"Milky.." Milky kecil yang sedang asik bermain dengan dua buah mobil mainan yang ia tabrak-tabrakkan berpaling pada suara yang memanggilnya. Dilihatnya Jongdae dengan wajah memerah dan kedua mata membengkak -namun masih dengan senyum yang manis- memandang dirinya dengan sebuah boneka bebek kuning dipelukannya.
"Paman.. Jangan menangis, Milky mengerti apa yang terjadi. Papa sekarang sedang bermain di surga, papa sudah tenang di surga, papa akan selalu menemani paman Jongdae dan menjelma sebagai sebuah Bintang terang yang akan selalu menemani paman Jongdae." tersenyum berusaha menenangkan lelaki dewasa itu. Bukannya tenang, air mata Jongdae malah kembali meleleh dikedua sudutnya -menangis tanpa suara- melangkah mendekati Milky lalu memeluk erat tubuh kecil itu.
Jongdae tidak bisa sekuat Milky saat ini, hatinya hancur. "Milky anak manis -hik-"
*
*
*"Kau pikir datang sendirian seperti ini bisa membuatmu mengalahkan aku?" Namjoon meludahi tubuh terkulai lelaki pucat yang bersimbah dara dibawah kakinya. Yaa.. Dibawah kaki karena lelaki berlesung pipi itu sedang menginjak tubuh lemah Yoongi. "Baiklah, aku akui kau hebat karena berhasil membunuh Hoseok, bahkan telah membuatnya berubah menjadi butiran pasir hanya dengan sekali bidikan saja." turun dari atas tubuh kaku iti, melangkah menjauh. Membiarkan tubuh lemah itu kehilangan ruhnya secara perlahan.
Tubuh yang mengenaskan, beberapa luka gores, hantaman dan cakaran terlihat jelas -bahkan wajahnya tidak dapat dikenali lagi. Namun belum jauh Namjoon melangkah, sebuah anak panah nyaris melukainya. Gerak spontan Namjoon sangat cepat. Membuat lelaki Kim itu beringas menghindari hujaman anak panah.
"Sial aku meleset." suara Jungkook menggema di gang sempit itu, Namjoon membalik tubuh, menangkap tiga lelaki lain yang sedang memandang sengit kearahnya -Taehyung yang sedang mengangkat tubuh Yoongi, Jungkook dengan busur Yoongi dan Jimin yang sedang menyandarkan tubuh pada dinding- yang cukup membuat Namjoon tertawa terhibur.
Kebetulan sekali tadi ia meminta bantuan kakak sepupunya -Song Hye Kyo, untuk menghancurkan para predator di sekolahnya dulu -yang sekarang sedang berdiri tepat dihadapannya- kalau tidak, ia tidak yakin bisa menghabisi mereka sendirian.
Ilmunya masih jauh dibawah Hye kyo. Ayolah.. Namjoon 'kan tidak pernah belajar black magic sebelumnya.
"Ouuw.. Kau datang lebih cepat dari perkiraan.." bukan.. Bukan pada ketiga manusia itu ia berbicara, tapi seorang wanita serba hitam dibelakang Taehyung. Iya.. Wanita yang sedang mencekik Taehyung bahkan tanpa tangan yang menyentuh leher lelaki itu.
Jimin dan Jungkook terlihat sedikit panik, mereka baru menyadari kalau bantuan Namjoon mempunyai sihir.
Dengan rasa gugup Jungkook mengarahkan ujung panah pada kaki Hye kyo, yah.. Meski tidak kena setidaknya itu cukup membuat wanita itu melepaskan Taehyung dan sekarang malah berbalik menyerangnya.
Namun Taehyung lebih cepat dengan memukul kepala belakang Hye kyo menggunakan balok kayu. Katakan saja mereka lelaki lemah yang mengeroyok seorang wanita, karena memang mereka lemah jika harus dihadapkan dengan ilmu sihir.
"Eehh.. Mau kemana? Kau bersamaku.." Jimin menarik kerah baju Namjoon yang hendak menolong sepupunya yang sedang dikeroyok. Si lelaki Kim memandang remeh lalu menyiapkan ancang-ancang untuk melawan.
Pertempuran sengit mulai terjadi -Jungkook dan Taehyung menghadapi si Ratu sihir juga Jimin yang melawan tangan kanannya- tanpa ada siapapun yang mengetahuinya.
*
*
*"Milky.. Mau kemana sayang?" Baekhyun yang sedang menggendong Dennis yang sedang tertidur dikagetkan dengan keberadaan Milky kecil yang tiba-tiba berlari keluar kamar.
Milky tidak mau melibatkan kedua pasangan Byun itu, dan tidak mau terjadi sesuatu yang buruk menimpa Dennis. "Paman Jongdae pingsan, badannya panas, paman Baekkie coba periksa dia." mendengar bahwa keadaan suaminya seperti tidak baik-baik saja, Baekhyun membawa serta Dennis memasuki kamar Milky hingga melupakan bocah kecil itu. "Maafkan Milky paman, ini semua demi kebaikan kalian." setelahnya si kecil berlari cepat keluar kediaman Byun. Menembus dinginnya malam yang sedang menitikan air rintik-rintik.
*
*
*"Mati kau sialan.." sebuah batu besar menghantam kepala Namjoon, darah terciprat mengotori wajah tampan Jimin. bangkit, memandang tubuh yang kini kepalanya sudah terganti oleh bongkahan batu besar dengan seringai jahat di bibirnya.
Tubuhnya terasa tertembus sesuatu tat kala sinar ungu menyala terang di dadanya. "Jadi kau ya.." sebuah tongkat berujung lancip yang dipegang Hye kyo berhasil menembus perut Jimin, nyaris menusuk jantung lelaki Park itu. "Dimana anak iblis itu?" Jimin bungkam. Ia tidaklah bodoh untuk tidak mengerti maksud dari pertanyaan si wanita iblis.
Jimin hanya ingin melindungi Milkynya.
"Tidak mau bicara heumm?" tongkat tercabut, tubuh Jimin luruh ke tanah, Hye kyo sudah bersiap dengan tongkat yang membidik ke dada. Menginginkan jantung sang iblzis yabg tertanam didalam tubuh Jimin hancur berasaam dengan tubuh si pemilik itu sendiri. "Katakan dimana dia.."
"Aku disini.." seperti ironi diatas ironi, yang tadinya membunuh, sekarang menjadi yang terbunuh, darah hitam Hye kyo mengalir daei dalam mulutnya saat ekor tajam si putri iblis menembus jantungnya.
Bagaimana Hye kyo tidak dapat merasakan kehadirannya?
"Jantung yang aku bagi dua. Kau pikir untuk apa? Tentu saja untuk mengelabuimu, bodoh.." ekornya bergerak melilit tubuh si ibu sihir. Jimin hanya bisa diam menyaksikan anaknya yang ia tau berusia 5 tahun kini malah berubah menjadi gadis berusia kira-kira 20 tahun dengan tinggi yang tidak terlalu tinggi dan sebuah boneka bebek kuning didalam pelukannya.
Jangan lupakan ekor panjangnya yang sedang menyiksa wanita yang tadi menusuknya.
"Aku akan menyerahkanmu pada Raja iblis legion.." perlahan tubuh kejang si wanita terbakar api yang entah berasal dari mana, jeritannya tak terdengar, hanya rintihan dan cicitan kecil, tanpa suara memekakkan telinga. "Daddy.." suara Milly terdengar setelah api itu menghilang, membuat Jimin memaksa kedua matanya terbuka.
Milkynya kembali kembali pada sosok bocah kecil yang Jimin kenali.
Berjongkok, menyentuh kening ayah angkatnya. "Istirahaglah dengan tenang. Lupakan semua tentang aku." bersamaan dengan cahaya merah yang menyerap isi otak Jimin, kedua matanya kembali terpejam..
Damai..
*
*
*"Hei gadis kecil.. Kenapa kau masih berada disini?" bocah kecil dengan mantel kunign yang lusuh dan sebuah boneka bebek kuning tanoa sebelah mata menoleh pada suara lelaki dihadapannya. Kedua kakinya berhenti berayun, kedua kelopak matanya mengedip lucu.
Byun Dennies, pemuda tampan terkaya di Seoul kini memandangnya dengan tagapan mata yang sulit diartikan ileh siapapun.
"Maaf paman, tapi Milky tidak punya tempat lagi untuk tinggal." mengkerutnya kenung saat mengingat pernah mendengar nama Milky. Tapi seger menggeleng karena jawabannya tidak ia temukan.
"Kau bisa tinggal dengan paman. Kau mau? Orang tua paman pasri sangat senang menerimamu.." Milky tersenyum saat merasakan tangan halus Dennis membelai wajahnya.
Jika Milky seorang manusia biasa, mungkin ia akan menangis sekarang karena merasakan rindu yang mendalam pada lelaki yang dulu sangat dekat dengannya ini. "Tidak paman, Milky senang berada disini." kemudian berlari memasuki gedung tua dibelakang kampusnya.
"Apa anak itu tinggal bersama kedua orang tuanya disitu? Apa mereka keluarga gelandangan?"
Yaaa.. Setidaknya semua ingatan tentang Milky dan keluarganya sudah berhasil dihapuskan..
Wednesday, 10 April 2019
15:19 WITA..
End...
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Little Deer (Season 2) {END}
FanfictionKehidupan baru setelah para predator dan si rusa kecil menikah..