Makam Belanda

595 32 2
                                    

Hari begitu cerah, kicauan burung-burung berirama saling bersahutan. Pohon yang besar dan rindang menjadi keindahan tersendiri di tempat ini. Makam Belanda yang terletak di Malabar Pengalengan. Makam ini adalah tempat bersemayamnya Karel Albert Rudolf  Bosscha, seseorang yang sangat berpengaruh besar bagi tempat ini.

Frislly kali ini mengunjungi kota Bandung bersama Bobby dan tim yang telah dibentuk sebelumnya. Mereka bersepakat untuk mengunjungi kota-kota yang memiliki sejarah dan akan menceritakan kembali sejarah yang pernah terjadi daluhu sesuai dengan penglihatan Frislly.

Jantungnya berpacu dua kali lipat, ia sangat gugup berbicara di depan kamera, meskipun ia selalu percaya diri. Berkali-kali mereka mengulang karena ulah Frislly yang selalu terkekeh mendengar suaranya sendiri.

"Sekali lagi, Fris," ucap Bobby yang mulai geram.

"Iya kak, sorry. Aku gugup nih."

Frislly berdeham tiga kali, lalu mulai serius berbicara di depan kamera. "Halo semuanya. Aku mau ngucapin selamat datang di YouTube channel aku, Frislly Herlind. Nah pertama, aku mau ngucapin terima kasih kepada kalian atas respons positifnya. Kali ini aku dan tim akan mengajak kalian semua untuk menjelajahi tempat-tempat di Indonesia,"

"Mohon bantuannya ya teman-teman. Oh iya, jangan lupa like, commen and subscribe channel aku ini ya," lanjutnya dengan semangat yang seperti biasa.

Seusai pembukaan, mereka mulai mencari tempat-tempat yang sebelumnya telah mereka bicarakan. Saat ini Frislly berdiri tepat membelakangi makam Belanda, Karel Albert Rudolf Bosscha. Beliau adalah seseorang yang telah membangun perkebunan teh Malabar yang Kini menjadi milik Indonesia.

"Kali ini aku sudah ada di depan makam Bapak Bosscha yang telah membangun perkebunan teh di daerah ini. Tapi, kali ini aku tidak menemukan Beliau ada di sekitar sini. Tetapi, di sekeliling makam ini banyak wanita-wanita Belanda, mereka semacam menjaga makam ini. Aku nggak tahu siapa mereka soalnya dari tadi nggak ada yang mau bicara sama aku."

"Mereka ini cantik-cantik ya, terus mereka ini pakai baju selutut khas Belanda dengan topi di atas kepalanya. Sejauh ini mereka senyum sih melihat kedatangan aku."

❤❤❤

Kini Frislly dan tim pindah ke tempat yang lebih sejuk, banyak pohon yang tinggi-tinggi, namun pohon itu membuatnya bingung lantaran itu adalah tanaman teh yang berubah menjadi sebuah pohon. Pohon-pohon tersebut berjejer dengan rapi, salah satu di antara beberapa pohon terdapat kursi kayu.

Frislly duduk dengan perlahan dengan sedikit menggigit bibir bawahnya. "Aku di sini nggak sendirian. Ada nenek-nenek duduk tepat di samping kanan aku."

"Oh ya?" tanya Bobby memastikan, Frislly mengangguk mengiyakan.

"Iya. Jadi kalau kalian mau tahu kenapa nenek ini duduk di sini, itu karena pohon yang menjadi tempatnya dulu udah nggak ada, jadi dia milih tempat duduk ini. Kata dia kalau malam energi yang kuat di sini akan terasa banget," tutur Frislly panjang lebar.

"Kalau boleh tahu energi seperti apa, Fris?" tanya Bobby.

"Coba teman-teman lihat ke sana," tunjuknya pada salah satu pohon, lalu Bobby mengarahkan kamera sesuai arah tunjuk Frislly.

"Nah, penunggu yang ada di situ itu, sedikit menganggu. Karena di saat mereka tahu ada aku yang bisa berkomunikasi sama mereka, mereka seperti bertanya tujuan aku datang ke sini. Ya, aku sih sudah bilang kalau tujuan kita ke sini bukan untuk menganggu."

"Yang aku lihat sejauh ini, bentuknya itu aneh-aneh. Dan suasana sejuk di sini tuh udah nggak terasa, padahal di sini itu pohonnya tinggi-tinggi," lanjutnya.

"Nah, di sini 'kan auranya nggak enak, terus aura yang enak itu di bagian mana?" tanya Bobby.

"Oh iya, aura yang buat nyaman sih, menurut aku itu ada di makam Beliau, Pak Bosscha," ujarnya seraya tersenyum.

"Jujur, aku sih nggak takut ya kalau ada di sana, karena banyak sekawanannya Marsya yang bisa aku ajak main."

Setelahnya Frislly dan tim memutuskan untuk menyelesaikan kegiatan mencari tahu tentang makam serta kebun teh di kawasan Pengalengan. Mereka kembali ke penginapan untuk beristirahat, mengumpulkan tenaga untuk kegiatan selanjutnya di Kota Bandung.

Frislly Si IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang