CHAPTER 5

55 23 8
                                    


Alumnice 5 :

CLUB

Sore itu, aku pulang ke rumah, bibi izin pulang karena pekerjaan sudah selesai. Kami memang tidak mempunyai pembantu menginap karena pekerja dirumah kami hanya bersifat sementara. Malam tiba, aku mengenakan pakaian ternyamanku untuk pergi ke club. Teman-teman menjemputku yang ternyata tidak hanya ada Keynan melainkan ada Zahra dan Anya.

Kami berangkat dengan heboh di mobil, kami bernyanyi dan bersenang-senang. Di Club aku hanya memesan teh berbeda dengan teman-temanku yang mencoba wine. Sebatang rokok ku sebat bersama teman-teman. Huft! Jujur aku tidak terlalu nyaman melampiaskan kekesalanku ditempat seperti ini. Tetapi dengan sahabatku membuat aku lupa akan berbagai hal termasuk telepon yang berdering puluhan kali. Aku tidak sadar jika Angga menelponku kami asyik bercanda dan bernyanyi disana sampai tidak terasa waktu menunjukkan tengah malam tetapi kami pulang jam tiga pagi, aku harus tidur sebentar dan bersekolah keesokan harinya.

Sementara di sekolah, Angga sudah lebih pagi berangkat dan menungguku. Dia duduk di bangku ku dan bercanda bersama Keynan.

"Pagi banget, Key?" Tanyaku yang ku kira akan jadi orang pertama berangkat diantara kamu berempat ternyata disana sudah ada Keynan.

"Udah biasa." Ujarnya.

"Buset!"

"Aku nggak ditanya?" Tanya Angga

"Kamu ngapain disini?" Tanyaku

"Ya nungguin kamu lah. Kenapa tadi malem nggak angkat teleponku?"

"Huft! Tumben posesif?"

"Ya, emang nggak boleh?"

"Tadi malam, ngaji sama temen-temen komplek." Ujarku berbohong. "Sampai malem di rumah bu Uyun abis pulang umroh."

"Oh ngaji?"

"Iya."

"Awas aja kalau bohong."

"Kenapa kalau bohong?"

Belum sempat Angga menjawab pertanyaan Nanda, seseorang memanggilnya. "Angga, dipanggil Zenka."

"Oh ya!"

"Astaga emang harus ya ketemu sama dia terus?" Tanyaku sedikit ketus. Jujur aku kesal sekali.

"Dia wakil aku, aku ada yang perlu dibicarain, Nan."

"Emangnya penting?" Entah mengapa pikiranku tertuju kepada Burhan pacar Zenka aku harus memarahinya karena tidak becus menjaga pacar. "Burhan bisa nggak sih pacar lo nggak usah gangguin pacar gue terus? Pacar lo dijaga dong jangan ganjen, murahan, norak, gatel kaya ulet bulu tahu nggak?" Ujarku meninggi hingga semua orang melihatku.

"Sudah sudah!" Angga menenangkanku.

"Burhan harus tahu pacarnya jelek kaya nenek-nenek, dia harus sadar, Ngga." Ujarku kesal.

"Iya udah udah aku temenin kamu ya. Kita ngobrol."

"Aku nggak suka kamu dekat dengan cewek itu, cewek itu iblis dia mau menghancurkan hubungan kita. Dia cuma pura-pura baik."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TWINFLAME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang