Entah apa yang kamu pikirkan saat menerima permintaan cinta dari laki-laki di samping mu ini, padahal kamu tahu betul bahwa dihidupnya hanya ada moomin. Kamu jadi berpikir sebenarnya yang menjadi pacar lelaki ini kamu atau moomin.
"Njun." panggil mu pada lelaki di samping mu itu.
Huang Renjun namanya cowok satu ini begitu menggilai moomin entah apa yang dia suka dari kartun itu yang jelas hari-harinya ia habiskan dengan menonton moomin.
Renjun hanya menjawab panggilan mu dengan berdehem pelan bahkan hampir tak terdengar karena suara kartun yang ia tonton lebih keras dari pada suaranya.
"Aku pulang dulu ya." Pamit kamu, habis disini kamu serasa gak dianggap jadilah kamu ngambek siapa tahu Renjun sadar.
Ya tapi yang namanya Huang Renjun mana bisa sadar, Renjun mah tetep moomin dulu baru kamu. "Iya, hati-hati." Katanya tanpa menoleh sedikit pun.
Kamu yang emang udah kesel milih buat beneran pergi lagi pula besok juga ketemu disekolah.
.
.
.
Keesokan harinya kamu yang biasanya berangkat naik bus sekarang sengaja minta jemput Soobin, tetangga kamu sekaligus musuh Renjun. Biar Renjun tahu rasa batin kamu.Sejak kamu pulang dari rumahnya kemarin Renjun sama sekali gak menelepon atau pun sekedar ngechat kamu maka dari itu sekarang kamu menyatakan perang dingin.
"Lo yakin mau berangkat sama gue?" Tanya Soobin yang langsung kamu angguki.
"Nanti kalau cowok lo marah gimana?" Tanya Soobin lagi.
"Biarin gue pengen tahu gimana kalau dia marah." Jawab kamu asal.
Rumah kamu sama sekolah jaraknya nggak terlalu jauh jadi sepuluh menit aja udah sampai.
Kamu bisa melihat Renjun dan ketiga temannya lagi ngumpul didepan gerbang begitu kamu masuk bersama Soobin semua teman Renjun menatap kamu aneh sedangkan Renjun hanya menatap mu datar.
"Cewek lo tuh." Kata Haechan sambil nunjuk kamu.
"Lo lagi berantem ya sama dia?" Tanya Jaemin pada Renjun yang masih menatap mu datar.
Tanpa menjawab Renjun pergi begitu saja, pasti ke perpustakaan buat gambar moomin, batin mu.
Kamu berpisah dengan Soobin dikoridor, kamu memutuskan untuk langsung ke kelas, siapa tahu si maniak moomin lagi ada dikelas.
Nihil, Renjun gak lagi dikelas kayaknya bener dia lagi gambar moomin di perpustakaan.
Kamu duduk dibangku kamu dengan lesu,kamu tadi belum sarapan habisnya kamu semangat banget bikin Renjun cemburu ya meskipun kamu tahu itu gak bakalan berhasil setidaknya kamu mau mencoba bukan.
Tiba-tiba sebungkus roti dan susu kotak ada dimeja mu, kamu mendongakkan kepala melihat siapa yang memberi itu.
"Sarapan dulu, ngebuat aku cemburu juga perlu tenaga." Katanya, ya itu Huang Renjun.
"Gak ah males." Kata kamu yang emang masih kesel.
"Aku gak mau kamu sakit gara-gara aku." Katanya mencoba meluluhkan hati mu.
"Biarin aja biar kamu lebih perhatian sama aku." Kata kamu to the point.
"Maaf ya." Bujuk Renjun.
Kamu hanya diam sambil menatap manik mata Renjun dalam-dalam ingin rasanya kamu ingin menanggis dan memeluk lelaki didepan mu ini tapi apa daya sekarang kamu sedang ada disekolah, kamu harus ingat kamu paling anti mesra-mesraan disekolah.
"Bodo ah." Kata kamu lalu meninggalkan Renjun karena mata mu sudah tak tahan lagi.
Kamu terisak didalam kamar mandi sampai-sampai kamu tak mendengar bel masuk kelas. Entahlah kamu sangat kesal hari ini.
Kamu itu orangnya moodyan jadi ya gini kalau lagi kesel bisa sampai berjam-jam.
Cacing diperut kamu mulai menggeliat dan perut kamu mulai terasa perih, perlu dicatat kamu memiliki riwayat penyakit maag. Tiba-tiba kamu tak sadarkan diri sialnya sekarang kamu sedang ada ditoilet.
"(Y/n)" kamu bisa mendengar seseorang memanggil nama mu dan kamu tahu betul siapa pemilik suara itu.
"Njun." Balas mu.
Kamu membuka mata dengan hati-hati mencari wajah orang yang memanggil nama mu tadi. Dengan mudah kamu menemukannya.
Renjun memegangi tangan mu cukup erat tersirat raut kekhawatiran.
"Kamu baik-baik aja kan? Mana yang sakit?" Renjun menyerbu mu dengan banyak pertanyaan.
"Udah mendingan kok tapi kepala aku masih pusing." Jawab kamu.
"Kalau gitu makan dulu ya biar pusingnya hilang." Kata Renjun yang kamu angguki.
Renjun menyuapkan makanan ke dalam mulut mu sambil sesekali menyuapkan juga ke dalam mulutnya.
"Kamu udah gak marah lagi kan sama aku?" Tanya Renjun begitu selesai menyuapi mu.
"Emang tadi aku marah?" Tanya kamu balik.
"Iya tadi kamu ngebuat aku cemburu terus kamu pergi gitu aja ninggalin aku sendiri." Jawab Renjun yakin.
"Oh itu, aku nggak marah kok cuma ngambek aja." Kata kamu.
"Kenapa?" Tanya Renjun.
"Kamu lebih perhatian sama moomin dari pada aku." Jawab kamu sambil nunduk.
"Cuma karena itu kamu ngebuat aku cemburu dan khawatir." Kata Renjun dengan nada kesal.
"Cuma kamu bilang, njun aku selalu berusaha buat ngalihin perhatian kamu dari moomin ke aku, kamu gak pernah tahu kan rasanya diduain sama sesuatu yang jelas-jelas gak mungkin." Kata kamu sarkastis.
"Pernah lah, waktu kamu lagi fangirlan aku coba buat mahamin kamu." Kata Renjun yang membuat kamu langsung diam.
"Tapi mereka kan manusia." Kata mu pelan.
"Iya sih, tapi kan sama aja kamu gak bakalan bisa ketemu sama mereka, ya kan." Kata Renjun yang membuat mu lagi-lagi diam.
"Terserah kamu aja lah." Kata kamu pasrah.
"Ya udah jangan ngambek lagi dong, maafin aku ya." Mohon Renjun pada mu.
"Iya, tapi kalau aku ngomong kamu perhatiin ya, jangan moomin mulu aku gak ngelarang kok kamu suka sama moomin tapi ya hargai aku sebagai cewek kamu." Kata kamu sambil tersenyum.
"Iya sayang aku janji, gitu dong senyum kan enak lihatnya." Kata Renjun sambil mengacak-acak rambut mu.
"Renjun ih malu tahu." Kata kamu.
"Apa sih, gak ada orang disini." Kata Renjun sambil terus mengacak rambut mu.
Tbc
Jeje buat ini sambil senyum-senyum sendiri. Hehehe.Vommentnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE 00L
FanfictionHanya kumpulan hayalan seorang Fangirl Started: 052419 Finished: uknown