II

62 29 4
                                    


Bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu. Teressa dan Leona pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong.

Setelah sampai di kantin mereka mengedarkan pandangan mereka ke seluruh penjuru kantin untuk mencari tempat duduk yang kosong. Manik mata Teressa menemukan tempat yang masih kosong dengan segera Teressa menarik tangan Leona menuju tempat duduk yang kosong itu.

Langkahnya berhenti ketika ada segerombolan cowok sudah menempati tempat duduk yang mereka tuju. Teressa menatapnya dengan tajam, karena gerombolan cowok itu adalah Prima dkk.

Teressa menghampiri nya dan menggebrak meja sontak membuat mereka mendongakkan kepala melihat siapa yang berani menggebrak meja mereka.

"Apa?" tanya Prima.

"Minggir lo!" usir Teressa membuat Prima tersenyum miring.

"Pergi lo!" usir Teressa sekali lagi.

"Emang ini kantin punya lo apa?" tanya Prima.

"Kalo nggak kenapa?"

"Lagipula disini nggak ada nama lo tuh dan kantin kan tempat umum jadi terserah gue lah mau duduk dimana dan lo-" Prima menunjuk Teressa tepat di depan wajahnya.

"Nggak usah nunjuk-nunjuk lo!" Teressa menepis jari telunjuk Prima.

"Lo tuh junior jadi lo harus hormat sama senior" ucapnya.

"Ngapain gue hormat sama lo?" tanya Teressa.

"Karna gua senior" jawabnya.

"Eh lo tuh masih kelas sebelas ye jadi yang paling senior adalah kelas dua belas bukan kelas sebelas" ucap Teressa.

"Lo tuh junior berani-beraninya lo sama senior!"

"Utututu gue takut" ucap Teressa dengan nada yang dibuat-buat.

"Mending lo pergi dari sini!"

"Enak aja lo main ngusir-ngusir gue, yang harusnya pergi itu elo!"

"Eh lo yang pergi curut!"

"Gue nggak curut! Dasar gorila"

"Ganteng-ganteng gini dikatain Gorila" ujar Prima kelewat percaya diri.

"Eh ganteng an D.O kali daripada elo!"

"WOI UDAH NAPA SIH!" lerai Dimas dan Umar. Mungkin mereka lelah melihat kedua manusia yang sedang dihadapan mereka ini setiap hari bertengkar entah dimana itu.

"Udah Prim mendingan kita yang pergi" ajak Umar.

"Nggak usah, kalian nggak usah pergi mood makan gue udah ilang" ucap Teressa lalu meninggalkan mereka disusul Leona. Prima menatap kepergian Teressa dengan tatapan benci.

"Awas lo! gue bakal bales lo" teriak Prima.

🍁🍁🍁

Teressa berjalan di koridor dengan amarah, mulutnya komat kamit meyumpah serapahi Prima. "Nggak ada bosen bosennya ya dia ganggu hidup gue" ujarnya.

"Saa!" teriak Leona. Teressa berhenti dan menoleh ke belakang. Leona menghampiri Teressa sambil mengatur nafasnya.

"Jalan lo cepet banget sih Sa" ujarnya.

"Ijinin ke guru, gue mau pergi ke basecamp" pamit Teressa lalu meninggalkan Leona.

Ia menuju ke tempat parkiran dan memasuki mobilnya lalu melajukannya meninggalkan sekolah.

"Pak, bukain" ucap Teressa kepada satpam sekolah.

"Baik non"

Kalian heran mengapa satpam itu memperbolehkan ia keluar sekolah pada jam belajar? Itu karena Teressa anak pemilik sekolahan ini. Semua orang tidak tahu kalau ia anak dari pemilik sekolahan ini bahkan Leona sahabatnya tidak tahu tentang itu.

TERESSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang