•Maaf jika terjadi typo
(Remake tapi yang bagian penyakitnya aja)
"Sudah berapa kali aku bilang, mending dia masukin aja ke rumah sakit jiwa. Aku sudah tak tahan merawatnya" teriak seorang pria paruh baya pada sang istri.
"Kau lupa? Berapa kali kita bawa dia jauh, dia akan tetap kembali lagi kerumah ini, lagian memangnya kau merawat nya? Tidak kan? Jadi jangan selalu protes. Aku ibunya, dia anak ku satu-satunya sekarang, ia tidak gila dia hanya butuh waktu untuk melupakan kejadian yang ia alami" jelas wanita cantik yang sudah berumur itu, matanya sudah berkaca-kaca.
"Aku tau, tapi ini sudah lima bulan ia tak ada perubahan. Aku tak ingin di pandang rendah oleh rekan kerja ku" decih pria itu.
"Kau memang ayah yang jahat, pantas saja anakku selalu menyebutmu orang jahat, kau selalu mengekang anak-anak kita, aku membenci mu. Jika kamu malu sama teman-teman mu itu lebih baik antarkan aku dan anakku kembali kerumah orang tua ku" tajam wanita itu.
Si pria terdiam, ia tak rela jika harus berpisah dengan sang istri dan sang anak. Bagaimana pun ia adalah suami dan ayah. Ia berbicara seperti itu hanya keceplosan saja.
"Tidak, maaf kan aku, aku tak akan membawa suga kerumah sakit jiwa lagi okk" si pria langsung memeluk sang istri dengan erat.
Si istri tau sang suami meminta maaf dengan tulus jadi ia menerima pelukan itu dengan tulud juga.
"Appa eomma"
Panggilan itu mengalihkan dunia pasangan ini.
Kedunya menoleh ke sumber suara.
"Suga anakku, astaga nak, kau memanggil kami dengan sebutan appa dan eomma nak? Kau sembuh nak? Sayang hikss hikss maafin mamah nak hiks" sang eomma memeluk suga erat.
Selama 5 bulan ini suga tak pernah ingin bertemu siapapun, ia menyendiri terus bahkan tak pernah menyebut kedua orang tuanya dengan sebutan eomma appa tapi kali ini berbeda, sebuah keajaiban bagi keluarga min.
Suga sembuh tanpa banyak pertolongan dari dokter gangguan jiwa, ia sembuh karena kemauannya.
"Astaga nak maafkan appa yang berniat kembali memasukkan mu kerumah sakit jiwa nak, maafkan appa hiks hiks" akhirnya tuan min menangis merasa bersalah
"Tak apa appa, suga ingin sembuh suga ingin melanjutkan mimpi adek" ucap suga semangat.
Keluarga kecil itu langsung berpelukan kembali dengan diiringi isak haru dari kedua orang tua suga.
.
.
.
.
.
.
.
."Saeng, hyung janji akan jadi penyanyi rap terbaik seantero Korea bahkan sampai ke luar negri" ucap suga seraya menatal foto dirinya dengan seseorang yang mirip dengannya.
Lebih tepatnya foto dirinya dengan adik kembarnya, min yoongi.
Suga menutup diari milik alm.yoongi dan kembali menyimpan nya ke kotak kado besar.
Suga memakai tasnya dan menatap cermin.
"Masih tampan, sudah berapa lama aku tak mandi? Ah sudahlah, mau mandi atau pun enggak para ARMY tetap akan tergila-gila pada ku" suga memberikan wings lewat kaca di depannya.
Suga membuka pintu rumahnya dengan perlahan, nampak cahaya kehidupan untuk suga.
Karena selama 5 bulan ini ia keluar rumah dalam keadaan sehat, sehat rohani dan jasmani.
"Selamat pagi dunia, aku merindukan isinya semua"
Suga melangkah ringan dengan riang.
"Saeng, hyung merindukanmu" ia menatap langit biru yang cerah, suga sungguh merindukan adik kembarnya itu.