luka lama

24 13 2
                                    

Gue cuma tersenyum senang. Entah lah, sedikit perhatian yang ia berikan membuat ku terasa di syurga. Hanya hal kecil. Hal kecil saja. Sudah membuatku sangat senang. Bahkan amat sangat senang.

Disana terdapat video emak gue yang sedang marah marah dihadapan temen temen gue yang ada di tongkrongan. Ada sedihnya ada marahnya aja jengkelnya tapi itu semua terganti dengan rasa kasih sayang dan masih peduli dengan anaknya.

Anak mu ini memang tidak baik....
Keluarga pun mengakui itu.....
Anakmu tidak juga sebejat keluarga yang saling membeda kan.....
Anakmu tak sesempurna ekspentasi seperi bidadari disyurga....
Tapi...
Setidaknya aku bisa menjadi diriku sendiri....
Kau mau menerimaku, aku bersyukur...
Kamu mau menghinaku, aku tak peduli...
Karna aku sadar yang menilai diri orang adalah orang lain bukan diri sendiri....

Gue ngga langsung buka pesan di hp, malah membuka aplikasi gojek dan memesan nya dua. Untuk gua sama Andini.

"Din lo mau pulang kaga? Gue udah pesen gojek"
"Boleh dong"

10 menit menunggu bang gojek dateng, agak ganteng tapi kayanya udah beristri.

🌻🌻🌻

Sampai dirumah, gue udah siapin mental dari jauh jauh sebelum gue mau pulang. Pengen banget gue nunjukin mendali emas yang gua bawa dari hasil perlombaan, pengen rasanya gue kalungin ke leher emak gue, pengen rasanya nanti dipeluk terus diucapin 'anak emak pinter'.

Tapi ternyata hanya khayalan indah semata. Emak gue udah nunggu didepan pintu sambil bawa.hhhmmmm semacam rotan tapi bukan rotan.

"Eemmaakk aku pulang, aku menang... Aaawwww"
"Anak cewek kok magrib baru pulang! Siapa suruh masuk kedalam!"
"Kaga ada makk, ya maap lah, pan biass..."
"Kaga usah ngeles, bisa aje, sekarang baru mau minta maap!"

"Maakk dengerin Ilma dulu, ilma kan juga ada keperluan dan ini bukti kalo Ilma anak berprestasi".
"Apa? Cuma mendali emas kaya gini?!"

JJJLLLLEEEEPPPP

"Emak kaga tau? Aku nih mak, pengen rasanya pulang bawa prestasi dipeluk sama emaknya, disayang, dicium, di perhatiin, disemangatin, biar kaya ABANG!

Ah sudah lah, percuma saja perjuangan ku SENDIRI demi membuktikan pada Emak dan keluarga kalo aku, ilma yang katanya anak nakal ini bisa jadi juara, nyatanya mereka semua malah menganggap aku ini sedang kesamber.

Kukira Emak nanti bakalan peluk Ilma erat erat, mencium pelipis Ilma, menyalami, dan menangis haru atas prestasi Ilma,

Kurasa aku tak perlu ribet ribet berjuang dan memikirkan soal hargadiri dalam keluarga. Mungkin ada abang disini udah cukup bikin semua tertawa seneng, ketawa bangga, aku pamit, jangan cari aku lagi"

Puncak kemarahan gue ada disini, disaat gue berhadapan langsung dengan orang tua yang dari dulu sampai detik ini merawatku.

Boro boro nampar, natap mukanya aja gue udah ngeri.

Gue masuk kemamar, mengambil buku kosong dan bolpen terus masukkin dalam tas, tak lupa juga membawa baju ganti satu doang.

Dengan pd nya gue membantingi mendali yang khayalah gue bakalan gue kalungkan pada leher emak gue.

Dan terdengar suara tangisan sesegukan dalam perjalanan Ilma keluar rumah.

💎💎💎

Hujan gerimis....
Sepertinya kau juga turut merasakan kesedihanku..
Dan kuharap kau bisa melarutkannya itu....
Entah aku berjalan tanpa tujuan...
Menelusuri setiap jalan....
Jalan penuh kenangan.....
Mungkin dulu aku lebih baik bersama Nika...
Tenang dialam sana....
Tanpa beban dan masalah remaja...
Aku kan hidup bahagia...
Disyurga....

"Anjir, kepala gue sakit banget, kok pohonnya muter muter?"

Gllubbaakk

"Oktaa lepasin tangan muuuu"

"Aawww sakit taa, rambutku bisa bisa hilang setengahh"

"Okkttaa kenapa kamu benci banget sama aku?"

"Kan aku baik sama okta?"

"Okta kok jahat sama Nika, Nika anak yang baikk"

"Lo ngga usah sok ngebaik baikin diri lo sendiri! Lo lihat gara gara nyokap lo, nyokap sama bokap gua jadi pisah!! Gue ngga terima dong" kata Okta dengan nada sombongnya.

"Engga Okta, kamu salah, ibu aku baik kok orangnya, dia ngga mungkin kan ngerebut ayah Okta, Nika tau kok... Nika ngga punya ayah, Nika juga pengen rasanya disayang ayah. Kata Ayah Okta, dia cuma kasihan sama Nika, tapi..."

PPLLAAKK

"LO EMANG PANTAS DIKASIHANI!!!"

Kini kesabaran Nika mulai habis, Nika langsung menjambak balik rambut Okta dengan tangan kiri, tangan kanannya ia gunakan untuk menutupi darah yang mengalir dari kulit rambut yang telah terkelupas akibat dijambak.

"LOO UDAH BERANI YA!!"

Lalu Okta memukul pipi Nika hingga ia terjatuh dan terpeleset kedalam sungai, Okta mulai panik. Karna tak ada jeritan atau permintaan tolobg terdengar.

"Nik??"
"Lo masih hidupkan?"

Dan lagi lagi tidak ada balasan..

"Niikk??"
"NNIIKKKAAA"

Okta panik dan ia menangis menunduk dipinggir sungai, menyesali perbuatan yang telah ia lakukan. Dan berharap Nika masih bisa selamat dan Okta ingin meminta maaf yang sebesar besarnya pada dia.

"NNNNIIIIKKKKAAAAAA" seru Ilma dari kejauhan menuju ke tempat kejadian. Ia baru datang karena Okta sudah meminta maaf dengan Nika, dan bodohnya Ilma percaya itu dan membiarkan sahabatnya yang sangat membutuhkan dirinya pulang dengan musuhnya sendiri.

"Nika dimana? NIKA DIMANA HAH?" Tanya Ilma memaksa sambil menggoncang goncangkan tubuh Okta. Okta hanya menunjuk ke arah sungai sambil sesegukan. Tak sadar, ternyata di sela sela jemari Okta masih banyak helai rambut dan darah yang terselip. Ilma mengetahui itu.

"LOO APAIN DIA HAH? INI RAMBUT NIKA KAN? DIA BERDARAH!!! LO APAIN ANJING!" Seru Ilma dengan sangat murkanya dan menendang tubuh Okta yang lunglai.

"Lo masih bully dia? Lo masih ngga terima? Lo bisa puas setelah lo bisa melihat Nika tersiksa? Kali ini lo menang men!" Lanjut Ilma sambil mendoroang tubuh Okta sedikit kebelakang.

"Lah gue lebih ngga terima, orang tua gue pisah! Gue hidup sendiri! Gue hidup sama nyokap gue yang ngga bisa kerja! Gue sekarang miskin gara gara nyokapnya Nika ngerebut bokap gua!" Seru Okta dengan sisa tenaganya.

"La gue lebih ngga terima kalo Nika ngga pernah bahagia! Dia punya penyakit leukemia akut! Dia selalu menderita, kemana mana dia merasa kesakitan! Dia lebih jauh tangguh dari pada lo! Lobpernah melihat dia menangis sedih? NGGAK KAN!! DIA ITU MALAIKAT NGGA KAYA LO BABI! Dia juga ngga punya apa apa dari dulu! Dia hidup sesederhana mungkin! Baru saja dia mendapatkan kebahagiaan di sisa hidupnya yang ngga lama lagi lo kembali merebutnya! Dan ia tersiksa lagi! Sakit tau ngga sakit!!"

Up niyee :*

maap dah nunggu,

Ini hadiahhh tauuukkk

COMEN:)

Thank's My Brother!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang