Pagi hari yang cerah menyinari sekolah SMA Karya Kencana, membuat semua murid bersemangat melaksanakan kegiatan belajar yang sudah lama libur, jangan berpikir pagi ini suasananya kalem.
Gubrak!
"Woi...pala lo woi"
"Yang udah minggir dong!"
"Minggir...minggir"
"Jangan dorong dorong dong, gatel lu"
Adena yang melihat kerumunan itu dengan ngeri. Pasalnya hari masuk ajaran baru dan tujuan para murid SMA Karya Kencana sama. Yaitu mading, karna di mading para siswa-siswi bisa melihat pembagian kelas.
Dia, Adena Shabrina Putri. Sering dipanggil Ade oleh orang orang terdekatnya. Cewek cantik yang biasa biasa aja, tidak populer. Dia mempunyai tinggi badan rata rata cewek pada umumnya yaitu 160 cm, berkulit putih dengan rambut hitam sebahu.
"Woi jangan mejeng disini keles"
"Bisa baca gak? Cepetan woi"
"Apaan lo dorong gue"
"Mau gue jambak?"
"Jangan di depan gue woi"
Okay, mereka semakin ganas dan menjadi. Adena yang melihat itu mengelengkan kepala tanda menyerah sebelum berperang. Adena berbalik arah, ingin melihat mading yang lain karna disini terlalu bahaya baginya. Tapi...
"Adeee"
Adena memutar arah 180° ke arah suara. Dia Ara Putri Adestiani, panggil saja Ara, dia memiliki kulit putih serta rambut hitam yang panjang, mempunyai tinggi badan 164 cm dan termasuk cewek yang cukup populer.
"Apaan?"
"Lo mau kemana"
"Gue mau nyari mading laen"
"Lo dapet kelas mana?"
"Belum liat gue"
"De, gue denger kelasnya di acak lagi deh"
"Masa sih?"
"Iya deh, semoga aja sekelas lagi"
"Hmm.."
Adena pergi meninggalkan Ara menuju mading lain. Tak lama berjalan sampailah di mading pojok sekolah yang jaraknya tidak jauh dari mading sebelumnya. Disana hanya ada beberapa orang saja yang melihat.
"Ade, woi napa gak nungguin gue"
Ara berlari dan memegang tangan Adena dengan nafas yang terengah - engah. Adena menunjuk satu persatu nama yang tertera di mading dan....
"Gue kelas IPA 1 nih," ucap Adena
"Yah...gue kelas IPA 2"
"Lah ko kita beda kelas sih"
"Lo pinter sih, jadi kita beda kelas deh"
"Gimana dong?"
"Ya udah de, gak papa nanti gue ke kelas lo"
Kringg...
Bel sekolah berbunyi"Ra udah sana lo ke kelas"
"Oke, bye"
Adena menaiki tangga menuju lantai 2 untuk mencari kelas IPA 1. Ya... Karna kelas IPA 1 ada di lantai 2 berdekatan dengan kelas XII.
Gubrak!
"Aww... kalo jalan liat liat dong," pekik Adena
"Maaf gue gak sengaja"
Lelaki yang tak sengaja menubruk Adena berdiri dan menyodorkan tangannya sebagai penahan saat berdiri, Adena pun meraih tangannya lalu berdiri merapihkan baju yang tadi berantakan karna tertubruk.
"Lo gak papa?"
"Lo liat aja sendiri, sikut gue memar"
"Ya udah yu ke uks"
"Gak terima kasih, gue mau ke kelas"
Adena meninggalkan lelaki itu, seketika Adena melihat kebelakang lelaki itu tersenyum manis. Namun, Adena terus berjalan agar cepat sampai di kelas.
---------------
Bu Desi itulah wali kelas IPA 1, ia guru mata pelajaran seni rupa yaitu mata pelajaran favorit Adena. Ia membicara tentang siapa saja yang akan menjadi kandidat ketua kelas, wakil, dan sekertaris.
"Oke anak anak, siapa yang mau mencalonkan sebagai kandidat yang bertanggung jawab di kelas,"ucap bu Desi
Namun,semua murid hanya diam tidak menjawab pertanyaan bu Desi.
"Apa dari kalian tidak ada yang mau?" tanyanya lagi "Baik, biar ibu yang pilih siapa saja yang akan menjadi kandidatnya dan ibu akan sebutkan namanya," terusnya
"lah jangan dong buu"
"Gak adil ah"
"Lah moga gue gak jadi kandidatnya"
"Jangan buu"
Adena melihat suasana kelas seketika menjadi ricuh. Tetapi, itu tidak mengurungkan niat bu Desi untuk memilih sendiri kandidatnya.
"Cukup, ibu sekarang akan sebut nama yang akan menjadi ketua kelas yaitu Farel Bramasta, yang jadi wakil Tomy Setiawan, dan yang jadi sekertaris Adena Shabrina Putri, yang ibu sebut namanya kedepan dan perkenalkan nama kalian masing masing, di mulai dari ketua kelas sampai akhir"
Adena menghela nafas kasar tanda tidak terima menjadi sekertaris di kelas. Suasana kelas sekatika hening saat mereka sudah ada di depan kelas.
"Hallo, nama gue Farel Bramasta"
"Hallo, kenalin nama gue Tomy Setiawan, disini gue sebagai wakil ketua kelas kalian"
"Udah tau kalee"
"Jangan sok imut woi"
"Wow"
"Lo cowok woi jangan so cute"
"Ganteng yaa"
"OMG... harus jadi milik gue ni cowo"
Kelas menjadi ricuh kembali saat Tomy memperkenalkan diri, dan dia hanya menyengir kuda.
"Sudah cukup anak anak tolong dengarkan dulu, lanjutkan" ucap bu Desi sebagai penenang kelas
"Hy, nama gue Adena Shabrina Putri, panggil aja Ade, disini gue sebagai sekertaris mohon kerja samanya"Setelah memperkenalkan diri kami di persilahkan untuk duduk kembali, semua murid belajar seperti biasa.
***
Ok guys gimana?
gak nyambung ya?
Maaf guys ini karya gabut aku :)jangan lupa vote and comment.
Tinggalkan jejak ⭐-GIE
KAMU SEDANG MEMBACA
Rakad [Hiatus]
Teen Fiction12.05.2020 Banyak yang bilang, pertemuan pertama itu adalah kebetulan. Jika memang seperti itu bagaimana cara menjelaskan dengan pertemuan pertemuan yang selanjutnya? Apakah itu masih bisa di sebut kebetulan? Saling menjauhkan diri, dan menjauhkan h...