Bulan | 3 🌒

39 8 4
                                    

"Hah?" Kejut Bulan yang sebelumnya tersedak saat sedang minum
"Perjanjian macam apa ituu??" Lanjut Bulan yang tak terima
"Yaaa,gimana yha Bul. Positive thinking aja lah. Lo tau kan kalo orang udah bucin biasanya mereka lupain segalanya. Gue cuma gak mau persahabatan kita hancur cuma gara-gara cinta. Ya lo tau kan?" Jelas Pelangi panjang kali lebar kali tinggi
"Iyha bener tuhh apa kata Pel-pel-an. Untung gue bukan bucin" lanjut Senja dengan nada yang sedikit membanggakan diri
"Nyindir gue lo? Hah? Kalian kenapa sih? Dasar aneh. Tiba-tiba bikin perjanjian gak jelas gitu. Terus kalo ada perjanjian kayak gitu percuma dong gue deketin si Binbin gue" kesal Bulan kepada sahabatnya itu
"Ah elah Bul bul, lo kan juga bisa jadiin dia sahabat. Kalo suka nggak harus jadi pacar kan? Jadi sahabat lebih baik. Kalo pacar mah paling putus terus nangis eh besoknya ngajak balikan lagi. Putus nyambung putus nyambung terus kaya benang. Kalo sahabat kan gak baper-baperan kek gitu kan. Plis lah Bul, masak lo nggak ngerti juga sih. Ini juga demi kebaikan persahabatan kita. Gue bener-bener nggak mau kehilangan kalian semua. Gue udah terlanjur nyaman" jelas Pelangi yang terdengar dengan nada sendu
"Apaan sih lo? Dasar kebanyakan nonton drama!" Kesal Bulan
"Bul, sekali-kali lo ngertiin kita napah? Masak kita terus yang harus ngertiin lo? Lo tau nggak sih kalo lo itu terkadang egois, keras kepala. Apa yang lo mau pengen selalu lo dapet. Tapi lo nggak mau mikir gimana perasaan orang lain karna keegoisan lo itu. Harusnya lo ngerti dong kalo kita sahabat!" Jelas Senja dengan nada terengah-engah dan amarahnya semakin memuncak
"Hah? Gak salah? Gue? Egois dimananya hah! Oh jadi ini yang namanya sahabat? Bentak-bentak gak jelas? Kalo ada masalah omongin baik-baik dong! Nggak usah ngegas kayak gini! Oke kalo gitu, sekarang mau lo apa? Hah? Gue turutin. Lo mau gue gak jadi sahabat lo lagi? Oke kalo gitu. Harusnya sahabat itu saling ngerti, saling membutuhkan! Bukan cuma dateng saat butuh bantuan! Ngerti!?" Ucap Bulan yang sudah naik pitam
Pelangi yang makin bingung memilih untuk melerai kedua sahabatnya itu
"Stopp! Kalian childish banget sih. Masalah sepele nggak usah diperpanjang kayak gini napa? Tinggal bilang iya atau enggak gitu aja susah. Gakusah diperpanjang. Kalo iya yaudah berarti semua setuju. Semua juga punya pendapat masing-masing. Harusnya kalian saling menghargai dong. Gak malah berantem kek gini. Kayak anak kecil aja. Lo Bulan, kalo lo nggak setuju perjanjian ini bilang aja lo nggak setuju. Nggak usah ngehina. Gue tau lo suka sama Bintang. Tapi nggak harus pacaran kan? Dan lo Senja, Bulan punya alasan buat nolak perjanjian ini karena dia lagi suka sama seseorang, dan lo harus nerima alasan itu dong. Yaudah gini aja, sekarang kalian maafan dan fiks perjanjian ini iya atau enggak?" Jelas Pelangi panjang lebar dan ingin menyelesaikan permasalahan diantara kedua sahabatnya itu
"Kalo gue tetep iya. Karna gue gaada niat untuk pacaran" jawab Senja
"Oke. Kalo lo Bul?" Tanya Pelangi kepada Bulan
"Yaudah, gue ngikut aja lah. Tapi gue tetep boleh pedekate kan sama Binbin?" Tanya Bulan
Pelangi terkekeh "Okeoke. Tenang aja, lo boleh kok deket-deket Bintang. Sampe besok nikah pun boleh. Wkwk. Nah oke, sekarang deal kan perjanjiannya?" Tanya Pelangi
Mereka pun saling menumpukkan tangan masing-masing
"Deal!" Ucap ketiganya bersamaan
°°°°°°°
"Allo Binbinn" sapa Bulan saat melihat Bintang di perpustakaan
"Jangan panggil gue Binbinn! Udah gue ingetin berapa kali aja sih" kesal Bintang
"Ihhh, itu panggilan khusus taukk Binbinn" manja Bulan kepada Bintang
"Panggilan khusus buat orang yang udah meninggal maksud lo?" Tanya Bintang
"Bukan. Itu panggilan sayang. Xixixi" Bulan terkekeh dengan ucapannya itu, sedangkan Bintang hanya bisa bergidik
"Eh, Binbin tau nggak?" Tanya Bulan
"Nggak" jawab Bintang dengan gaya cool nya
"Ihh, belum aja gue nanya udah dijawab aja" kesal Bulan
"Apaan?" Jawab Bintang dengan memutar bola mata malas
"Lo ngerasa nggak sih kalo nama kita iti saling keterkaitan? Bulan dan Bintang. Mereka hidup saling berdampingan. Menerangi satu sama lain. Dengan memancarkan cahaya yang dimilikinya. Untuk menerangi malam yang gelap. Untuk menghiasi langit di atas. Harusnya kita itu kayak gitu" 
Jelas Bulan setelah membacakan seutas puisinya
"Lo pengen kita kayak mereka?" Tanya Bintang
"Hah? Iyaa bangett. Lo mau?" Jawab Bulan semangat empat lima
"Mau apaan?" Tanya Bintang yang tak mengerti sama sekali
"Gimana kalo kita pacaran?" Ajak Bulan kepada Bintang. Bintang pun membelalakan matanya
"Lo suka sama gue?" Tanya Bintang
"Sukaa. Suka banget pake D malah" jawab Bulan semangat empat lima tanpa mengingat perjanjian apa yang telah Bulan setujui dengan sahabatnya itu
"Tapi maaf, gue cuma anggep lo temen nggak lebih" ucap Bintang lalu pergi meninggalkan Bulan yang mungkin air matanya sudah tumpah menahan kesedihan.
.
.
.
.
.
.
Olla gaess. Me comebackk😘
Jangan lupa voment yha😉
Udah itu aja cukup. Hehe
Kasiaan Bulan kecewa. Kira-kira habis itu dia bakal ngapain? Hayoo tebakk:)
Yaudah, salam manis ya dari yang nulis😋wkwk. Hehe
Tunggu lanjutannya yaa gaess:v

MOON'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang