Salah satu usaha untuk mendapat hidayah dengan istiqamah dalam setiap amal. Hal ini disebabkan Allah saw. juga istiqomah memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang sungguh-sungguh bertobat. Setiap siang dan malam tiada henti Allah swt. menunggu tobat hamba-Nya sampai hari kiamat. Karena itu Allah swt. senang kepada hambanya yang istikamah, kalaupun amalan itu kecil seperti biji zarah. Tentunya Allah swt. lebih senang amal ibadah yang lebih banyak dan yang dilakukan secara istikamah serta ikhla semata-mata karena Allah swt.Allah swt. akan melipat gandakan amalan yang dilakukan dengan istikamah dan ikhlas, sehingga amal yang mulanya kecil menjadi besar nilainya di sisi-Nya. Salah satu langkah menuju keikhlasan harus melalui jalan istikamah, karena orang yang tidak terkesan dengan suasana dan keadaan dalam beramal akan mendapatkan keikhlasan.
Firman Allah ta’ala:
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah[1] maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. (QS. Al-Ahqaaf: 13)
[1] Istiqamah ialah teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal yang saleh.Apabila seseorang mengaku tawaduk kepada Allah swt., maka ia akan istikamah dalam beribadah. Hal ini penting sekali karena istikamah dalam beribadah dapat menghindari diri dari kelalaian (dosa). Setiap waktu selalu ingat untuk taat menjalankan semua perintah Allah swt. dan menjauhi larangan-Nya. Allah swt lebih menyukai orang beramal sedikit tetapi dilakukan terus menerus (istikamah), daripada beramal banyak tetapi dilakukan kemudian berhenti.
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَيْهَا وَعِنْدَهَا امْرَأَةٌ قَالَ مَنْ هَذِهِ قَالَتْ فُلَانَةُ تَذْكُرُ مِنْ صَلَاتِهَا قَالَ مَهْ عَلَيْكُمْ بِمَا تُطِيقُونَ فَوَاللَّهِ لَا يَمَلُّ اللَّهُ حَتَّى تَمَلُّوا وَكَانَ أَحَبَّ الدِّينِ إِلَيْهِ مَادَامَ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ
Dari Aisyah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatanginya dan bersamanya ada seorang wanita lain, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: Siapa ini? Aisyah menjawab: si fulanah, Lalu diceritakan tentang shalatnya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Tinggalkanlah apa yang tidak kalian sanggupi, demi Allah, Allah tidak akan bosan hingga kalian sendiri yang menjadi bosan, dan agama yang paling dicintai-Nya adalah apa yang senantiasa dikerjakan secara rutin dan kontinyu. (HR. Bukhari)Beruntunglah orang yang dapat melakukan ibadah yang bernilai utama dengan istikamah, seperti “ Shalat berjamaah di masjid, puasa Senin Kamis dan amal ibadah yang lain. Makin besar nilai suatu ibadah di sisi Allah swt., godaan dan tantangannya makin besar. Untuk mendapatkan ridha-Nya, perlu diperjuangkan dengan sungguh-sungguh dan tidak mengenal lelah.
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ يَا مَعْشَرَ الْقُرَّاءِ اسْتَقِيمُوا فَقَدْ سَبَقْتُمْ سَبْقًا بَعِيدًا فَإِنْ أَخَذْتُمْ يَمِينًا وَشِمَالًا لَقَدْ ضَلَلْتُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا
Dari Khudzaifah berkata, "Wahai ahli alquran, bersikap istiqamahlah kalian, dengan demikian kalian telah menjadi pemenang yang jauh, sebaliknya jika kalian oleng kanan kiri, kalian telah sesat sesesat-sesatnya." (HR. Bukhari)Orang yang terbiasa istiqomah dalam melakukan ibadah, maka dalam keadaan yang bagaimanapun tetap berusaha keras sekalipun, tidak menjadi penghalang untuk tetap melaksanakan ibadah, seperti : Shalat lima waktu, membaca Alquran, berzikir dan kegiatan ibadah lainnya.
Kalau masih memungkinkan untuk shalat berjama’ah pada waktu sakit, maka berusahalah sekuat tenaga untuk melaksanakannya, memohon kepada Allah swt. semoga terhalangnya (uzur) karena sakit, shalat sendiri yang dilakukannya dinilai sebagai shalat berjama’ah.
Semoga kita termasuk orang beriman yang istiqamah dalam setiap amal ibadah sesuai Al-Qur'an dan Hadits SHAHIH!. Aamiin...