K L U S T E R
"Cowok gak jelas yang datang dan tiba - tiba narik gue lantas mengklaim gue di depan toilet. Sangat tidak elit bukan?" - Reshya N.K.
"Bodo amat dengan tidak elit, malah gue bersyukur dan beruntung berlari ke toilet sampai berani...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Deru nafas Gavan tidak teratur akibat berlari. Mengapa? Karena ia dikejar perempuan gila yang bernama Gisha, menurut Gavan.
Gavan menoleh kebelakang memastikan apakah ia masih dikejar atau tidak. Tapi, nasibnya hari ini kurang beruntung. Ketika ia menghadap kedepan "Haiii kok lari?" kelar sudah.
Yang di hindari Gavan berada depan wajahnya. "Ngejar pacar gue tadi."
Gisha mengernyitkan alisnya. "Udah punya pacar ya kamu? Kok aku gak tau?"
"Gue baru jadian." jawab Gavan ngawur.
Gisha celingak – celinguk mencari seseorang yang katanya pacar Gavan. "Mana pacarnya? "
"Beneran? Gak bohong kan?" Tanya Gisha dengan raut wajah sedih.
Gavan menggeleng. "Sana puang, gue masih nungguin dia."
"Aku mau nunggu aja, siapa tau kamu bohong." Keukuh Gisha.
"Ngapain bohong? Udah sana pulang, mau hujan juga." Bukan maksud mengusir. Tapi, tau kan alsannya? Ya, kebohongannya.
"Gak. Aku mau nungguin dia."
Sudah lima menit mereka menunggu, ralat, lebih tepatnya Gisha. Gavan kan sudah tau tidak ada yang ditunggu, kesannya ia menunggu si gadis lebay lemot ini pulang.
"Mana ih, kok gak muncul?"
"Makanya pulang." Suruh Gavan.
"Gak pokoknya. Icha pulang pas udah lihat cewek yang udah buat Gavan gak mau sama Icha." Gavan bergidik ngeri. Memang Gisha suka padanya, tapi Gavan tidak.
Gavan menghela nafasnnya. Senjata makan tuan. Tapi, saat ia akan jujur, bahwa ia hanya berbohong, tiba – tiba ada seorang perempuan keluar dari toilet perempuan. "Nah ini pacar gue. Kok lama banget sih sayang?" Kata Gavan yang membuat perempuan cantik itu bingung, karena tiba - tiba saja Gavan menarik tangannya.
Perempuan itu menghentakan tangannya berniat melepas tangan Gavan. "Lo gila?" Pekiknya bingung.
"Apasi teriak – teriak? Nanti dikira aku ngapain kamu lagi." Fix, Gavan sudah gila.
"Oh jadi ini ya? Aku kira Gavan bohong sama Icha." Gisha melihat perempuan yang diakui Gavan sebagai pacarnya itu lalu menunduk menyembunyikan sedihnya.
"Udah percayakan lo sama gue? Dia pacar gue. Sekarang mending lo pergi, gue mau kencan nih sama pacar gue." Perempuan itu hanya menganga. Kenapa perempuan yang ada di depannya seperti anak – anak?
"Eh, bengong aja. Kesambet baru tau." Gavan menyadarkan perempuan disampingnya itu.
"Maksud lo apa hah?" Galak bener dah ini perempuan.
"Gak ada maksud apa – apa." Jawab Gavan enteng.
"Tadi maksudnya apa lo bilang gue pacar lo? Sampai dia nangis."
Gavan mengangkat bahunya pertanda tidak tau. "Oh yang tadi maksud gue, kalo lo mau sih gue mau jadiin lo pacar." Sungguh membuat yang mendengar melongo.
"Gila lo!" ucapnya lalu pergi, tapi tangannya dicekal Gavan.
"Nama lo siapa? Gue belum tau nama lo. Masa nama pacar gak tau kan lucu."
"Bener – bener ya lo. Waras gak sih?"
"Gue waras. Kasi tau aja kenapa sih?"
"Reshya. Udah ah." Ucapnya lalu pergi.
Gavan lagi mencegat tangan Resyha. "Jadi pacar gue ya? Pusing nih gue, nyari jodoh gue gak tau kemana, dimana, sama siapa."
Gavan waras?
Resyha mengernyit. "Otak lo sedeng."
Gavan tersenyum. "Tau lagu Make You Mine punyanya Public gak?" Reshya mengangguk. "Dan, itu yang gue lakukan sekarang. Until I make you mine."
Reshya tercengang, ia memandang aneh makhluk tengil di depannya ini. Otaknya mendadak konslet.
Baru dibaperin dikit udah ek.
"Siapa tau kan, Tuhan mempertemukan kita dengan cara yang tidak elit, di depan wc misalnya." Gavan terkekeh diakhir ucapannya.
Sudahlah, anggap saja Gavan halu.
___________________ sorry kalau banyak typo. tolong, tandai yang typo
Vote and comment
Thanks
See ya :) First ngetik 25 Maret 2019. Udah setaun kan wkw