Episode 8

13 2 0
                                    

Pagi ini, pagi seperti biasa, tapi sampai sekarang aku tak melihat kedatangan kak Raja.

Itu sedikit membuat ku kecewa, kenapa dia tak datang datang.

Tapi hari ini kak Elang mengajak ku bertemu di cafe dan sekarang aku sudah duduk berhadapan dengan kak Elang.

"Sidang akan diadakan 2 minggu lagi, kita satu pihak, jadi kamu juga harus menyiapkannya" jelasnya.

Aku pun tersenyum, "tenang saja aku sudah menyiapkan dari jauh hari".

"Kamu memang penuh kejutan Zanna" ucap kak Elang.

"Jangan bilang begitu kak, aku bukan penuh kejutan, tapi aku sudah menyiapkan ini dari jauh hari" jelas ku.

"Itu sama saja Zanna" ucap kak Elang.

"Dan bagaimana dengan kakak?" Tanya ku, "bagaimana apa?".

"Apakah kakak akan melakukan pembelaan?" Tanya ku.

"Iya, aku hanya akan menjadi saksi bahwa ada alat penyedap suara saja, tak ada hal yang penting, tapi kamu, tante mu dan sekertaris papa mu lebih berperan penting" ucap kak Elang.

"Iya juga" gumam ku.

Aku masih memikirkan kemana perginya laki laki yang aku beri nama Raja itu, aku tak kesal dengannya, aku hanya khwatir.

Kak Elang pun berdiri, aku menatap dia dengan ekspresu bertanya.

"Aku tahu kamu perlu sendiri Zanna, kita harus berpisah disini, selamat bertemu 2 minggu lagi" ucap kak Elang terseyum, entah kenapa aku merasakan dia sangat mengerti diri ku.

~◇~

2 minggu depan

Aku dan kak Elang bertemu dan saling menyapa.

Hari ini adalah hari besar, hari yang kutunggungu tunggu.

Aku pun masuk dan memberi semua fakta.

"Dia yang membunuh paman ku, dengan memberi racun yang membuat jantungnya mati seketika, dan dia yang membuat orangtua ku meninggal, dia merencanakan semua ini!" Ucap ku lantang.

"Dan ada dua saksi, yaitu tante dan sekertaris papa ku yang waktu itu mengantar orang tua ku, dan dimana dia melihat siapa lelaki yang membunuh orang tua ku" ucap ku.

Jaksa pun menyuruh sekertaris papa ku untuk bercerita.

"Saat tuan dan nyonya keluar dari acara ia didekati dengan lelaki itu" sekertaris papa ku menunjuk suami Sekar.

"Aku tak bisa membatunya, karna tuan dan nyonya sudah langsung ditembak saat aku mau mengahampiri mereka, dan aku langsung kabur, dan meminta bantuan kepada para rekan tuan dan nyonya" ucap sekertari itu.

Dan jaksa pun menyuruh tante ku untuk menceritakan "waktu itu aku melihat dia mendorong ku, dan memaksaku meminum obat madul, aku mencona bercerita ke suami ku tapi dia suda terbuahi oleh cinta palsu wanita itu" tante ku pun menunjuk kearah Sekar.

"Dan saat detik detik dia meninggal dunia, suamiku pun meminta maaf karna tak mendengar kata kata ku" ucap tante dan dia terisak aku pun memeluknya dan menenangkannya.

Dan jaksa pun meminta dari pihak lain, bisa aku dengar sang suami melakukan penipuan, dan mengorupsi sebuah perusahaan dan lalu pergi, dan melakukan penculikan agar seseorang memberi dia uang.

Dan akhirnya giliran kak Elang yang menceritakan.

"Aku dan nona Zanna berkerja sama, dulu aku tak tahu kalau Sekar adalah buronan yang bernama Melati, dan ketika polisi menghampiri rumahku, dia mengeledah dan menemukan penyedap suara diponsel ku, dan dibeberapa pakaian, dan juga di rumah ku, dan juga dia menjadi tunagan ku hanya untuk menutupi identitasnya" jelas kak Elang, aku tersenyum kearah kak Elang.

"Baik! Saya mendengar para saksi dan korban, mereka sudah melakukan penipuan, dan menganti identitas secara illegal, pencurian, dan banyak lagi, dia akan Eksekusi mati!" Ucap jaksa dan

Tok! Tok! Tok! Suara palu yang menentukan nasib mereka berbunyi tiga kali, mereka secara resmi akan dihumum gantung agar bisa merasakan menderita.

Kita semua pun saling berterimakasih saat diluar ruang sidang.

Aku menghampiri kak Elang, "kakak baik baik saja?" Tanya ku.

"Sebenarnya dari dulu aku tak serius dengannya, jadi aku baik baik saja" ucap kak Elang yang bisa aku pastikan dia tak berbohong.

Aku pun pulang kekosan ku.

~◇~

Aku pun membuka pintu dan melihat kak Raja duduk disofa dan menatapku.

"Kamu indigo?" Tanya kak Raja.

Aku pun langsung duduk disebelahnya, "bagaimana bisa kakak tahu" tanya ku.

"Aku roh, aku koma, maaf tak pernah cerita kekamu bahwa aku roh, dan aku baru tahu aku koma" ucapnya.

Aku membelalak mataku, apakah baru saja aku mencintai roh?

Aku melihat dia tiba tiba hilang aku bingung dan tiba tiba dia berada didepan ku, membuat ku kaget.

"Nama ku Aldiano Miles, aku sedang koma spertinya aku kritis, aku berada di Rumah Sakit Bungan Mekar" ucapnya dan berjalan pergi dari kosan ku.

Aku pun tak percaya dengan semua hal ini, satu hal yang bisa kulakukan adalah mendatangi ke rumah sakit itu.





Tbc

Different  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang