Part 5

16 2 0
                                    

"Saat gue sedang menasihati teman-teman gue, percayalah saat itu gue juga sedang menasihati diri sendiri."

Pagi ini digemparkan dengan berita romantisnya hubungan seorang cold prince SMA Bakti yaitu Ragan Mahardhika dengan seorang siswi baru yaitu Kilfa Syakila Maharani.

Ada yang mendukung mereka namun, tak sedikit juga yang tidak menyukai hubungan mereka.

Nyinyiran pun terdengar di telinga Kilfa saat sampai di sekolah yang baru dihuninya beberapa hari ini.

Dih, cantik aja nggak yang ada mah sok kecantikan.

Ih kok Ragan mau sih sama dia? Cantikan juga Brifa kali.

Dasar cewek centil.

Udah ngasih apa aja tuh cewek sampe Ragan mau? Haha murahan.

Ya ampun Brifa gimana? Dasar pelakor.

Ihh cocok Ragan sama dia.

Romantis banget hubungan mereka, gue liat mereka kemarin di mall loh.

Sekiranya begitulah komentar dari para siswa dan siswi SMA bakti.

Sedikit info Brifa itu adalah sahabat Ragan.

"Udah Kil, jangan didengerin ucapan mereka." Ucap Adrilla.

"Bener tuh Kil, pada syirik aja mereka karena lo bisa sama Ragan sedangkan mereka kagak." Sahut Giska.

"Ehh bentar deh Gean nelfon nih." Ucap Giska dan menjauh dari Kilfa dan Adrilla.

"Kita duluan aja ke kelas nya, Kil." Ucap Adrilla.

"Yaudah, yuk." Ucap Kilfa

Mereka berdua pun masuk ke dalam kelas.

Tak lama dari itu, Giska datang dengan wajah yang seperti menahan tangis.

"Eh eh lo kenapa Gis?" Tanya Kilfa.

"Lo nggak papa Gis?" Tanya Adrilla.

"Kenapa sih? Cerita sini sama kita." Ucap Kilfa.

"Lo pada bisa diem nggak sih?!" Ucap Giska yang kemudian meluncurkan tangisannya.

"Hiks hiks Kil, Drill." Tangisnya kemudian memeluk Kilfa.

"Kenapa Gis?" Tanya Adrilla.

"Gean hiks Gean dia hiks mutusin gue hiks." Tangis Giska.

"Loh kenapa? Kok bisa Gis?" Tanya Kilfa

"Katanya dia lagi sibuk Kil, dia jadi nggak dibolehin pacaran sama orang tua nya. Padahal gue hiks cinta sama hiks dia." Ucap Giska sesenggukan.

"Yaudah kali Gis dia kan emang beneran sibuk kali terus juga itu kan permintaan orang tuanya dia nggak bisa apa-apa kalau udah dari orang tuanya. Ngertiin aja Gis." Nasihat Adrilla.

"Hiks tapi gue hiks udah cinta banget sama dia Dril, gue nggak bisa." Isak Giska

"Masih banyak cowok di luar sana yang lebih baik, Gis. 250 juta lebih rakyat indonesia, miliyaran manusia masa lo cuma gamonin satu orang doang sih?" Ucap Kilfa.

"Kalian gak ngerti gimana rasanya jadi gue yang ditinggalin pas lagi sayang-sayang nya kayak gini." Ucap Giska

"Gis, saat gue sedang menasihati teman-teman gue, percayalah saat itu gue juga sedang menasihati diri gue sendiri, Gis." Ucap Kilfa.

Giska pun terdiam begitu juga dengan Kilfa, sedangkan Adrilla tersenyum ke arah mereka.

"Udah-udah masih pagi tuh liat Pak Fandi udah masuk." Ucap Adrilla.

Kilfa sejenak kembali teringat kenangan nya dengan Darrel. Namun segera ditepisnya fikiran itu lalu kembali fokus dengan pelajaran.

Bel pertanda istirahat berbunyi.

Kilfa, Adrilla, dan Giska pun keluar dari kelas. Namun ada sebuah tangan yang menjegat tangan Kilfa.

Kilfa menengok ke arah orang itu.

"Lo ngapain sih?" Ucap Kilfa berusaha melepaskan tangannya dari Darrel.

"Kil, ikut gue bentar aja. Ada yang mau gue jelasin sama lo." Ucap Darrel.

"Gak ada yang perlu dijelasin Rel, semua udah selesai." Ucap Kilfa dan terus berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Darrel.

"Eh lo tuh apa-apaan sih! Lepasin gak temen gue." Ucap Adrilla dan mendorong bahu Darrel.

"Lo gak usah ikut campur deh, ini urusan gue sama Kilfa." Ucap Darrel dan menarik Kilfa pergi dari sana.

Darrel menarik Kilfa ke taman belakang sekolah.

"Kil gue mau jelasin semuanya, gue minta maaf sama lo. Please, dengerin penjelasan gue Kil." Ucap Darrel memohon

"Mau jelasin apaan lagi sih Rel? Kita itu udah selesai dari saat lo ngilang." Ucap Kilfa.

"Gue mohon Kil, gue ada alasan kenapa ngilang. Dengerin penjelasan gue ya?" Ucap Darrel.

"Gue beri lo kesempatan cuma 5 menit. Setelah itu gue pergi." Ucap Kilfa dan Darrel pun tersenyum.

"Makasih karena lo udah ngasih gue kesempatan buat jelasin, Kil." Ucap Darrel.

"Cepat, gak usah basa basi. Waktu lo sisa 4 menit 54 detik." Ucap Kilfa.

"Jadi, saat itu dimana keadaan keluarga gue lagi berduka, Kil. Nyokap gue sakit keras sedangkan bokap gue perusahaannya sedang diambang kebangkrutan. Gue sibuk ngebantu bokap buat jagain nyokap, karena nyokap gue dibawa ke luar negri. Bokap gak bisa ngejagain nyokap karena dia sibuk ngurus perusahaannya Kil. Saat itu gue sama sekali gak bisa ngehubungin lo Kil. Nyokap meninggal. Gue terpuruk banget. Maafin gue, Kil. Gue gak bermaksud untuk ninggalin lo saat itu." Ucap Darrel, bibirnya bergetar menahan tangis.

Kilfa terkejut mendengar cerita Darrel, dia tidak menyangka bahwa Darrel saat itu butuh dia tapi, dia malah berburuk sangka pada Darrel.

"Maaf... maaf Rel, gue... gue gak tau keadaan lo." Ucap Kilfa yang terbata dan memandang Darrel.

"Gak, itu bukan salah lo Kil. Biarin gue ceritain dulu. Saat keadaan mulai membaik gue dan bokap balik ke Indonesia. Saat itu gue terus nyari informasi tentang lo, yang gue dapet lo sama keluarga lo udah pindah ke Jakarta. Gue terus nyari sampai akhirnya gue tau kalau lo pindah ke sekolah yang sama kayak gue. Disitu gue seneng banget tapi, gak bertahan lama gue tahu fakta kalau lo jadian sama Ragan. Gue tau lo masih cinta sama gue kan Kil?" Ucap Darrel dan kemudian

Bugh.

FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang