"Ini yang terakhir.. Kalau tidak ketemu juga terpaksa kita pergi keluar Seoul besok..." Jungkook membukakan pintu mobil untuk Seokjin..
Hari sudah menjelang malam, mereka juga sudah berkeliling Seoul untuk menyusuri semua panti asuhan yang ada..
Tapi masih belum ada hasil..
Tidak ada satupun anak yang menarik perhatian Seokjin..
"Entahlah Kookie.. Masih belum ada yang berhasil menggelitik hatiku.." keduanya berjalan pelan memasuki halaman panti..
Seokjin mengamati semua anak-anak yang dilihat sedang bermain berkelompok..
Mereka lucu..
Terlihat sangat bahagia..
Lalu maniknya berhenti pada satu objek..
Anak perempuan berpakaian terusan putih, dengan rambut hitamnya yang panjang..
Duduk menyendiri diayunan, sorot matanya kosong, seperti tidak ada kehidupan disana..
"Selamat sore tuan-tuan.." seorang biarawan tua menyapa mereka, membuat Seokjin memutuskan pandangannya pada gadis itu..
"Selamat sore nyonya.." Jungkook balas menyapanya, kedua pasangan itu tersenyum manis pada sang biarawan..
"Ada yang bisa saya bantu?" Jungkook memandang Seokjin..
Seokjin malah kembali fokus pada bocah kecil itu, membuat Jungkook dan si biarawan ikut menghadap pada si bocah..
"Namanya Song Milky.. Orang tuanya menitipkannya disini sejak ia berusia dua tahun.."
"Ouw.. Jadi dia masih punya orang tua?" pria tua dihadapan Seokjin tersenyum dengan kedua mata nyaris tertutup..
"Hanya ibu, dan tiga kakak laki-laki kembar.. Ayahnya meninggal sebulan yang lalu.. Kau menginginkannya?" Seokjin membuka mulut ragu..
Ia ingin berkata iya, tapi mengingat bocah itu masih memiliki keluarga Seokjin jadi berpikir dua kali..
"Bawa dia.. Kasihan.. Ibunya sudah tidak menginginkannya, ayahnya menyembunyikan Milky disini karena ibunya ingin membunuhnya.." eh?
Apa-apaan?
Ibu macam apa yang ingin anaknya mati begitu?
"Dia lahir dan ayahnya kehilangan pekerjaannya.. Keluarga mereka jadi jatuh miskin setelah kelahirannya.. Ibunya menganggap dia adalah anak pembawa sial.."
"Tapi itu bukan alasan untuk seorang ibu dengan tega membunuh anaknya.." san biarawan tersenyum lembut..
Dilihat dari gaya bicaranya, sepertinya Seokjin cocok menjadi orang tua baru untuk Milky..
"Tapi begitulah yang terjadi.. Beruntung karena ayahnya menganggapnya sebagai anugerah dan berusaha melindungi Milky kecil dari buruan ibunya.. Bahkan sampai saat terakhirnya, tuan Song masih tetap memintaku untuk menyembunyikan Milky, ibunya masih memiliki napsu untuk menyingkirkannya.." Seokjin menggeleng, tidak percaya dengan apa yang ia dengar..
"Kookie.. Aku mau dia.."
"Kau yakin?"
"Kumohon.." Jungkook mengelus puncak kepala Seokjin sayang..
Kembali mengalihkan tatapan pada biarawan didepannya..
"Kami akan mengambil Milky.."
*
*
*"Mana Seokjin?" Taehyung yang baru saja datang dari bekerja dan mendapati bahwa suami tersayangnya tidak ada dimanapun mencoba bertanya pada Yoongi yang sedang menonton pertandingan memanah diruang tengah...
Yoongi menyahut dengan mengangkat bahunya acuh..
"Kau tidak tau? Seokjin dan Jungkook pergi ke panti asuhan seharian ini.. Karena melihat Jongdae dan Dennis membuat Seokjin ingin segera memiliki anak juga.." Jimin datang dari dapur..
Membawa dua mangkuk sup yang baru ia panaskan..
Meletakkan kedua mangkuknya diatas meja..
"Terimakasih.." Yoongi mengambil mangkuknya.. "Sudah sana kau mandi, kalau lapar dikulkas masih ada sup buatan Seokjin.. Panaskan sendiri sana.." Taehyung memutar bola matanya malas..
Menurut saja..
Ia tidak mau ribut..
"Kami pulang.." suara seseorang membuat Taehyung menghentikan langkahnya, membuat Jimin dan Yoongi kembali meletakkan mangkuk mereka diatas meja..
Ketiganya berlarian menuju pintu depan..
"Seokjin.." Jimin menerjang suaminya, memeluknya erat..
Sepertinya dia sangat-sangat merindukan Seokjinnya..
"Hei.. Aku akan mengenalkan seseorang pada kalian.." Seokjin melepas pelukan Jimin, keluar rumah sebentar dan kembali dengan seorang gadis imut yang sangat cantik digendongannya..
Jungkook mengikuti Seokjin dibelakangnya..
"Waahh.. Dia cantik.." ketiga suami Seokjin tampak terpesona dengan gadis kecil yang sedang digendong oleh Seokjin..
Si bocah terlihat bingung, dilihat seperti itu membuat dia malu..
Akhirnya Milky kecil memeluk Seokjin, menyembunyikan wajah memerahnya dioerpotongan leher papa barunya..
"Yaa? Sepertinya sikecil malu.. Hei.. Sapa mereka.. Mereka daddy Milky sekarang.." mengangkat wajahnya..
Menatap wajah manis papanya..
"Daddy? Bukannya itu daddy Milky?" menunjuk Jungkook yang sudah mengukir cengiran khasnya..
"Sayang.. Milky tidak hanya punya satu daddy.. Tapi ada empat daddy.." Milky mengangguk..
Melarikan maniknya untuk mengamati wajah tiga pria dewasa dihadapannya..
"Hallo.. Namaku Milky.." memperkenalkan diri dengan suara lucu khas seorang bocah kecil..
"Aish.. Kau lucu sekali.. Aku Jimin.. Ini Yoongi dan dia yang punya tampang bodoh itu namanya Taehyung.." Milky mengangguk imut..
Baiklah, ia sudah tau nama para daddynya sekarang..
Dan juga nama papanya..
"Ibu?" tatapan sikecil beralih pada Seokjin..
Jadi bingung mau jawab bagaimana kalau sudah ditanyakan pertanyaan seperti itu..
"Hey.. Milky bisa menganggap papa sebagai ibu kalau Milky mau.." sikecil menggeleng..
Membuat kelima pria dewasa itu bingung..
"Milky tidak mau ibu.. Tidak mau.." Seokjin langsung saja memeluk tubuh bergetar sikecil..
Sepertinya anaknya akan menangis..
"Jungkook ambilkan barang-barang Milky didalam mobil, Taehyung, Yoongi, Jimin.. Kalian persiapkan satu kamar untuk Milky, aku akan mencoba menidurkannya dikamar.." keempat suami Seokjin hanya bisa menatap punggung Seokjin yang perlahan menghilang ditelan tangga..
"Apa itu artinya aku tidak mendapat jatah malam ini?" Jungkook memukul kepala Yoongi sebelum keluar menuju mobilnya..
"Bodoh.." gumaman terakhir Taehyung sebelum ia dan Jimin meninggalkan Yoongi didekat pintu..
"Yaa.. Hey.. Aku serius.."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Little Deer (Season 2) {END}
FanfictionKehidupan baru setelah para predator dan si rusa kecil menikah..