Perintah

140 22 3
                                    

BAGIAN 1

~Dita saat di mall 📷:ayah Dita~
(Dita umur 15 tahun)

*******

Sudah lima tahun lebih Dita hanya dirumah. Bahkan Dita sekarang sudah berumur 15 tahun lebih. Jika Dita bersekolah layaknya anak seusianya, Dita sekara sudah masuk SMA. Tapi itu tidak mungkin bagi seorang gadis bernama Dita Oktarina.

Kegiatan sehari harinya hanya dirumah, membaca buku atau hanya sekedar mendengarkan musik. Kadang Dita juga pergi ke mall dan taman dekat rumahnya. Itupun ditemani ayahnya. Ayah Dita juga mau mau saja menemaninya. Asalkan satu, Dita tidak akan sedih dan menangis.

"Dita makanya yang banyak dong, makanya kurus kaya gitu orang makanya sedikit," bicara ayah Dita karena mereka sekarang sedang ada di meja makan

"Apaan si yah, daripada aku jadi obesitas mending kurus kan," jawab dita ketus

"Oh iya, ada yang perlu ayah bicarakan Dita" ayah Dita mulai serius, mungkin ayahnya terserang kangker atau apa jadi akan membagikan warisannya mungkin

"Iya.....apa yah?" Dita kepo

"Kamu sekarang kan sudah 15 tahun ayah rasa kamu sudah dewasa jadi-"

"Jadi apa dong apa masalahnya kalo aku 15 tahun?" jawab dita memotong pembicaraan ayahnya

"Kamu harus sekolah." Kata Dion, ayahnya itu dengan sangat jelas

Seketika itu dita diam tapi tak lama kemudian
"Gak. Aku baik baik aja sama homescooling yah"

"Tapi bukan soal itu Dita, kamu harus mengenal dunia luar, kehidupan sosial"

"Ayah ga inget waktu Dita kecil? Temen temen dita pada gak suka sama Dita" Dita mulai kesal sendiri

"Tapi itu kan dulu beda sama sekarang, pokoknya kamu harus sekolah. Kalo gamau juga ayah akan mengambil hp laptop dan semua barang yg pernah ayah kasih" Ayahnya mulai menakut nakuti

"Jahat banget si yah sama anak sendiri juga,   alasannya gak masuk akal," Dita mulai kesal dengan ayahnya. Dita meninggalkan meja makan dan lari menuju kamarnya.

*******

Tiba tiba Dita mulai menangis mengingat kejadian lima tahun lalu

Saat itu dita yang sedang memakan permen tiba tiba permennya direbut oleh temannya dan dibuang. Jelas Dita langsung menangis mungkin karena takut atau sayang permennya jatuh

"Heh jadi anak tuh ngga usah apa apa nangis deh cengeng banget si" anak perempuan yang datang dengan tiga temannya itu mulai menertawakan Dita

"Eh lo lucu ya kalo nangis, selucu monyet di kebun binatang," kata salah satu anak perempuan diikuti tawa teman temannya

Tiba tiba ada anak laki laki datang membawa bedak bayi, "nih pake ini biar tambah lucu," anak itu menyemprotkan bedaknya ke Dita. Tentu saja tangisannya makin jadi

"Abis ini lo gak usah ngadu ke guru ya, awas aja kalo sampe ngadu kaya kemaren," ancam anak perempuan dengan tubuh yang cukup tinggi, mungkin ketua geng atau apalah, kecil kecil udah geng gengan

Dita langsung berlari menuju toilet dengan masih menangis untuk membersihkan wajahnya yang penuh bedak. Anak anak yang tadi menonton mulai bubar

Tidak mempedulikan apapun setelah itu Dita pergi mengmbil tas lalu secepat kilat Dita berlari pulang.

Mengingat ingat masa lalu rasanya Dita itu anak yang tidak berguna, cengeng, dan dibenci semua orang. Dita berhenti dari lamunannya karena Ada seseorang yang datang Tanpa mengetuk pintunya, siapa lagi jika bukan ayahnya. "Ngapain ayah ke sini? Mau maksa?" Ketus Dita

RaditaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang