2. Hijrah ke Habasyah

27 0 0
                                    

Ketika Quraisy yakin bahwasanya Abu Sufyan sudah tidak memiliki cara untuk mengembalikan anaknya dan menantunya (Abdullah ibn Jahsy) ke agama nenek moyang mereka. Mereka merasa kecewa kepada anaknya dan menantunya. Bahkan mengancam untuk tidak segan-segan menindas mereka.

Penindasan yg terjadi tidak hanya menimpa mereka berdua tetapi juga kepada kaum muslimin yg lemah. Kaum musyrikin mengerahkan segala cara untuk memerangi kaum muslimin, mereka menyakiti orang yang menentang mereka dengan berbagai cara. Mencaci dan menyiksa kaum muslimin. Sejak Rasulullah Shallalahu'alaihiwasallam berda'wah dengan terang-terangan, maka kaumnya pun juga gencar dengan dengan mempertahankan kesesatan dan warisan dari nenek moyang mereka. Meledaklah emosi mereka, sampai sepuluh tahun mereka menyiksa kaum muslimin yg menentang dan memberontak mereka. Dampak dari hal tersebut tanah Haram pun mengalami kekacauan. Keamanan diarampas dari tanah Haram dengan pertumpahan darah, dirampasnya harta, perampasan harga diri, mereka dianiaya, dan harapan mereka dirusak.

Kedengkian pun memuncak. Mereka mengolok-olok dan melecehkan kaum muslimin, menelantarkannya, membinasakan kekuatan dan moral mereka.

Nabi Shallalahu'alaihiwasallam khawatir dengan keadaan fitnah agama terhadap sahabat-sahabatnya, maka Nabi Shallalahu'alaihiwasallam member izin mereka untuk berhijrah ke Habasyah. Maka mereka berhijrah ke Habasyah. Dan Ummu Habibah bersama suaminya termasuk dari orang-orang yang berhijrah untuk menyelamatkan agama mereka dari kaum Quraisy.

(to be continous...)

Ummu Habibah - Seorang Bidadari Yang Dipersunting Dari JauhWhere stories live. Discover now