CHAPTER 3

44 18 7
                                    

Alumnice 3 :
Kolam Renang Sekolah

Pagi itu, aku berdandan seadanya. Namun Anya melarangku untuk berpenampilan biasa, dia ingin aku terlihat menakjubkan saat ini. Aku tidak tahu dia akan membuat aku seperti apa tetapi aku ikuti saja apa yang dia mau. Dia mendandaniku sebisanya, sungguh diluar ekspektasi. Aku merasa sangat canggung dengan penampilan ini, penampilan ini terlalu baik. Aku terlihat cantik hahaha terkadang confident itu perlu.

Kami berlenggang di lapangan sekolah seolah kami siap menggempur sekolah dengan penampilan kami. Aku siap bertemu Angga! Aku siap! Huft!

"Gue nggak berani." Ujarku.

"Anjir! Fuck bitch! Lo udah cantik begini masa nggak berani?" Ujar Zahra.

Mereka mendorongku sekencang mungkin dan menutup pintu, dari depan pintu aku melihat Angga sudah menungguku, dia menatapku yang begitu malu. Bolehkah aku nyebur saja?

"Maaf sudah bikin kamu nunggu lama." Ujarku.

"Hahaha, memangnya harus sampai dandan kaya gini?"

"Huh? Iya, awalnya aku tidak mau tapi teman-teman kampretku itu menyuruhku berdandan seperti ini." Aku gugup dan malu.

"Not bad, kamu cantik kok. Tapi, habis ini dihapus ya! Disekolah nggak boleh pakai make up."

"Iya."

"Kita bisa jalanin aja dulu."

"Maksudnya? Kamu suka sama aku juga?"

"Hust! Kita bisa jalanin saja dulu."

Jujur aku senang tapi aku tidak tersenyum sama sekali karena aku merasa ini tuh aneh. Bagaimana mungkin dia menyukaiku begitu saja?

"Tapi, kita backstreet saja ya. Mungkin aku tidak bisa selalu ada disampingmu."

"Iya."

"Ya sudah, hapus make up mu. Habis ini ke kelas!"

Dia meninggalkanku sendirian. Teman-temanku masuk dan menatapku cemas. Aku bingung, aku masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Aku menceritakan apa yang baru saja terjadi, Zahra loncat-loncat kegirangan sementara Anya dia berpikir sepertiku dia merasa aneh. "Lo nggak pakai pelet kan?" Tanya Anya kepadaku

"Enggak, lo pikir gue berani sama setan?"

"Apasih kalian? Bukannya ini namanya misi kita berhasil ya? Ya udah si yang penting lo sekarang sama ketos."

Namun, Zahra si mulut liar itu tidak bisa membungkam mulutnya dan mengatakan berita ini di kelas dengan lantang. "EVERYBODY PLEASE STAND! ADA BERITA HOT! SEKARANG KALIAN JANGAN PANGGIL NANDA IBU KETUA KELAS, PANGGIL NANDA IBU KETUA OSIS!!!"

"Maksud lo, Zah?" Tanya Keynan.

"YA DIA PACARAN SAMA KETUA OSIS LAH PAKAI NANYA LAGI LO, BEGO!"

"Tuh kan benar.." Keynan maju. "SUDAH DIBILANGIN GUE SAMA NANDA EMANG NGGAK ADA APA-APA. SEE?" Keynan menunjukkan foto saat Nanda dan Angga berboncengan.

"Astaga.. mereka beneran jadian?" Tanya Vani.

Sementara itu aku dan Anya sedang berada di kantin. Aku tidak tahu kehebohan itu, aku juga tidak memberitahu Zahra untuk tidak bicara dengan siapapun. Tetapi semua terlambat, saat aku dan Angga masuk ke kelas rasanya sangat aneh seperti semua mata memandangku. Aku hanya terdiam. Sementara diujung sana, Vani terus menggoda Angga, meskipun tidak terlihat begitu menggoda tetapi aku merasa aneh. Dia terus duduk disamping Angga dan mengajak Angga bercanda. Aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku ini siapa?

TWINFLAME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang