Menerima kenyataan

1.1K 63 13
                                    

Tanganku bergerak menggapai alarm yang setiap hari membangunkanku dari tidurku.

Mataku sedikit terbuka melihat sudah pukul berapa sekarang. 6 pagi

Aku menyibak gorden berwarna ungu yang menutup kaca jendela kamar ku, membiarkan cahaya matahari menerobos masuk untuk memberikan kehangatan pada insan manusia didalam kamar.

Pikiranku terfokus untuk berbicara mengucap syukur pada sang illahi. Setidaknya aku bisa menjalani hidup hingga detik ini

'' Tok''

'' Tok''

" Tok''

'' Qoul? ''

Mataku membulat sempurna saat melihat seseorang yang bertamu sepagi ini

"Ngapain sih pagi-pagi udah disini?!" Tanya ku

"Kan kemarin udah janjian mau berangkat bareng, masih muda udah pikun aja." Jawabnya santai

'' Ya terus ngapain harus ke kamar, bisa kali nunggu diruang tamu?! "

"Heh, mamah kamu yang bilang 'Qoul masih tidur kayanya, Zan bangunin aja gih, kebiasaan dia kalo tidur kaya badak gitu' Ya jangan salahin aku lah''
Ujarnya sambil menirukan gaya mamah ku

'' Yaudah siap-siap Cepet, aku tunggu dibawah''
Ujarnya dengan santai

🍁🍁🍁

Perkenalkan Aku Qaulan Fakihatun Nissa
Dan laki-laki yang sedang bersamaku adalah Althaf Fauzan Azhar. Nama kita berdua memang panjang, tapi tenang aja kalian bisa memanggil kita Qoull dan Ozan

Sekarang kita sedang dalam perjalanan menuju sekolah tercinta. Jaraknya lumayan jauh dari rumah kita, belum lagi kalo harus macet-macetan, Tapi Tenang kalo udah dengan laki-laki bernama ozan mau macet satu minggu rasanya kaya baru satu jam dijalan.

Nanti kayanya aku gabisa jemput kamu pulang deh"
Ujarnya

"Kenapa?" Tanyaku

'' Zahra ngajak aku makan, katanya sih ngerayain anniversary kita "

Tanganku Dingin, Hatiku Sangat hancur dan aku memilih diam selama diperjalanan, Ketika Ozan berbicara pun aku hanya menanggapi seadanya.

"Makasih udah mau kasih tumpangan"
Kataku saat mobil sudah berhenti diparkiran sekolah

Ada apa dengan ku? Seharusnya aku ikhlas dengan keadaan ini, Tapi semakin aku ingin menghilangkan rasa ini, justru semakin membuatku ingin bersamanya. Kenapa?

Alumni HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang