Prolog

78 16 11
                                    

Sang surya mulai tergelincir tinggi di tengah birunya langit, sejajar dengan kepala gadis kecil yang kini sedang berjalan di trotoar jalan, bersama wanita berusia tiga puluh tahunan yang terlihat menggandeng tangan mungil gadis kecil tersebut.

Tidak seperti biasanya, jalanan di hari itu cukup lenggang. Hanya beberapa kendaraan bermotor saja yang terlihat berlalu lalang, dengan suara gas motornya yang kemudian memecah suasana hening siang itu. Bau polusi yang dihasilkan kanlpot pun, turut menodai udara di cuaca yang cukup panas tersebut.

"Ibu, kita jadi beli buah stroberi, kan?" tanya gadis kecil itu kepada wanita yang berada di sampingnya.

"Iya, sayang"

"Kita mau beli di mana, Ibu? Aku capek, nyari-nyari terus tapi gak ketemu-ketemu," gerutunya.

"Nanti juga ketemu, kok. Kamu yang sabar, ya"

"Iya, Ibu. Tapi kapan ketemunya?" sungutnya semakin menjadi, sembari menyeka pelipisnya yang mulai bercucuran keringat.

"Sayang. Kita gak boleh ngeluh terus, kita harus semangat. Ibu yakin, bentar lagi juga ketemu kok," sahut ibu dengan bijak.

Gadis kecil tersebut lantas mengangguk pasrah.

~*~

Beberapa menit berlalu, langkah mereka semakin tertatih. Kaki yang terus begerak semenjak pagi sudah lemas, dipaksa untuk terus berjalan mengikuti trotoar jalan yang panjang.

Entah harus kemana lagi mereka mencari buah stroberi yang diinginkan gadis kecil tersebut. Seluruh pasar terdekat telah dikunjungi, namun semuanya sudah habis. Di mini market stoknya sudah kehabisan. Bahkan, pedagang stroberi kaki lima pun tak kunjung nampak seperti biasanya.

Di tengah langkah mereka yang semakin melambat, pun dengan nafas mereka yang kian terengah-engah, mereka melihat seorang nenek tua yang tengah kesusahan membawa barang dagangannya. Punggungnya memikul tengkulak dan kedua tangannya masing-masing membawa tas besar yang berisi buah-buahan segar.

Ibu muda dan gadis kecil itu segera menghampiri sang nenek tersebut untuk membantunya membawakan barang dagangannya yang cukup banyak.

"Nenek, sini! Biar saya bantu bawa dagangannya, ya?" tawar Ibu muda.

"Oh, tidak usah, Nak. Nenek bisa bawa sendiri kok"

"Gak apa-apa kok, Nek. Ayo, sini!"

"Oh ya sudah. Makasih, ya Nak," jawab sang nenek sembari menyerahkan kedua tas yang dibawanya.

"Nenek mau kemana?" Tanya gadis kecil itu.

"Nenek mau pulang, Cu"

"Oh, ya sudah. Biar kami antar sekalian, ya Nek" ajak si Ibu.

"Aduh, jadi ngrepotin"

"Eh, enggak ngrepotin kok. Saya malah senang bisa bantu Nenek"

"Ya sudah. Sekali lagi makasih, ya. Nak, Cu," balas nenek sembari tersenyum ramah.

"Iya, Nek," sahut gadis kecil.

Akhirnya mereka berjalan bersama-sama menuju rumah sang nenek. Di tengah perjalanan, mereka pun sedikit berbincang-bincang kecil.

"Rumah Nenek dimana?" tanya ibu muda.

"Rumah nenek tidak jauh kok dari sini. Ada di sebrang sungai sana. Sebentar lagi juga sampai"

STRAWBERRY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang