1

22.4K 1.7K 92
                                    

Sekitarku bergoyang. Kepalaku jadi pening karenanya. Meski mataku terpejam, alam bawah sadar memberitahu kalau tempatku berbaring tidaklah stabil.

Gempa kah...?

Perlahan aku membuka mata dan mengerjap. Hal yang pertama kulihat adalah langit biru. Langit luas tanpa awan itu menyambutku. Aku merasa seperti berada di laut dan ini terasa begitu nyata, bahkan burung camar dengan suaranya juga ada.

Aneh? Seingatku aku sedang tidur di kamar.

Kugerakan tubuhku untuk bangkit. Tanganku terulur memegang apapun yang bisa kuraih. Lalu kutemukan pinggiran perahu yang reot untuk bertumpu. Kemudian perahu itu bergoyang kembali akibat gerakanku.

"Ah..!" aku sadar.

Ini dimana?

Semua yang kulihat hanya dua warna biru berbeda yang membedakan langit dan laut. Laut ini terasa menakutkan karena begitu tenang. Tidak ada ombak, tidak ada kemegahan gelombangnya atau desir air. Laut ini tenang seperti ada monster sedang diam di bawahnya.

Ombak seperti menghindari. Angin dan desau angin pun menjauh dari tempatku. Hanya aku yang berlayar kesini dengan perahu reot tanpa tahu apa-apa.

"Kenapa aku disini?" tanyaku khawatir pada diriku sendiri. Peluhku jatuh, tanganku mulai gemetar. Mataku berkeliling melihat sekitar, atas dan bawah. Lalu saat telah selesai menelaah laut di sekitarku, aku menyadari bahwa warna air tepat di bawahku terlihat lebih gelap dari di sebelah sana.

Tidak ada yang menudungi tempatku, semuanya terkena sinar matahari yang sama. Kenapa gelap? Apa jangan-jangan... Sesuatu sedang benar-benar berada di bawahku?

"Marine"

"Siapa?!"

Ada suara yang memanggilku. Aku yakin sekali. Suara laki-laki. Tapi di mana? Aku tidak melihat siapapun.

"Marine"

Dia memanggil lagi. Segera kulihat sekelilingku dan hasilnya nihil. Aku tidak melihat siapapun. Hanya ada aku sendiri diatas perahu reot ini.

Lalu aku tersadar.

Jika dia tidak ada diatas... Apa mungkin dia ada di bawah?

Aku menunduk perlahan, pada air laut yang berwarna lebih gelap ini. Nafasku tiba-tiba terasa berat seiring semakin gelapnya air laut itu.

Meski takut, aku tidak bisa menahan diriku untuk terus memperhatikan. Sesuatu datang dari bawah perahuku. Terdorong penasaran, aku jatuh pada lututku untuk melihat lebih dekat.

Kini airnya mulai beriak. Memang ada sesuatu di sana. Sesuatu yang besar dan hidup. Bodohnya, aku justru mengulurkan tangan untuk menyentuhnya.

Sampai tiba-tiba, tangan berkuku sangat panjang dan tajam itu mencengkram pergelanganku.

Kurang dari sedetik, aku ditarik ke dalam laut. Meninggalkan perahu rapuh itu terguncang sebentar lalu stabil kembali.

Pemandangan berubah drastis. Dari nyatanya kehidupan di atas air menjadi buram dan gelapnya kedalaman laut. Buih-buih tercipta seiring aku ditarik lebih dalam oleh makhluk itu dan rasanya sesak.

Mataku mulai berusaha fokus jauh lebih keras dari sebelumnya. Aku berusaha melihat siapa, atau apa yang di depanku saat ini. Seenaknya menarik tanganku dan membawaku entah kemana.

Lalu dia berhenti.

Dari buramnya pemandangan di bawah air aku masih bisa melihat. Makhluk di depanku ini memiliki bentuk yang sangat aneh tetapi berwarna sangat cantik. Platinum kebiruan yang redup akibat cahaya matahari yang tidak sampai pada kedalaman ini. Aku berani bertaruh dia terlihat sangat indah dibawah matahari. Namun untuk wajahnya, entahlah. Air laut membuatku sulit melihatnya.

The Male SirenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang