***"Nope!" Jeremy berseru dari tempat duduknya di depan ruang ganti department store ketika Anya mencoba pakaian kelima. Setelah sesi terapi pagi mereka dan tangan lumpuhnya sudah dilatih, mereka pergi keluar untuk makan siang. Melihat cara Anya bersikap di depan publik adalah sebuah penyiksaan bagi Jeremy.
Anya cenderung bereaksi bukannya berpartisipasi di dalamnya, atau bahkan berinisiatif. Ketika diajak bicara, ia menjawab. Ketika diberi sesuatu, ia menerima. Tapi ketika dunia tidak berinteraksi dengannya, ia seperti berada di dalam gelembung. Ia bahkan tidak melihat orang orang di sekelilingnya ketika di restoran.
Untuk alasan apapun, Anya bersikap seolah-olah ia memang tidak perlu membuat riak ombak lagi di dalam kolam. Bagaimana dengan Jeremy? Ia lebih suka pendekatan yang agresif, tapi ia tahu hal itu bukan untuk semua orang. Jika Anya ingin dokter sialan itu memperhatikannya, biar bagaimanapun Jeremy harus membuat percikan kecil. Untuk itu, ia memulai dengan mengubah penampilan luarnya terlebih dulu.
Ketika mereka selesai makan siang, Jeremy mengatakan pada Anya tentang rencananya untuk membawanya berbelanja pakaian. Tentu saja Anya menolak, tapi ketika ia mengancam akan membakar setiap helai pakaian di lemarinya, akhirnya dengan enggan si puan berubah pikiran. Jeremy sangat terkejut ketika tidak menemukan sehelai pun pakaian yang layak di lemarinya. Jelas terlihat ia memang memiliki masalah dengan tubuhnya, meskipun dalam pola pikir Jeremy, ia masih tidak tahu mengapa. Tubuhnya ramping dan fit. Payudararanya penuh, dan ia harus menumbuhkan rasa percaya diri wanita itu jika Anya berpikiran bahwa setiap pria ingin bermain dengan sepasang payudara Dolly Partons. Tapi Anya adalah seorang wanita yang sangat cerdas, sehingga seharusnya ia mengetahui bahwa hal itu konyol, kan?
"Kita coba yang lain." Ucap Jeremy. Asisten wanita yang melayani mereka telah memilih semua pakaian yang menonjolkan tubuh Anya dan bukan menyembunyikannya. Jeremy menyetujui semua yang telah dicobanya. Dari celana jeans pendek berkancing untuk musim panas, Anya terlihat menarik dalam setiap pakaian yang ia coba.
"Ini kayaknya terlalu berlebihan nggak sih. aku ngerasa ngga cocok." Karena asisten mereka sedang membantu pelanggan lain, dia mengasumsikan bahwa itu adalah "Little Black Dress" yang harus ada di setiap lemari wanita.
"Kamu keluar dulu, aku belum lihat. apa aku aja yang masuk. nggak masalah sih." Anya mendesah putus asa dan menggerutu menyuarakan nama Jeremy bercampur ancaman—yang sangat tidak menyenangkan pada kejantanan pria itu— Namun Jeremy tersenyum. Dia tidak bisa menahannya, Anya sangat menggemaskan ketika marah.
Akhirnya Anya membuka pintu kamar ganti dan berjalan beberapa langkah hingga berdiri di hadapan Jeremy.
"Bajunya ngga sopan." Anya protes. Jeremy mengamati dengan pelan dan tidak bisa melihat bahwa itu bisa dikatakan tidak sopan. Bahkan Jeremy sangat kecewa. Meskipun gaunnya memiliki potongan dada yang rendah, itu tidak serta merta memberikan pemandangan yang ia inginkan. Gaun malam yang klasik, bagian depannya menutup lurus terus sampai paha.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEDUCING CINDERELLA
Romance"Kesempatan Jeremy Sutan sebagai petarung Mix Martial Art untuk merebut kembali gelarnya sebagai juara kelas berat ringan hancur berantakan ketika ia cedera hanya beberapa bulan sebelum pertandingan ulang dilaksanakan. Untuk memastikan bahwa dia sem...