5

161 15 1
                                    


cw// provanities🔞

***

ANYA merasa bahwa sepertinya dia baru saja menjual jiwanya kepada iblis, dan dia tidak bisa mengabaikannya. Selama hidupnya dia tidak pernah merasa begitu diinginkan, begitu diidamkan. Jeremy membawanya kedalam kobaran api itu, dan dia dengan senang hati masuk lebih dalam lagi. Udara di sekitar mereka terasa lembab dengan serangkaian aroma elekrik. Aroma keringat membaur dengan aroma jasmine dari samponya, dan aroma tubuh Jeremy yang mengingatkannya akan laut dan matahari.

Jeremy membenamkan wajahnya di leher Anya. Perempuan itu tidak pernah menyadari bahwa ada banyak hal menarik yang bisa dilakukan dengan leher seseorang. Mencium, menghisap, menggigit, menjilat. Setiap tindakan bahkan terasa lebih menggairahkan dari pada sebelumnya dan itu semua membuat dirinya sedikit demi sedikit kehilangan kewarasan.

Pria itu bergerak seolah dia sudah dilatih sepanjang hidup untuk melakukan hal ini, bukan menjadi petarung. Anya tidak pernah mengalami sesuatu yang sedekat ini dengan mantan suaminya. Jeremy melakukan semuanya sendiri sedangkan yang Anya lakukan hanyalah melingkarkan lengannya di bahu pria itu, membenamkan jemarinya kedalam punggung kuat Jeremy, dan berusaha bertahan.

Dengan satu tangan Jeremy meraih paha Anya menarik pinggulnya saat ia melakukan dorongan erotis. Posisi yang baru ini membuka tubuhnya lebih lebar lagi, membuat tangan kuat Jeremy memberi gesekan nikmat di pusatnya. Tiba-tiba ia berharap pakaian mereka akan terbakar dengan tiba-tiba, terlalu banyak penghalang diantara mereka.

"I really want to be inside you," desahnya di rahang Anya.

"I can't remember the last time I was this hard,"

"But it's a good thing, isn't it?" Dia mundur sedikit untuk melihat kebawah tepat kearah Anya. Dan betapa beruntung dirinya, karena itu juga memberinya ruang untuk menelusuri, mencubit, dan menyiksa putingnya dengan tangannya yang bebas, menimbulkan desahan 'oh', 'god', dan disertai beberapa erangan lainnya.

"Good and bad. Good because it means I'm really hard because of you. Bad because it means I'm going to embarrass myself for not being able to last more than a few more minutes,"

"really?" Anya mencoba mengingat kegiatannya bercinta di ranjang yang berlangsung tidak lebih dari beberapa menit, dan itu sia-sia. Dia masih mengasumsikan bahwa hal itu adalah normal, tetapi Anya tidak mengatakan hal itu pada Jeremy. Ia mencoba terlihat acuh tak acuh ketika kembali bertanya.

"Emang, berapa rata-rata waktumu?" Jeremy tertawa ketika dia mengangkat tubuh Anya dengan kakinya yang melingkari pinggangnya, kemudian menekannya ke dinding. Mata Anya hampir sejajar dengan milik Jeremy saat ini, hingga membuatnya mustahil untuk tidak terpaku menatap iris berwarna coklat-lumut itu.

"Itu sama dengan pertanyaan pria ke wanita tentang berat badan. Tapi nggak masalah, karena aku percaya diri." Itu tidak sepenuhnya menjelaskan apa pun pada Anya, tetapi terdengar seperti cukup menjanjikan. Hanya saja Jeremy tidak membiarkan wanita itu untuk mencernanya lebih dari sedetik sebelum akhirnya dia menciumnya dalam sebuah ciuman yang panas.

Lidahnya menggali di antara kedua bibir Anya dan memijatnya. Jeremy terasa seperti mint Songcolate Andes, seperti rasa pasta gigi dan protein shake, tetapi membuat Anya ingin menghisapnya lebih dalam lagi hingga dia meleleh di dalam mulutnya. Jeremy menekan pinggul Anya ke dinding, hingga tangannya dengan bebas menjelajahi tubuhnya. Ketika dia kembali mencium Anya, jemarinya menelusuri lipatan pantatnya dan turun untuk membelai bagian tubuhnya yang membengkak, sementara tangan yang lainnya bergerak ke bawah bajunya dan menyingkap sebagian bra-nya untuk mendapatkan akses ke payudaranya yang kencang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEDUCING CINDERELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang