5

17.9K 1.4K 148
                                    

Aliran listrik kecil menyetrum salah satu syaraf Zale. Zale, pemimpin para Siren yang sekaligus ayah dari Genevieve mengerenyit setelah mengetahui arti dari setruman itu.

Diambilnya trisula pemerintahannya dan dia bangkit dari kursi takhtanya. Para siren di sekelilingnya menoleh, ingin tahu jika raja mereka memerlukan sesuatu. Mata mereka bersinar di gelapnya sarang siren, di mana sinar matahari tidak sampai. Memperhatikan raja mereka yang sudah tegap hampir 7 meter panjangnya.

"Moray" suara rendah dengan nada khas bijaksana yang kental terdengar dari Zale.

Moray tersentak ketika sedang membersihkan kukunya dari sisa daging buruannya hari ini. Yang dipanggil itu sempat tegang, takut walaupun belum tahu ada apa gerangan. Dengan pucat dia pun berenang mendekat pada raja nya dan berhenti tepat dibawah takhta itu.

"Ya, raja?"

"Apa kau tahu apa yang terjadi pada Genevieve?"

Pertanyaan itu kembali membuat Moray menegang dan lega sekaligus. Setidaknya sang raja tidak punya masalah dengannya. Namun di sisi lain, soal Genevieve, akhir-akhir ini dia jarang bertemu dengan teman sejak kecilnya itu.

"Insting memberitahuku jika Gene menggunakan sihir yang cukup besar untuk sesuatu. Apa kau tahu sesuatu tentang itu?" lanjut Zale.

"Maaf, raja. Genevieve dan saya sudah beberapa hari tidak bertemu jadi saya kurang tahu apa yang terjadi. Namun, satu yang saya ingat, Genevieve pernah bicara soal bertemu dengan manusia yang tinggal dekat karang sana."

"Manusia? Apa Gen menghampirinya?" layaknya seorang ayah, Zale terlihat khawatir mendengar kabar anaknya.

"Genevieve bilang pernah bertemu, saya tidak tahu apa yang terjadi setelah itu" jawab Moray menggantung.

Zale terdiam, tidak bisa memaksa Moray mengetahui segalanya saat ini. Berbagai hal mulai berlalu lalang di dalam pikiran Zale.

Manusia, ya manusia. Kenapa Genevieve mengeluarkan begitu banyak kekuatan sihir padahal dia bisa dengan mudahnya membunuh satu manusia dengan cakar atau taringnya? Selain itu, meskipun membunuh satu manusia bukanlah hal yang sulit, tetapi siren tidak diizinkan seenaknya membunuh manusia yang tidak diizinkan oleh "Sang Penguasa Langit" kecuali dalam keadaan terdesak. Ada apa sebetulnya? Apa Genevieve dalam bahaya?

"Moray, hampiri anakku itu dan tanyakan semuanya padanya" tutup Zale, sembari dia kembali bersandar pada takhtanya.

"Baik"

***

"Gen!"

Ekor merah indah itu mengayun, mendorong si empunya agar berenang mendekat pada siren biru yang menatap permukaan laut dari bawah. Moray menghampiri Genevieve yang sudah beberapa hari ini seperti mengasingkan diri dari para Siren. Genevive menoleh, mata bagai serigala itu menatap tajam Moray yang mendekat. Entah mengapa seperti ada ambisi terpancar dari sana.

"Aku mencarimu kemana-mana. Ternyata disin- ...Huh? Kenapa kau?" tanya Moray begitu sadar tatapan si pengeran siren itu. Moray membalasnya curiga.

"Moray" alih-alih menjawab Genevieve justru hanya memanggil nama temannya. Senyum terukir di sana memperlihatkan deretan taring milik Genevieve.

"Apa mungkin manusia bisa berubah menjadi siren?"

Moray terbelalak, "Haaah? Genevieve, kau ini kenapa? Apa kepalamu terbentur? Atau kau menantang langit sehingga langit menyambar kepalamu dengan petir?" balas Moray panik.

Tangannya yang bersisik merah itu menggerayangi kepala Genevieve dan membolak-balikannya. Mencari apa ada bekas luka atau tidak. Namun yang punya kepala hanya diam saja, pasrah kepalanya dipermainkan Moray.

The Male SirenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang