Part 9

8 3 2
                                    

"Ketika kita berdamai dengan masa lalu itu terasa sangat melegakan."
Play : Aku bukan untukmu - Rossa.

Darrel membawa Kilfa ke rumahnya bukan ke rumah cewek itu.

"Loh kok kita kesini sih? Ini rumah siapa?" tanya Kilfa.

"Ini rumah gue. Kalau gue bawa lo dengan keadaan lo yang sekarang ntar gue dikira abis ngapa - ngapain lo lagi." jawab cowok itu dan berlalu masuk ke dalam rumahnya yang di ikuti oleh Kilfa.

"Ini rumah baru lo? Interrior nya sama ya kaya rumah lo yang dulu." Ucap Kilfa yang hanya di balas anggukan oleh Darrel.

"Tunggu disini, gue mau ngambilin baju ganti dulu buat lo." Suruh Darrel, Kilfa mengangguk dan mulai melihat isi rumah Darrel.

Dia menemukan foto dimana ada Darrel, Papa nya, dan Mama nya yang tersenyum bahagia. Kilfa merasa sesak saat melihatnya, dia merasa bersalah karena tidak bisa melakukan apa - apa dulu.

Perlahan air matanya mulai turun, dia kangen dengan mama nya Darrel. Kilfa sudah kenal baik dengan keluarga Darrel saat mereka pacaran dulu. Apalagi dia dengan tante Nurul (mama Darrel) sangat dekat sudah seperti ibu dan anak.

Darrel turun dengan membawakan pakaian ganti untuk Kilfa. Dia melihat gadis itu menangis, dia langsung mendekati gadis itu.

Gadis itu memeluknya tiba - tiba. Perasaan senang menghampirinya kala gadis itu memeluknya.

"Rel, maaf." Ucap gadis itu di sela tangisannya.

"Lo gak salah Kil, udah jangan nangis." Darrel mengusap rambut basah gadis itu.

"Udah ya, mending lo ganti baju dulu nih." Darrel memberi pakaian itu ke Kilfa.

Kilfa pun mengangguk. "Dimana gantinya?" tanya nya.

"Kalau lo mau disini sih gue boleh - boleh aja." Ucap Darrel dan terkekeh. Kilfa memukul lengannya. "Dasar mesum. Dimana toiletnya?"

"Itu di sana." Tunjuk Darrel ke arah toilet.

Kilfa pun segera menghampiri toilet untuk mengganti pakaiannya yang basah.

Darrel tersenyum menatap punggung gadis itu. Kalau saja dia dulu terbuka terhadap gadis itu pasti sekarang dia dan gadis itu masih bahagia bersama. Fikirnya.

Namun segera di tepisnya fikiran itu, Kilfa pun sudah keluar dari toilet.

Mereka berdua terdiam dan bergelut dengan fikiran masing - masing.

"Seandainya dulu gue tau alasan lo pergi Rel. Pasti sekarang kita masih bisa bersama." Ucap Kilfa memecah keheningan yang membuat Darrel tersenyum ke arahnya.

"Maaf Kil, semua salah gue. Gue gak terbuka ke lo." Sesal Darrel.

"Gak Rel. Ini salah gue yang gak bisa ngerti keadaan dan perubahan lo saat itu." Ucap Kilfa, Darrel meraih tangannya.

"Lo gak salah Kil, ini mungkin memang udah takdir kita. Cukup belajar dari masa lalu." Ucap Darrel, Kilfa pun tersenyum ke arah nya.

"Kil, jaga hati lo ya. Tentuin hati lo untuk orang yang tepat karena gue gak mau lo terluka untuk kedua kalinya." Ucap Darrel tulus menatap manik mata Kilfa yang mulai mengeluarkan leburan air mata.

"Coba aja dulu gue bisa lebih mengerti lo yang sendirian menanggung beban berat, Rel. Gue emang gak berguna." Isak Kilfa.

Darrel menatap nya.

"Jangan nangis, Kil. Sakit banget liat lo yang seperti ini. Jangan nangis apalagi karena cowok, gue mohon sama lo." Ucap Darrel, Kilfa pun menyeka air matanya.

"Kita baikan?" Ucap Kilfa dan mengangkat jari kelingkingnya. Darrel pun tersenyum menatapnya dan mengaitkan jari kelingkingnya di jari kelingking kecil Kilfa.

Lalu mereka saling bercerita banyak hal bersama. Kilfa juga menceritakan mengapa dia menangis di daerah dekat taman tadi.

Mereka tersenyum bahagia, ternyata berdamai dengan masa lalu itu melegakan. Bukan suatu hal yang buruk.

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI.
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang