Part 2

21 3 0
                                        

"Temen-temen, udah jam 1 nih, ayo kumpul sini di lapangan."

Setelah diberi waktu ganti baju, Gery memberikan aba-aba agar kita segera ke lapangan untuk memulai latihan.

"Karena hari ini kak Dhanny ada urusan di kampusnya, jadi dia gak bisa ngelatih kita. Kita lancarin formasi yang dikasih kemarin aja ya hari ini."

"Siap!" Saut anak-anak paskibra.

Anak-anak paskibra langsung latihan secara mandiri yang dipimpin oleh Diego sebagai Danpas alias komandan pasukan. Hari ini terlalu terik untuk latihan paskibra, alhasil banyak diantara kami yang mengeluh. Kurangnya semangat karena tidak ada pelatih juga merupakan salah satu faktor kami tidak semangat hari ini. Gery sebagai ketua yang mengetahui hal ini segera mengambil tindakan.

"Guys! Kalian jangan males-malesan gini dong. Ayo semangat, kita latihan gak ada sebulan lagi nih. Liat deh tuh anak pramuka, mereka semangat banget. Masa kita kalah?"

"Ini panas banget Ger, boleh istirahat dulu gak sebentar?" Jawab Poppy.

"Kalian gak liat? Anak pramuka mulai latihannya sama loh kayak kita. Tapi mereka belom istirahat sama sekali. Coba tuh liat."

Sontak kita semua langsung lihat ke arah dimana pramuka latihan. Masih satu lapangan yang sama dengan paskibra, namun mereka lebih ke sisi pojok lapangan. Ada satu orang yang membuatku tak ingin melepaskan pandanganku dari anak pramuka. Kamu pasti tau siapa, hehe.

"Rai. Hello Rai. Latihan lagi ayo sini menghadap ke gue." Kata Diego menyadarkanku.

"Eh tunggu deh. Anak pramuka nanti yang turun demo anak kelas 7 nya Ger?" Tanyaku setelah aku melihat ada Reihan disana.

"Iya, kenapa?" Dijawab gelengan olehku.

"Yaudah, kita istirahat dulu 5 menit ya." Ucap Gery yang langsung disambut gembira oleh anak-anak.

"Vivi, kok kamu belom pulang?" Tanyaku setelah melihat Vivi, adek kelas paskibra.

"Iya kak, aku nungguin doi."

"Wah, doi kamu siapa?"

"Itu kak." Dia menunjuk. Spontan aku ikuti arah tunjukkannya.

What?! Reihan?

"Siapa? Reihan?" Tanyaku.

"Hehe, iya kak."

Astaga jadi aku menyukai seseorang yang sudah punya pacar? Gak gak. Ini gak boleh dilanjutin. Gak boleh suka sama Reihan. Tapi aku penasaran.

"Oh, dari kapan?" Tanyaku penasaran.

"Dari dua bulan yang lalu kak."

Ya wajar sih, gak mungkin cowok secakep Reihan gak punya pacar. Vivi cantik pula, manis, dan kurasa tingginya ga jauh beda dengan Reihan. Tinggiku mah apa atuh. Barisan di paskibra saja jadi buntut alias paling belakang ujung. Mereka cocok. Kalau aku sama Reihan, wah pasti diejek abis-abisan sama Salsa. Loh kok aku malah mikir kesana?

Setelah istirahat, kami latihan lagi di tengah teriknya matahari. Walaupun mataharinya sudah tidak tepat di atas kepala, namun tetap saja panas. Makanya tak heran jika kulitku menghitam.

"Teman-teman, latihan hari ini selesai sampai disini ya. Kalian boleh pulang sekarang." Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 4 sore.

"Tumben pulang jam segini Ger?" Tanya Willy.

"Lo gamau pulang cepet?"

"Wil! Udah deh gak usah komen. Gue mau pulang." Omel Poppy.

"Hahahaha." Anak-anak malah tertawa.

Keep or Release (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang