Hi…
Happy Reading Guys!!!
Jangan lupa vote dan komennya!!!
JAM BERAPA KALIAN BACA INI?
****
Note : Happy birthday to aiikim_ wish you all the best for you. I'm sorry, actuality I will update last night, but I forget.
*****
My Playlist :
Blackpink – Kill This Love 🎶
***
Waktu berjalan begitu cepat. Tak terasa sudah satu bulan berlalu semenjak kejadian dimana Rose mabuk dan berakhir dengan, you know what I mean. Dan sungguh bila mengingat hal itu Rose merasa menyesal. Sangat amat menyesal. Jika bisa dirinya ingin memutar waktu kembali.
Dan hari ini, dengan mengumpulkan segenap keberaniannya, Rose mencoba tespack, alat kehamilan yang dibelinya diam-diam. Dan dengan tangan gemetar, Rose mulai mengambil tespack yang sudah berada dalam botol kecil. Dan setelah melihat hasilnya, pandangannya menjadi kosong.
Dua garis.
Hanya dua garis tapi mampu mengartikan semuanya. Hanya dua garis tapi berhasil menghancurkan dunia Rose. Hanya dua garis tapi sudah menyatakan bahwa dirinya hamil. Dirinya hamil anak Michael, bajingan yang sudah memperkosanya. Ah tidak! Itu bukan pemerkosaan tapi atas keinginan mereka berdua. Tapi tetap saja, harusnya bajingan itu tak memanfaatkan dirinya ketika mabuk saat itu.
Rose hancur. Rose menanngis. Tentu saja menangis. Memang siapa yang tak hancur ketika mengetahui dirinya hamil di luar nikah? Rose hancur. Rose takut.
Pikirannya mulai bercabang memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kedepannya. Bagaimana jika orangtua-nya tahu jika dirinya hamil? Bagaiamana jika kakak-nya tahu? Akan semarah apa keluarganya? Belum lagi, bagaimana jika bajingan itu tak mau bertanggung jawab? Sungguh memikirkan itu membuat Rose tak siap.
Namun, dengan sedikit tekad yang tersisa Rose bangkit dari duduknya, berganti pakaian dan berlalu pergi. Baru saja kakinya meninggalkan anak tangga, Bryan menghampirinya dengan tatapan yang sedikit tajam.
“Mau kemana?”
Rose gugup, tapi sebisa mungkin dirinya menyembunyikan kegugupannya. Meneguk ludah, kemudian menatap kakaknya. “Mau keluar sebentar.”
“Untuk apa? Jika tidak penting, tetap di rumah. We need to talk.”
Rose diam. Seperti dugaannya, Bryan akan mengajaknya bicara. Mengintrogasinya. Menanyakan kebenaran yang mungkin sudah sedikit dia ketahui dari tangan kanannya. Tapi yang tidak Rose pikirkan, kenapa secepat ini? Kenapa harus sekarang? Kenapa tidak nanti?
“Aku mau berkeliling sebentar. Sebulan mendekam di kamar ternyata membuatku sesak,” ucap Rose sambil terkekeh berusaha meyakinkan kakaknya.
Bryan diam. Dirinya tahu jika saat ini Rose tengah berbohong. “Yaudah hati-hati.”
Rose mengangguk kemudian mengecup pipi Bryan singkat, kemudian berjalan keluar mengendarai mobilnya. Tujuannya saat ini adalah Club dan Luxury Hotel, tempat dimana dirinya bertemu dengan Michael, bajingan sialan itu. Dengan menanyakan pada bertender yang ada disana, akhirnya Rose mengetahui dimana Michael bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Revenge
RandomBryan Matthew Lelaki tampan berdarah dingin. Dia bukan psikopat, tapi dia bertindak layaknya psikopat ketika orang yang disayangnya terluka. Kehancuran keluarganya menjadi faktor utama yang membentuk kepribadian seorang psikopat-nya. Dan untuk m...