Hari ini adalah hari terakhir masa pengenalan sekolah tahun ajaran baru di SMA Purnell yang terletak di pusat kota. Seluruh peserta mendengarkan dengan baik larangan, aturan, atau perintah dari kakak-kakak OSIS yang berada dibarisan terdepan dengan arah berlawanan.
Sejauhh ini, belum terdapat pelanggaran atau pemberontakan yang dilakukan peserta.
"Karena hari ini adalah hari terakhir kalian mengikuti kegiatan ini. Gue dan yang lainnya ingin kalian membuat surat apapun sebagai bentuk pengaguman untuk siapa saja panitia yg menarik perhatian kalian."
Ucap seorang gadis yang memakai Almamater berlogo OSIS yang tertera disebelah kanan dada atasnya.Semua peserta melaksanakan apa yang diperintahkan dengan tenang tanpa bantahan sedikitpun.
****
"Kami sudah membaca semua surat-surat dari kalian. Tetapi, ada satu surat yang menurut kami sangat menyentuh. Dan problematiknya, sang pembuat surat ini melakukan offense. Bagi siapa saja yang merasa menulis surat ini, diharapkan maju kedepan."
Ujar sang ketua OSIS sambil menunjukkan sebuah kertas berwarna pink yang sudah terbuka lipatannya.Hening.
"Masih gak ada yang mau ngaku juga? Kalau gue hitung sampai tiga dan masih gak ada yang mau ngaku. Kalian semua kena hukuman!"
Lanjutnya dengan senyum smirk."SATU."
Semua peserta langsung ricuhh dan berusaha membuat si penulis surat mengaku.
"DUA."
"WOI NGAKU DONG!"
"Cepet elahh dari pada kita semua kena hukuman."
"LAMA BANGET SIHH, PANAS NIHH."
"TIG-"
"S-saya kak."
Ucap seorang gadis sambil melangkah ke depan dengan gugup."Bacakan!"
Perintah salah seorang anggota OSIS yang bernama Haikal Anzavi."Ta-tapi kak, sa-"
"Gak ada tapi-tapian, cepat!"
Si penulis surat pun mengambil kertas yang berada di tangan ketua OSIS tadi.
"Jangan lupa perkenalkan nama."
Ucap Bagas sang ketua OSIS."Perkenalkan, nama saya Aluna Baghraff."
***
Syafiqa,
Penulis amatir huhuh.Aluna Baghraff
YOU ARE READING
Understood
Teen FictionIngin rasanya seperti dulu.. dimana senyum mu menjadi penghilang rasa jenuhku. Yang mana aku hanya bisa memandangnya dari celah celah buku ketika dirimu lengah. Setiap kita bertatap mata selalu saja aku yang lebih dulu memalingkan wajahh, rasanya se...