Part 4.

11 3 1
                                    

Yoojin.

Saat ini perasaanku sangat kacau karna aku baru saja mendapatkan tugas pelepasan sandra dan parahnya lagi aku ditunjuk sebagai ketua dari tim ini, dan sekarang yang hanya dipikiranku hanyalah ku sangat takut jika saat aku menjalankan misi itu aku akan gugur dimedan perang. Aku hanya berjalan bolak balik seperti setrikaan diruang kerjaku.

"letnan apa adamasalah?" tanya seseorang yang tanpa aku sadari sudah berdiri diambang pintu.

"aku hanya memikirkan tugas yang kita dapat" jawabku.

"memangnya ada apa?" tanyanya.

"kau tau ini adalah tugas pertama yang terbesar yang aku pegang dan aku belum siap dengan tugas ini, jujur aku sangat takut gugur saat dimedan perang"

"letnan Kim, semua orang didunia ini sangat takut dengan yang namanya meninggal bahkan akku sendiri belum siap dengan  tugas ini dan juga ini adalah tugas besar pertamaku juga. Ingat letnan disini kita semua belum berpengalaman disini kita semua takut gugur di medan perang" katanya menarik nafas untuk melanjutkan perkataannya. "Letnan kau masih ingat dengan kata pelatih saat kita berada dipusat pendidikan militer, setiap prajurit harus siap dipanggil tugas kapan saja dan setiap prajurit juga harus siap gugur dimedan perang demi negara"

"kau benar kita harus siap kapanpun" kataku sambil mengulum senyum.

"nah seperti itu dong tersenyum kembali seperti Kaptenn Yoojin yang aku kenal" katanya.

"terimakasih letnan  lee" kataku dan dibalas senyuman dengan letnan lee dan setelah itu ia pun meninggalkan ruangan kerjaku.

Sekarag aku sudah berda dikamar tidur rumahku, aku melihat langit langit kamarku yang berwarna putih bersih. Aku terlalu takut untuk menghadapi hari esok yang samar samar peristiwa apa yang akan aku alami dikeesokan hari dan lusa, apakah aku akan mengalami skenario hidup yang atau tidak ntahlah itu masih dirahasiakan tuhan.

Akupun mulai memejamkan mataku untuk tidur dan bangun dikeesokan harinya untuk menjalani skenario hidup yang sudah ditentukan oleh tuhan.

Author pov.

Disisi lain dinginnya malam kota Seoul sesosok laki laki sedang terduduk diruang tamu dengan para hyung hyungnya yang terlihat sedang mengintrogasi lelaki itu.

"yak! kau sangat beruntung sekali"

"kau tidak mau mengenalkan dia kepada para hyeong hyeongmu ini?!"

"kau ini memang maknae yang sangat nakal"

"kenapa dunia ini tidak adil?"

lelaki itu sudah mulai pusing dengan lontaran kalimat kalimat tanya yang dilontarkan oleh para hyeongnya itu dan membuatnya mulai emosi.

"YAK HYEONG!! AKU SANGAT PUSING DENGAN  SEMUA PERTANYAAN YANG KALIAN LONTARKAN, KALIAN PIKIR SAJA TIDAK MUNGKIN AKU TIDAK MENGENALKAN TEMAN TEMANKU KEPADA KALIAH EOH?! SUDAHLAH AKU NGANTUK AKU AKAN PERGI TIDUR SELAMAT MALAM!" kata pria itu dan meniggalkan hyeong hyeongnya diruang tamu.

"apakah dia marah?"

"molla"

Sehun pov.

aku sangat kesal dengan para hyeongku karna mereka terlalu banyak tanya dan hari ini aku lagi sangat tidak suka ditanya tanya, tetapi didalam otakku aku selalu bertanya tanya tentang keadaan seseorang diluar sana yang membuatku sangat cemas karna misi yang baru saja ia terima. Sudahlah sebaiknya aku tidur saja karna besok aku harus latihan.

Cahaya matahari masuk kedalam celah celah jendela kamarku dan membuatku terganggu dengan cahayanya akupun beranjak dari kasurku yang sangat nyaman, dengan langkah malas aku berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The difficult loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang