"Saya laki-laki. Dan omongan saya memang harus bisa dipertanggung jawabkan."
"Lelah juga hari ini." Gumam Kilfa
Dia mengambil buku diary nya.
Akankah ini menjadi akhir kisah cinta sang cinderella? Atau kah ini hanya ujian lagi dan lagi?
"Gue nggak tau, apakah lo bener-bener sayang sama gue atau lo hanya seperti dia. Yang pasti gue harap lo bukan kayak gitu." Ucap Kilfa dan menutup buku diary itu.
Handphone Kilfa bergetar menandakan ada panggilan masuk. Dia pun mengangkatnya tanpa melihat siapa penelponnya.
Halo?
Gue udah sampe.
Hah?
Gue udah sampe.
Apaan sih lo? Nggak jelas.
Kilfa pun melihat siapa penelpon itu. Itu bernama "Mine"
Lo siapa?? Mine?
Ragan. Pacar lo.
Kenapa lo nelpon?
Ntar jam 7 malem siap-siap.
Telpon itu pun langsung dimatikan oleh Ragan.
"Apaan sih nih orang? Nggak jelas banget deh." Ucap Kilfa. Dia pun langsung mengganti baju nya lalu tidur di tempat ternyamannya-kasurnya.
-,-
"Kilfa! Ada pacar kamu tuh dibawah. Ciee yang baru pindah udah dapet pacar aja. Dah move on ye." Teriak Bang Gerald dengan kekehan di akhir kalimatnya.
"Ha? Siapa bang?" Tanya Kilfa
"Katanya namanya Ragan. Dia mau ngajak kamu jalan." Kata bang Gerald.
"Oh iya! Ya ampun jadi maksudnya ini." Ucap Kilfa dan menepuk dahinya.
"Gue siap-siap dulu bang, bilangin bentar lagi gue turun." Lanjutnya.
Kilfa pun bersiap-siap dan langsung turun ke bawah.
Terlihat bang Gerald, Ragan, dan OH! papa nya Kilfa.
"Duhh pasti nggak dibolehin sama papa nih." Fikir Kilfa.
Kilfa pun menuju ke arah tiga lelaki itu.
"Yaudah om, itu Kilfa nya udah siap. Kami berangkat dulu ya." Ucap Ragan dan tersenyum ke arah papa nya Kilfa, Dani.
"Jangan lewat dari jam 10 ya gan." Ucap papa nya Kilfa.
"Eh? Gak papa pah? Kilfa jalan ya." Ucap Kilfa lalu menyalimi papahnya yang dibalas dengan senyuman.
"Kembaliin tuh bocah ya, hati-hati dia makannya banyak tuh." Ucap bang Gerald dan dibalas kekehan oleh Ragan.
"Yaudah om, bang. Kita jalan dulu ya." Ucap Ragan.
Saat sudah berada dimobil,
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling
Teen FictionKamu bukan pilihan namun sebuah kepastian. Tidak akan selalu ada kesempatan kedua. Alasanmu tidak akan dilihat karena yang dilihat adalah apa yang terjadi karena alasan itu. Go check it.