[1] Telepon.

1.4K 188 45
                                    

Sudah hampir sejam pria bermarga Seo itu menatap ponselnya lekat lekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah hampir sejam pria bermarga Seo itu menatap ponselnya lekat lekat. Ponselnya memantulkan nomor seseorang yang berharga baginya.

Tangannya ragu ragu untuk memencet tombol panggil dari nomor itu. Sesekali ia beranikan jempolnya untuk memencet tombol hijau, tapi saat jempolnya ingin menekan tombol hijau ia jauhkan lagi dari ponselnya.

Begitu terus hingga satu jam kemudian, temannya yang berada di sebelahnya menatap pria bermarga Seo itu risih.

"Kalo mau telfon, telfon aja kalik. Ngapain sih pake ragu ragu gitu?"

"Diem deh Chan, lo itu gatau alasan gue ragu ragu buat nelfon dia."

"Mantan lo kan? Apa susahnya sih Bin? Tinggal pejet tombol hijau doang. Nih gue contohin nih."

Bang Chan langsung mengambil handphone milik Changbin, dengan sengaja Bang Chan menekan tombol hijau untuk memanggil nomor itu.

"Anjing kenapa lo pencet!?"

"Lo sih kelamaan, gatau apa gue risi liatnya."

"Ya tapi ga—"

"Hallo." Terdengar suara wanita mengangkat telefon dari Changbin.

Hening, Changbin tidak berani menjawabnya.

"Siapa di sana?" Tanya gadis itu, merasa sapaannya tidak dibalas.

Chan dengan keras menampar pipi Changbin yang diam mematung.

"ANJING SAK—Ehh iya halo, ini Chaewon kan?" tanya Changbin setelah kembali ke alam sadarnya.

'Kasar banget sih buset, siapa nih?' —Chaewon.

"Iya, ini siapa ya?" tanya gadis itu, Chaewon.

"Ini gue, Changbin."

"Changbin? OHHH IYA KAK CHANGBIN!" gadis itu tanpa sadar berteriak heboh, membuat Changbin langsung menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Ehhh maaf kak maaf, habisnya Chaewon seneng sih di kabarin sama kakak. Soalnya kakak tiba tiba ganti nomer hehehe."

"Iya gapapa santai aja."

"Kakak baik baik aja kan setelah semuanya?"

"Iya gue baik, lo sendiri?"

"Aku juga baik kak. Lama ga ketemu kakak, jadi pengen liat muka kakak. Masih keliatan kayak begal nggak ya?"

"Heh sembarangan kalo ngomong."

"Masih sama ya galaknya?"

"Ya gitulah."

"Kenapa telefon kak?"

"Emm itu, gue udah balik dari London. Bisa ga besok kita ketemu?"

"Besok banget kak?"

"Iya, kalo ga bisa sih ya gapapa. Gue nggak maksa lo kok."

"Ehhh engga! Aku bisa kok bisa. Ketemu dimana kak? Jam berapa?"

"Di taman biasanya, jam tiga ya."

"Oke kak. Ehh kak, udah dulu ya. Aku mau siap siap buat pergi dulu."

"Oh oke, hati hati."

"Iya."

Tuttt...

Sambungan terputus, Changbin menarik nafas lega setelah mengatakan bahwa ia ingin bertemu dengan gadisnya—dulu—.

"Gimana udah lega kan? Gitu doang cupu banget sih ga berani ngomong."

"Kan tadi udah ngomong anjing."

"Maksud gue nggak berani nelfon buat ngomongin hal itu tolol."

"Gausah ngegas anjing."

"Ya lo juga ngegas bangsat."

"Udah ah, males ribut sama lo."

"Yang ngajak ribut lo siapa?"

"Kok nyolot?"

"Lo tuh yang nyolot."

"Heh udah udah, ribut lagi gue slepet kalian." sahut Hyunjin dari arah tangga.

Jam 11 malam, Changbin belum bisa tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam 11 malam, Changbin belum bisa tertidur. Dia masih memikirkan percakapan nya di telfon dengan Chaewon tadi siang.

Dan memikirkan apa yang akan ia katakan pada Chaewon esok saat mereka bertemu kembali.

Menurutnya mendengar suara Chaewon saja, membuat rasa rindu Changbin terhadap gadis itu mulai membaik.

Apalagi dengan teriakan cempreng khasnya.

Tanpa sadar Changbin tersenyum sendiri mengingatnya. Bahagianya sederhana, cukup dengan mendengar suara Chaewon.

"Salah nggak sih kalo gue masih sayang sama dia?"

"Auk dah, bodo amat. Gue mau tidur, capek mikirin Chaewon." Changbin mulai memejamkan matanya.

1 detik

2 detik

3 detik

5 detik

10 detik

15 detik

20 detik

"AKHH SIAL INI KENAPA GUE NGGA BISA TIDUR SEH BANGSAT!?"

"CHANGBEN BERISIK!" sahut teriakan Hyunjin dikamar sebelah.

"WOE TIDUR LO SEMUA, ANJENG!" sahut Bang Chan di kamar atas.

"WOE TIDUR LO SEMUA, ANJENG!" sahut Bang Chan di kamar atas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—Tbc

Mohon maaf kalo fail :(

•Nay🌻

Hi! Hello ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang