Na Jaemin wujud nyata ketua OSIS yang sering kali berada dalam fiksi remaja atau pun bayangan siswi-siswi jaman now.
Dia baik, ramah, sopan, pintar, tampan, romantis mungkin. Lagi pula tidak ada yang tahu. Belum ada yang berhasil memikat hati Jaemin sampai saat ini.
Yang menyukainya banyak namun tentu Jaemin adalah cowok pemilih dan kebanyakan cewek yang mengakui perasaan nya pada Jaemin bukanlah kriterianya, kebanyakan dari mereka adalah cabe-cabean atau pun jalang pantas Jaemin tidak pernah memiliki pacar sampai sekarang.
Sedangkan perempuan yang biasa saja dan tidak pernah aneh-aneh hanya diam menunggu Jaemin peka dengan perasaan mereka kalau begitu sampai lebaran monyet pun gak bakalan terjadi.
Kamu salah satunya perempuan yang berkhayal memiliki kekasih seperti Jaemin tapi tidak memiliki keberanian untuk mendekati Jaemin bagaimana bisa Jaemin tahu tentang perasaan kamu.
Disini kamu sekarang. Depan mushollah. Enggak kamu nggak sholat, kamu cuma nemenin teman kamu sholat dan modus dikit siapa tahu doi peka. Gak mungkin.
Jadi mushollah sekolahan kamu itu depannya ada lapangan basket dan kebetulan banget jam ini kelas Jaemin lagi pelajaran olahraga. Tepat didepan sana Jaemin sedang bermain basket bersama teman-temannya.
Kamu terus memperhatikan wajah Jaemin bahkan kamu tidak menyadari jika bola basket mengarah jelas kearah mu.
Untungnya kamu gak sampai terkena hantaman bola itu. Bola itu berhenti tepat didepan kamu dan sekarang kamu bingung mau gimana. Kalau kamu kasih bolanya kesana kamu bakalan salah tingkah, kalau Jaemin yang ambil bolanya kamu lebih salah tingkah.
"(y/n) ambilan bolanya dong." bukan, bukan Jaemin yang bilang tapi Hyunjin tetangga kamu.
"Siapa lo nyuruh-nyuruh gue?" tanya kamu. Iya kamu judes tapi itu hanya berlaku untuk tetangga gila kamu itu.
Hyunjin menunjuk ke arah Jaemin lalu menjawab pertanyaan kamu tadi. "Dia yang nyuruh beneran dah."
Kamu jadi malu setelah tahu jawaban Hyunjin. Buru-buru kamu ambilin bola itu lalu pergi begitu saja karena sangking malunya kamu sampai lupa kalau tujuan kamu buat nemenin temen kamu tadi.
"Terima kasih dek." ucap Jaemin agak keras sehingga masih bisa kamu dengar dari kejauhan.
Tak berselang lama bel istirahat berbunyi karena pada kenyataannya kamu benar-benar kelaparan kamu terpaksa pergi ke kantin seorang diri karena teman kamu satu-satunya di kelas itu belum juga kembali.
Kamu ke kantin dengan perasaan campur aduk. Senang karena mungkin bisa bertemu Jaemin di sana dan takut jika nanti akan bertemu siswa laki-laki yang sedang nongkrong di kantin, jujur itu lebih menakutkan dari pada ulangan matematika mendadak. Menurut kamu.
Benar saja apa yang kamu takutkan terjadi sialnya mereka adalah kakak-kakak kelas kamu yang terkenal dengan wajah tampan mereka dan diantara mereka ada Jaemin tentunya.
Bagaimana pun juga kamu harus makan, kamu hanya bisa menunduk saat melewati kerumunan mereka. Kamu merasa ada yang memperhatikan kamu sejak awal berada di kantin dan itu membuat kamu risih.
Pesanan kamu selesai dan kini saatnya kamu kembali ke kelas belum juga kamu melangkah seseorang tidak sengaja menyenggol lengan mu sehingga makanan yang ada ditangan mu tumpah dan mengenai seragam mu.
"Aduh maaf dek, beneran saya gak sengaja." kata orang tadi, kamu mengenalnya dia adalah kakak kelas mu yang juga sahabat Na Jaemin, selama ini hanya dia perempuan yang berhasil dekat dengan Jaemin. Gong Hina.
Menganggapnya musuh, tentu tidak kamu tahu mereka hanya bersahabat.
"Iya kak, gak apa." kata kamu agak malu karena sekarang kalian menjadi pusat perhatian.
Hina seperti mengisyaratkan sesuatu pada seseorang dengan matanya dan itu tertuju pada Jaemin.
Sedangkan Jaemin hanya menggelengkan kepalanya sehingga membuat kamu heran, sebenarnya apa yang kedua sahabat ini rencanakan.
"Jaemin sini." pinta Hina.
Jaemin hanya menurut begitu saja.
"Saya gak bawa seragam ganti tapi dia bawa jadi kamu bisa pinjam punya dia sebagai perwakilan saya, saya yakin kamu pasti gak bawa juga kan." lanjut Hina.
Kamu mencoba mencerna perkataan Hina pelan-pelan karena jujur otak kamu berjalan dua kali lebih lambat saat berhadapan dengan Jaemin.
"Gimana, kamu mau kan?" tanya Hina.
"Dia gak mau kayaknya, gak usah maksa lagian seragam olahraga gue bau keringat habis gue pakai tadi." kata Jaemin.
"Kasihan jaem, lagian keringat lo juga gak bau kan." kata Hina.
Kamu menatap aneh mereka berdua bagaimana Hina bisa tahu kalau keringat Jaemin tidak bau, pikiran kamu pergi kemana-mana.
Hina yang sadar dengan wajah bingung kamu membuka mulutnya. "Maaf dek kita jadi berdebat didepan kamu."
"Gak apa kak, saya juga gak perlu seragam baru kok, kalau gitu saya permisi dulu." kata kamu yang sudah gak kuat karena sejak tadi jantung kamu berdetak sangat cepat.
"Akhh." rintih Jaemin yang masih bisa kamu dengar sepertinya Hina mencubit perut Jaemin karena tidak menuruti perintahnya tadi.
Seragam kamu sudah tidak layak disebut seragam lagi mungkin nanti setelah kamu sampai rumah omelan ibu kamu yang akan terus terdengar.
Kamu berjalan di koridor sambil menahan malu untungnya kantin tidak terlalu jauh dari kelas kamu.
Sesampainya dikelas kamu bisa mendengar tawa dari teman-teman kamu. Ingin rasanya kamu mengumpati mereka.
"Diam kalian." kata mu ketus
"Lo gak bawa baju ganti?" tanya salah satu teman mu.
"Kalau gue bawa gak mungkin gue masih pakai baju ini." jawab mu.
"Permisi." suara seseorang dari luar kelas membuat semua melihat ke sana.
Kamu tidak bisa melihat siapa yang datang karena teman-teman kamu yang masih berkumpul di bangku mu tapi dengan mendengar suaranya saja kamu bisa tahu bahwa dia adalah Na Jaemin yang kamu pertanyakan hanyalah mengapa dia ada disini.
"Ada apa kak?" tanya teman kamu.
"Boleh saya masuk?" tanyanya balik.
Semua teman kamu mempersilahkan Jaemin untuk masuk. Kamu bisa mendengar langkah kakinya dan itu mengarah ke arah mu.
Benar saja sekarang Jaemin tepat berada didepan mu dengan paper bag ditangannya.
"Ganti seragam kamu dengan ini saya tidak mau kamu menjadi pusat perhatian orang lain." katanya yang sukses membuat mu menatapnya heran begitu pula dengan teman-teman kamu.
"Terima kasih kak tap-" belum juga kamu menyelesaikan kalimat kamu Jaemin terlebih dulu memotongnya dengan kata-kata yang tidak kamu mengerti.
"Saya tidak menerima penolakan, bukan kah sudah saya bilang saya tidak mau kamu menjadi pusat perhatian orang lain karena hanya saya yang boleh memperhatikan kamu." kamu hanya bisa tertegun mendengar perkataan Jaemin.
Kamu masih berpikir keras tentang apa yang dikatakan Jaemin tadi apakah sekarang kamu sedang didalam alam mimpi.
"Hei." kata Jaemin menginterupsi karena sejak perkataannya tadi kamu malah melamun.
Kamu sadar dari lamunan kamu lalu bertanya padanya. "Kak jujur saya tidak mengerti perkataan kakak tadi. Bisa jelaskan?" tanya kamu masih bingung.
"Saya menyukai kamu." jawabnya singkat tapi memiliki arti yang berkesan untuk mu.
TBC
Dudududu semoga kalian suka ya.Vommentnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE 00L
FanfictionHanya kumpulan hayalan seorang Fangirl Started: 052419 Finished: uknown