•maaf jika terjadi typo
Sehari setelah kepergian yoongi, para member biasa saja dan tak memperdulikan nya.
Tapi seiring berjalannya waktu mereka mulai gelisah, sejin hyung ikut menghilangkan dan sekarang adalah hari terakhir mereka liburan esok mereka sudah mulai bergelut dengan dunia idol.
Tak ada arahan dari bos besar bighit, para member mulai merasa ketakutan. Ketakutan tentang karir mereka yang sedikit kacau karena seseorang.
"Bagaimana ini hyung, seharusnya sejin hyung datang seperti dulu dan memberi kita arahan untuk besok tapi ini nihil. Sejin hyung menghilang di tambah yoongi" racau namjoon.
"Tenanglah joonie, kau sebagai pemimpin harus biaa bersikap tenang dan menenangkan para member mu jangan seperti ini" nasihat seokjin.
"Tapi Hyung a-aku khawatir" lirih namjoon.
"Kata hyung sudah ya sudah. Nanti siang, hyung akan datang ke kantor agensi kau juga ikut" titah jin.
"Baiklah" jawab namjoon.
.
.
.
.
.
.Yoongi diam, sedari tadi ia tak bisa bergerak.
Selama 2 minggu ini dia tak pernah keluar dari kamarnya.
Kedua tangan dan kakinya di ikat, itu adalah hukuman dari sang ayah.
Sejin dan bang pd-nim hanya bisa pasrah atas keputusan ayah yoongi dan mereka menyesal telah membawa yoongi kembali. Tapi itu adalah amanah dari mendiang nenek yoongi yang ingin sekali bertemu cucunya.
Mungkin comeback kali ini yoongi tak ikut serta atau comeback-comeback selanjutnya pun yoongi tak ikut.
Selama dua minggu ini yoongi terus berusaha melepaskan diri tapi selalu gagal, di kamarnya sudah di pasang cctv dan itu memudahkan tuan min memantau si bungsu.
"Aku harus apa, aku tak mau disini. Hyungdeul pasti menungguku di dorm mereka pasti menghilang" monolog yoongi ia hampir putus asa atas mimpinya yang sudah ia rasakan.
Keadaan yoongi tak banyak berubah hanya kantung mata yang menghitam dan membentuk mata panda.
"Ayah ini sakit tolong lepaskan" pinta yoongi sambil menghadap ke arah cctv di sudut atas kamar yoongi.
Yoongi mendesah lelah, ini menyusahkan yoongi, jika yoongi ingin ke kamar mandi yoongi harus teriak-teriak kesetanan supaya orang rumah mendengar dan membantunya.
"Besok bangtan sudah mulai belajar koreografi, aku harus bagaimana? Aku tak mau membuat hyungdeul marah gara-gara keterlambatan ku mempelajari nya" desis yoongi lagi, ia kesal dengan sikap ayahnya yang masih tak bisa berubah.
Yoongi mengedarkan matanya ke seluruh penjuru ruangan yang di yakini kamarnya dan sang hyung.
Ruangan yang cukup luas dengan dua kasur, tempat yoongi(dulu) dan sang hyung.
Yoongi menangkap satu kesempatan emas tapi resiko yang sangat besar.
Yoongi bimbang dan hanya itu jalan satu-satunya agar dirinya bisa kabur.
Perlahan ia menggeser tubuhnya yang berat, walau kecil yoongi itu suka makan dan badannya berat tapi tidak gemuk.
'sangat memudahkan, dasar hyung yang pabbo' ledek yoongi dalam hati karena tak ingin terdengar oleh cctv, ya cctv yang di lengkapi alat pendengar, yang mengikatnya sang hyung dan bodohnya-kata yoongi-sang hyung malah mengikat tangan yoongi ke depan bukan ke belakang.
Memudahkan yoongi mengambil barang apa saja.
Yoongi mulai membuka toples itu dan memasukan saru persatu ke dalam mulutnya.