "Uwa sini sama kakak, kak perinya keberatan tuh."
Clauwa menggeleng. "Ndak au, kak Avan jelek."
Gavan dibuat gemas. "Yang penting kak perinya mau. Nah Uwa? Pacar aja gak punya, wleee." Gavan menjulurkan lidahnya.
"Kak peyiii." Uwa merengek dan akhirnya menagis.
"Kluster! Nangis tuh jadinya." Omel Reshya. Yang di omeli hanya menyengir.
"Maaf deh. Maafin kak Avan ya Wa." Anak itu tidak menjawab, malah menangis sejadi - jadinya.
Reshya dengan sabar mengelus rambut Uwa. "Uwa gak boleh nangis udah besar. Masa anak laki nangis?"
Mendengar itu, ia langsung berhenti menangis. "Giliran kamu aja nyuruh langsung diem." Cibir Gavan.
"Udah - udah. Gini aja di ributin." Lerai Reshya.
"Kapan sih orang tuanya ni bocah dateng? Gak inget waktu kalo udah ena - ena." Sontak saja Reshya memukul kepala Gavan. "Aduh, sakit tau." Ringis Gavan.
"Makanya kalau ngomong jangan ngegas."
"Aku gak bawa motor."
"Terserah."
"Eh, eh, mau kemana kalian?" Tanya Gavan saat Reshya dan Clauwa meninggalkan dia sendiri di ruang tamu.
"Mau ke taman belakang." Taman belakang rumah Gavan sangat luas. Ada mainan seperti ayunan, perosotan, dan putaran. Ada juga gazebo dan tak lupa kolam berenang. Karena sekeluarga suka berolah raga, alhasil papinya membuat lapangan yang tidak terlalu besar.
"Uwa hati - hati ya kalau main." Peringat Reshya kepada Clauwa yang bermain perosotan yang di kelilingi bola warna - warni.
Reshya duduk termenung di gazebo sembari mengawasi anak kecil itu bermain.
"DORRR!" Siapa lagi yang jahil di rumah ini selain Gavan? Bahkan sang adiknya saja tidak di rumah, dua adik kembarnya, Diszee dan Dazzaga, sekolah di Australia.
"Eh! Astaga. Kluster! Kamu apa - apaan sih." Kaget Reshya dengan mengelus dadanya.
"Kamu sih bengong saja. Kenapa hm?" tak biasanya Gavan lembut begini, jarang. Ia menunjukan kepeduliannya dengan caranya, seperti kejahilannya.
Setiap orang itu beda cara untuk menunjukan kepeduliannya ataupun kasih sayangnya. Reshya pun jarang bengong begini. Ia sangat menanggung beban yang sangat berat. Itu sudah terlihat jelas di mata Gavan.
Reshya menghembuskan nafasnya. "Gak papa, Cuma kangen papa aja."
Wajahnya sangat sedih, Gavan bisa melihat itu. Memang, sang papa terlalu sibuk untuk bekerja. Sekalipun ada dirumah, ia akan tetap bekerja. Untung saja mamanya sering diam dirumah, bahkan kerja di rumah itupun tidak melepas perhatiannya degan sang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
K L U S T E R
Teen FictionK L U S T E R "Cowok gak jelas yang datang dan tiba - tiba narik gue lantas mengklaim gue di depan toilet. Sangat tidak elit bukan?" - Reshya N.K. "Bodo amat dengan tidak elit, malah gue bersyukur dan beruntung berlari ke toilet sampai berani...