Compare

42 7 7
                                    

Semua murid sibuk dengan apa yang mereka lakukan, ada yang sedang bermain game, memamerkan barang-barang mahal, berdandan, belajar dan sebagainya.
Sampai akhirnya aktivitas para murid terhenti karena datangnya Pak Suho.

" Selamat pagi semuanya? Apa kabar? senang bertemu dengan kalian."
Tetapi disini sama sekali tidak ada yang senang bertemu dengan Pak Suho.

"Baiklah, karena tidak ada yang menjawab bapak akan membagikan hasil ulangan minggu kemarin saja."

"Hah.." suara pun menjadi begitu ramai sekarang.

"Wae? apakah kalian saling berjanjian untuk menarik napas secara bersama-sama?" tanya Pak Suho.

Pak Suho tersenyum melihat apa yang dilakukan para muridnya.

"Jin, selamat kau mendapat nilai terbaik lagi."

"Terimakasih pak."

"Jimin, kau hanya beda tiga angka dengan Jin. Ayo tingkatkan lagi, pasti sangat seru jika kau dan Jin mendapatkan nilai yang sama."

Jimin hanya tersenyum mendengar perkataan Pak Suho, Jimin langsung menghampiri Jin. Ia langsung mengambil kertas ulangan Jin.

"Hah, bagaimana kau bisa mengerjakan sedetail ini?".

Jin hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari Jimin.

Pak Suho terus memanggil nama-nama sampai yang terakhir, Pak Suho menarik napasnya.

"Yaa!! Ha-Neul, mau sampai kapan kau mendapatkan nilai yang paling rendah?"

Ha-Neul langsung mengambil hasil ulangannya dan hanya membalas senyuman yang lebar untuk Pak Suho.

"Yaa! apa kau masih bisa-bisanya tersenyum seperti itu? Kau tidak mau naik kelas ya!"

Ha-Neul yang mendengar itu hanya menundukkan kepalanya.

"Cepatlah duduk, tingkatkan lagi belajarmu. "

****

"Ahhhhh.. akhirnya istirahat juga, ayo kekantin." ucap Ha-Neul dengan semangat sambil menarik lengan Eun Ae.

Akhirnya mereka berlima telah sampai dikantin dan sekarang sedang menikmati makanan masing-masing.

"Hei, lihat wanita itu! apa dia tidak merasa malu bergaul dengan Jin, Jimin, Eun Ae dan Yoongi. Mereka berempat itu memiliki keahlian masing-masing, sedangkan dia? menarinya saja sangat buruk."

"Ah, iya aku dengar club tari akan dibubarkan karena ya kalian pasti tahu club itu selalu buat bising! mengganggu kita semua yang sedang belajar."

"Hmm.. pasti club itu ingin membuat kita menjadi bodoh seperti mereka."
Wanita-wanita itu akhirnya tertawa.

Brakk
Wanita-wanita itu pun terkejut.

"Yaa! apa kalian tidak ada kerjaan? mengapa membicarakanku?"

"Ck, kok ini tidak punya sopan-santun ya." ucap salah satu dari wanita itu.

"Cih.. kau menanyakan sopan-santun? hei lihatlah apa yang kalian lakukan?"

"Ck, sudahlah Lisa jangan dengarkan wanita bodoh itu."

Mendengar hal tersebut membuat Ha-Neul semakin kesal, ia hampir saja menjambak rambut wanita itu. Namun Jimin langsung menarik tangannya untuk pergi, diikuti dengan Jin dan Eun Ae.

"Ya!! apa yang lakukan lepaskan tanganku."
Jimin tak menghiraukan dan tetap menariknya. Suara Ha-Neul begitu keras dan menarik perhatian seluruh murid.

"Ya! urusi saja hidup kalian." ucap Yoongi sambil menendang kursi dan akhirnya Yoongi pun menyusul pergi.

****

Mereka sekarang telah berada di rooftop sekolah.

"Ah, lepaskan sakit tahu! ". Ha-Neul langsung menghempaskan tangan Jimin.

Jimin menghembus napas kasar, Ia seperti sedang menahan amarahnya. Tapi hei kenapa jadi Jimin yang marah? yang marah itu harusnya Ha-Neul.

Melihat itu Eun Ae langsung mendekati Ha-Neul.

" Neul-ah jangan seperti tadi lagi hmm.. , bagaimana jika para guru mengetahuinya. Kau bisa terkena hukuman, apalagi sekarang kau sedang berusaha agar club tari tidak ditutupkan. Kalau kau tadi masih membuat keributan, itu akan dijadikan alasan untuk segera menutup club tari. Bagaimana bisa pemimpin club tari melakukan penyerangan kepada anak pemilik sekolah?"

Mendengar hal tersebut Ha-Neul langsung menghembuskan napasnya dan menundukkan kepalanya.
Ya, club tari akan ditutup karena para wali murid banyak yang mengeluh kepada kepala sekolah bahwa anaknya merasa terganggu dengan aktivitas club tari dan apa yang diucapkan Eun Ae itu benar. Apalagi Joy, ia pasti akan memanfaatkan kejadian tadi untuk mengadu pada ayahnya. Karena memang dia itu memiliki masalah dengannya, tapi hei Ha-Neul tidak pernah menggoda Sungjae.

"Jangan hiraukan mereka, mereka hanya orang-orang yang tak mengetahui cara memanfaatkan mulut yang mereka miliki." ucap Yoongi.

Ya sebenarnya Ha-Neul juga merasa bingung mengapa ia bisa berteman dengan mereka, apa yang dikatakan Joy dan teman-temannya itu benar. Mereka memiliki suatu hal yang dapat dibanggakan sedangkan dia? Hah.. sebenarnya Ha-Neul juga mengikuti club menari karena saat itu ia melihat acara tv "Produce 25" namanya. Disana ia melihat para traine yang menang dalam acara tersebut bisa menjadi terkenal, melihat hal itu ia berpikir untuk melakukan yang sama dengan mereka.
Jika Ha-Neul bisa menjadi artis maka ia akan membantu ibunya dan jika beruntung mungkin ayahnya akan mengenalnya pada saat melihat dirinya di tv, Ha-Neul rindu dan sangat ingin bertemu dengan ayahnya. Ini sudah 9 tahun, ayahnya pergi setelah berjanji akan kembali saat Ha-Neul menahan ayahnya yang akan pergi dari rumah dan sekarang entahlah Ha-Neul tak mengetahui keberadaannya.

"Hei sudahlah jangan bersedih mukamu sangat jelek."

"Yaa! Kau mau mati!" mendengar itu Ha-Neul langsung memukul Jimin.

"Aww.. Hentikan sakit.".
Jimin mencoba melindungi dan menghindari dari pukulan Ha-Neul.

"Hey, hentikan kalian seperti anak kecil. " ucap Suga mulai jengah.

Jin dan Eun Ae tertawa melihat itu.

-bersambung-

Haiiiiii, aku kembali hehehe...
Ada yang kangen aku?? Eh-
Ada yang masih nunggu kelanjutannya???
Jangan lupa votenya ya :")

Byeeeee 😊

Hello PurpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang