Part 8

12 2 0
                                    

"Menunggu itu melelahkan. Walau apapun alasannya, kamu tahu kata itu."
Play : Don't watch me cry

"Gue tau semenjak ada Kilfa, Ragan itu berubah ke lo." Brifa mengernyitkan dahinya saat mendengar ucapan orang itu.

"Lo bukan lagi prioritasnya semenjak ada dia." Sambung orang itu.

"Kalau lo mau kita bisa kerja sama untuk ngehancurin dia dan lo bisa dapatin Ragan kembali." Orang itu tersenyum sinis. Brifa yang sedari tadi mendengar berusaha berfikir keras. Bingung dengan tawaran orang itu.

"Gue kasih lo waktu untuk mikir. Fikirin baik - baik tawaran dari gue." Orang itu pun berlalu pergi.

Brifa berusaha keras memikirkan tawaran orang itu. Apa yang orang itu katakan ada benarnya juga. Ragan hanya miliknya. Dia kalah sama Kilfa? Orang yang baru di kehidupan Ragan.

-,-

Hari ini adalah hari libur. Ragan berencana untuk mengajak Kilfa jalan - jalan.

Mine

Ketemuan di taman jam 14.00 maaf gak bisa jemput lo.

Kilfasyklm
Ok

Kilfa pun mandi sekarang masih jam 10.00

"Masih lama." Fikirnya

Setelah mandi dia pun melanjutkan marathon drakornya.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 13.15 dia pun bersiap kemudian segera meluncur ke taman menggunakan taksi.

Saat sudah sampai di taman belum terlihat tanda - tanda kedatangan cowok itu.

Kilfa melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 13.49

"Pantes belum ada, masih belum jam 2 sih. Kerajinan banget gue awal dateng." Gumam Kilfa.

Waktu pun terus berjalan tak terasa sudah lama Kilfa menunggu namun, cowok itu belum menampakkan batang hidung nya sama sekali.

Sekarang sudah pukul 14.37 dan Ragan masih belum datang juga. Terlihat langit mendung pertanda sebentar lagi akan turun hujan.

Kilfa masih terdiam di bangku taman menunggu Ragan.

"Mana sih ini orang. Siapa yang ngajak siapa juga yang gak dateng." Gerutunya.

Kilfa pun mencoba menghubungi Ragan namun tidak di angkat oleh cowok itu.

Di lain tempat,

Sedari tadi Ragan terlihat gelisah karena dia sudah memiliki janji pada Kilfa. Namun Brifa juga tidak kunjung memperbolehkannya pergi.

"Brif, aku mau ke taman. Aku udah punya janji sama Kilfa, kasian dia udah nungguin lama ini. Siniin hp aku." Ucap Ragan pada Brifa yang tidak di acuhkan oleh cewek itu.

"Gan, tunggu dong. Ini mau hujan terus siapa yang nganter aku balik kalo kamunya ke tempat Kilfa?" Ucap Brifa.

"Iya tapi siniin hp nya biar aku hubungin Kilfa dulu supaya gak nunggu karena kan udah mau hujan." Ucap Ragan.

"Gan, dia udah gede. Dia pasti tau kalau mau hujan, dia pasti neduh kali. Ayo anterin aku pulang dulu." Ucap Brifa.

"Yaudah ayo, cepet."

Sesampainya di rumah Brifa, Brifa masih tidak memperbolehkan Ragan pergi.

"Gan, di luar hujan. Neduh dulu kamu disini, nanti kamu sakit kalau kena hujan." Rayu Brifa.

"Gak bisa Brif, Kilfa gimana? Yang penting kamu kan udah sampe." Ucap Ragan.

"Gan. Brifa itu udah gede, dia bisa jaga diri. Kalau kamu sakit nanti gimana?" Ucapan lembut Brifa membuat Ragan menyetujuinya.

"Ini hp kamu batre nya low." Ucap Brifa santai.

"Lah terus aku hubungin Kilfa gimana?" Ucap Ragan bingung.

"Yaudah sih, paling dia udah pulang gan." Ucap Brifa dan Ragan pun mengangguk.

-,-

"Ragan mana sih! Dasar PHP banget jadi orang." Ucap Kilfa. "Mana di hubungi gak bisa lagi." Gerutunya.

Tak lama hujan pun mengguyur tubuhnya, terlihat kilat dan juga terdengar suara guntur.

Kilfa merasa takut. Tubuhnya menggigil. Dia mencari tempat untuk berteduh namun tak kunjung ketemu.

Dia terus berjalan, terdengar suara petir yang menggelegar.

Tubuh nya terkulai lemas. Dia hanya bisa menangis dan tidak sanggup lagi berjalan.

Diringkuhnya tubuhnya sendiri dan menangis di bawah guyuran hujan kala petir itu terdengar lagi.

Dia sangat takut akan petir.

Beberapa saat dirasakannya tubuh seseorang yang meringkuhnya, hangat pelukan itu.

"Kil? Lo gak papa? Udah jangan nangis lagi. Gue disini." Ucap orang itu.

Kilfa membalas pelukan orang itu. "Gue takut."

"Ayo kita berteduh dulu, tenang ada gue." Ucap orang itu membawa Kilfa ke motornya.

"Maaf gue gak bawa mobil, soalnya gue gak tau bakalan ketemu lo kayak gini." Ucap Darrel.

"Gak papa, gue takut rel." Tangis Kilfa.

"Nih pake hoodie gue supaya lo gak kedinginan." Darrel melepas hoodie nya namun Kilfa menggelengkan kepalanya.

"Gak papa, gue aja tahan pas lo cuekin gue terus masa cuma dingin kayak gini aja gak tahan sih." Ucapan Darrel membuat Kilfa sedikit terkekeh dalam tangisnya.

Kilfa pun memakai hoodie Darrel, Darrel menyalakan mesin motornya.

Mereka melesat di bawah guyuran hujan dengan Kilfa yang memeluk tubuh Darrel. Darrel tersenyum dibalik helm full face nya.

FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang