Du

29 2 0
                                    

"Eh vin, Kenapasih nutupin muka mulu, nggak lagi jerawatan kan?" heran Fara. Dari awal Ustad yang diketahui bernama Langit itu berceramah hingga sekarang sudah berada diatas kasur kamar, Alvin masih menutupi wajahnya, untung saj ia tidak menabarak tadi saat berjalan.

"Gue malu Fara". Ya akhirnya keluarlah kata lo-gue dari mulut Alvin, ia benar-benar kesulitan daritadi berbicara ana-antum dengan Farad an Hena.

"Kenapa cobak, lo kan pakai baju Alvin"

"Ih pkoknya gue nggak mau lagi neliat itu ustad, bisa mti muda gue"

Fara mengernyitkan dahinya, sementara Hena msih menatapnya sambil meminum susu uht coklat kesukaannya.

"Lo tau gue pernah nuduh dia itu maling waktu gue ke mal sama art gue"

"Dan lo tau, dia ampir aja digebukin sama orang-prang kalo art gue nggak jelasin yang sebenranya"

"Wah kalo gitu mah gue lebih milih enggelem di rawa-rawa deh Vin"

"Au ah, semoga aja dia nggak ngajar gue"

Hah, sepertinya ia memang ditakdirkan memiliki hidup yang tak tenang.

"Ya ampun itu ustad ganteng parah, mirip ji chang wook"

Fara dan kekpopannya tidak bisa dipisahkan. Sudah sejak 1 jam lalu ia memuji secara terus-menerus Ustad Langit itu. Sementara Hena malah cuek bebbek, ia lebih memilih mengahfal mufrodat yang diberi oleh Ustazah Anna, Alvin? Ia seperti orang yang dikejar rentenir.

Otaknya mumet. Ia tidak pernah memikirkan dampak jangka panjang dari perbuatannya. Aishh menyebalkan.

"Eh, lo dengerin gue nggak sih Vin?"

"Aku Fara" tegur Hena.

Fara hanya nyengir, ia tau ia salah.

"Kok besok lama banget sih, pengen cepet-cepet lihat jadwal pelajaran"

"Kesambet jin ya?" heran Fara.

"Au ah, ngantuk"

Fara hanya mengernyit bingung, 'Indak jaleh' batinnya.

Alvin memilih menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dan tidur.

Pagi ini Alvin sangat semangat, bagaimana tidak? Hari ini akan dibagikan jadwal pelajaran, Alvin sangat gugup, ia tidak pernah segugup ini.

"Ih, cepetan Fara"

"Ya Allah sabar atuh, masih dua puluh menit juga bel"

"Eh Hen, liat rok aku nggak?" Fara masih mondar-mandir dengan hanya menggunakan celana tidur yang beralih fungsi menjadi dalaman rok, ia mengacak-acak ramutnya yang masih basah itu, sementara Alvin sudah sangat gelisah.

"Duh itu rok lo Far, cepetan ah" Alvin yang melihat sebuah kain kota-kotak merah menyembul diujung kemari Fara langsung menunjuknya.

"Hehe, keselip toh, tenkis yaakk"

Setelah siap mereka bertiga menuju madding untung melihat pembagian kelass dan selanjutnya menuju kelas.

"Eh aku udahcanik nggak? Jilbabnya nggak meleyot kan?" Tanya Fara yang masih berkaca dikelas.

"Udah rapi, lagian kenapa sih nanyain itu mulu" kesal Alvin

"Itu-" ucapan Fara terpotong saat terdengar suara yang menginterupsinya.

"Assalamu,alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Perempuan yang di taksir Alvin berumur 30an itu memperkenalkan dirinya, ia walikelas 11 A, namanya Ustazah Rosa. Setelah itu jadwal dibagikan, Alvin terlihat paling antusias.

Karena  LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang