1

2.9K 219 15
                                    

Jung Yong Hwa menatap bosan wajah dengan liptint menyala sewarna darah itu. Apa jika dia seorang aktris harus berdandan se-glamour itu? Atau rasa percaya dirinya hilang jika tidak ber-makeup dan ber-liptint tebal? Kulit wajah itu jika bisa bicara pasti protes selalu dibedaki tebal-tebal. Bibir itu pasti merasa capek dan lelah selalu diwarnai menyala. Namun berpenampilan mewah seperti sudah harga mati baginya, tidak peduli dalam kondisi bagaimana. Seakan, jika tidak demikian itu bukanlah dirinya. Maka berbibir menyala, ber-makeup tebal dan berpakaian branded serta tidak lupa heels 15 cm menopang kakinya.

"Ayo kita pergi! Sudah hampir terlambat." ajaknya kepada Yong Hwa seraya menyambar tas hermes dari tangan asistennya.
"Apa yang kau lakukan?" pelotot Yong Hwa menatap dari kepala sampai kaki.
"Whe?" dia pun turut memperhatikan penampilannya sendiri.
"Kita ini mau ke rumah duka, bukan ke night club." beritahu Yong Hwa gemas.
Bibir merah itu menyeringai kecil. "Majayo, itu sebabnya aku memakai pakaian serba hitam begini. Coat hitam, tas dan sepatu pun hitam. Aku sudah mirip burung gagak saja. Arra?" dia balas menyalak.
"Hapus lipstik dan makeup-mu! Itu sangat menggangguku."
"Aigo... apa aku harus pucat kayak  mayat untuk melayat orang mati?" belalaknya pula.
"Nde, kalau perlu. Kau sama sekali tidak menghormati keluarga yang sedang berduka."

Wanita berpenampilan glamour itu menghela napas jengkel. Dan masih mencoba melawan. "Disana nanti akan banyak kamera dan pasti akan ada televisi yang meliput, kau yakin aku harus menghapus makeup dari wajahku?" tanyanya marah.
"Nde, sebab kamera itu bukan khusus untuk meliputmu tapi meliput kondisi di rumah duka." Yong Hwa pun membentak tak kalah jengkel.
Dasar aktris amatir, tidak boleh ada kamera harus berpoles riasan wajah seperti sedang syuting. Katanya Hallyu Star papan atas. Tapi kelakuannya masih seperti seorang trainee. Yang tidak bisa membedakan live streaming dengan syuting. Dan masih saja bodoh membedakan acara duka dengan ajang pemberian penghargaan, meski sama-sama dihadiri para pejabat negara dan sejumlah nama tenar, aktor-aktris, sineas, musisi... bahkan sosialita, tetap saja konteks-nya acara duka cita.

Melihatnya diam karena dibentak, Yong Hwa pun segera menyusul : "Kau jangan coba mempermalukan aku di hadapan orang-orang penting nanti. Mereka akan tetap tahu siapa kau tanpa harus tampil menor seperti ini. Tapi kehadiranmu kali ini bersamaku, artinya kau membawa nama baikku. Jadi perhatikan siapa yang berjalan bersamamu, dan buatlah aku tidak merasa risih dengan dandananmu yang salah tempat ini!" tandasnya menunjuk wajah, sepatu dan tas.
Wanita itu menelan ludah. Artinya suaminya tidak suka dengan riasan wajah, sepatu dan tas yang akan ia kenakan.
"Raymond-ah!" teriaknya kepada penata gayanya.
"Ndeee..." seorang pria berwajah tampan namun kemayu menghampirinya.
"Ganti sepatu dan tasnya." dia melepaskan sepatu dan mengasongkan tas mahalnya. "Se Ra-ya... Kang Se Ra!!" sekarang berteriak kepada penata rias seraya berdiri, lalu melangkah kembali ke dalam kamarnya.

"Apa kubilang, kau akan pergi ke rumah duka. Bukan menghadiri fan meeting..." lelaki berkepala pelontos itu mengomel seraya memungut tas dan sepatu seharga selangit itu.
"Kau tahu tapi tidak bisa mengkondisikannya." Yong Hwa turut mengomelinya.
"Dia yang keras kepala, husband-nim! Aku sudah bilang, pake sepatu yang teplek saja... kau tahu dia bilang apa? Kakiku semakin pendek dengan sepatu tanpa hak, dilihat di kamera itu tidak bagus." cibirnya membuat Yong Hwa sebal. Sebal melihat bibirnya saat bicara, dan sangat sebal dengan panggilannya itu untuknya. Husband-nim!
"Makanya urusan penampilan dia, kau jangan mau kalah olehnya, sebab kau penata gayanya. Kau sudah dibayar mahal oleh agensi untuk dipatuhi olehnya."
"Nde, Husband-nim. Agueso." angguknya seraya segera pergi dari hadapan Yong Hwa, khawatir diceramahi macam-macam.

Untuk pergi melayat dia tidak menaiki van agensi yang suka mengantarnya kesana kemari, melainkan menaiki mobil mewah suaminya. Yong Hwa jelas tidak akan mau menaiki van~mobil para idol star. Setelah menukar heels dan tas hermes-nya, lalu menghapus riasan tebal serta menyala di wajahnya, dia tampil elegan dengan kaca mata hitam merk terkenal. Cantik berkelas, Yong Hwa pun tampak puas. Untuk bintang setop dirinya, fashion item apa pun yang dikenakannya selalu menjadi pusat perhatian. Begitu pula saat itu di rumah duka. Kehadirannya saja pun sudah mencuri perhatian, sebab dia aktris papan atas. Dengan seabreg penghargaan, digelari ratu drama sebab drama yang dibintanginya selalu menjadi jaminan perolehan rating tinggi.

Dan tak kalah menarik keputusannya menikah dengan seorang chaebol ditengah skandal cinta segitiga yang sedang membelitnya. Dialah Park Shin Hye. Yang tidak pernah gagal dalam berakting. Melangkah anggun di samping Jung Yong Hwa memasuki rumah duka. Putra seorang presiden direktur sebuah perusahaan ternama meninggal dunia karena kecelakaan, mendiang adalah kakak sahabat Yong Hwa. Sekaligus seorang pemilik sebuah agensi yang cukup banyak menaungi idol star terkenal. Maka tak ayal di tempat itu pun banyak hadir bintang-bintang ternama. Baik yang berada di bawah agensi yang dipimpin mendiang, atau pun kenalan dan simpatisan.

Selain bintang-bintang ternama, hadir juga pejabat negara, politisi, sosialita dan para pimpinan perusahaan. Hal itu menunjukan betapa networking yang dimiliki mendiang demikian luas. Yong Hwa langsung memburu sahabatnya yang tengah sangat berduka setelah memberikan penghormatan kepada jenazah. Ia memeluk pria sebaya dirinya yang menangis. Mereka berdua sudah seperti saudara, maka kepergian kakak sulung sahabatnya itu juga terasa menyakitkan baginya. Sedang Shin Hye hanya menunduk diam dengan gesture tubuh sangat menjaga kesopanan.

Di tempat yang hanya untuk keluarga dan sahabat dekat itu, tidak ada satu pun blits kamera. Tempat itu sangat privasi. Bahkan tidak satu pun bintang idola diijinkan memasuki ranah yang paling pribadi tersebut. Selain Shin Hye. Sebab Yong Hwa yang membawanya masuk. Hal itu pun tak pelak menjadi gosip diantara para pencari warta dan paparazi yang berjubel diluar, betapa eksklusifnya seorang Park Shin Hye.

"Dia sudah memenangkan semuanya. Popularitas, prestasi, suami chaebol... dan sekarang pengakuan dari kaum jetset negeri ini." komentar salah satu reporter.
"Nde, dia sudah naik kelas beberapa tingkat sekaligus. Dari sekedar Hallyu star biasa menjadi kaum sosialita..." timpal yang lain.
"Para haters pasti semakin menggila saja membencinya."
"Eoh, dan sasaeng pun pasti akan semakin sinting juga mengejar-ngejarnya."
"Iya."
"Itu... dia! Mereka keluar..." salah satu terdengar berteriak seketika menghentikan debat kusir para jurnalis dan paparazi. Kemudian seperti dikomando mereka merangsek maju. Tapi beberapa tim yang berseragam security, yang mengamankan area rumah duka lebih cepat dan lebih rapat lagi membuat barikade untuk melindungi setiap orang penting atau terkenal yang keluar atau pun masuk. Mereka hanya puas dengan menjepret atau merekam semampunya saja, sebab pengawalan tim security yang disiagakan melakukan pengawalan hingga jauh guna memastikan tidak ada paparazi atau sasaeng yang mengikuti.

Sementara itu, di dalam mobil yang dikemudi Yong Hwa tidak terdengar obrolan sedikit pun. Keduanya saling membisu. Bukan saja karena Yong Hwa masih turut berduka melihat kesedihan sahabatnya, namun seperti itu pula suasana yang terbangun sejak mereka meninggalkan rumah tadi. Mereka hanya tampak hangat sebagai pasangan di hadapan ratusan pasang mata dan puluhan kamera yang mengabadikan langkah mereka, di belakang itu mereka hanya 2 orang asing. Yang akan saling berbicara satu sama lain untuk hal-hal yang sangat penting saja. Mereka aktor dan aktris di dunia nyata. Dan meski Yong Hwa bukan aktor sebagaimana Shin Hye, faktanya dia pun sangat jago berakting.

Pernikahan mereka terjadi atas sebuah kesepakatan. Mereka bukan dua orang yang saling mencintai ketika memutuskan untuk menikah. Bahkan mereka tidak mengenal satu sama lain kala itu. Pertemuan tidak sengaja mereka di sebuah klub malam sekitar 3 bulan yang lalu, membuat Yong Hwa memutuskan untuk menikahi aktris terkenal itu. Sebuah pernikahan yang sama sekali tidak didasari oleh pemikiran matang.

TBC

Annyong!

I'm back, gejolak panas yg terjadi di Korea atas kasus Burning Sun dan kebakaran hutan turut b'imbas terhadap mood-ku dalam b'khayal. Dan ku sudah benar-benar malas unt menengok lagi WP-ku, hingga tanpa sengaja kumelihat foto terkini The Angel dgn short hair'y...

Seperti biasa, setiap ada gambar dia yg cukup menarik minatku unt kuedit, aku langsung m'editnya unt cover. Selama proses editing itulah hadir ide cerita ini dibenak, maka lahirlah ff yg kuberi nama 'Playing With Love'.

Harapanku, semoga aku bisa menyelesaikannya! Ttg 2 ff-ku yg blm rampung... he... mianh! Mood-ku unt membereskannya blm kembali... Dan entah akan kembali atau tidak...? Tergantung respons dari kalian semua. 

Finally, wellcome in my story... semoga kalian dpt menikmati!

Happy reading!!! 📖

Playing With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang