Jangan mengambil kesimpulan jika belum diketahui kebenarannya
Suatu ketika aku mendengar heningnya malam, hingga angin pun membisikkan sesuatu padaku. Ia seolah berkata “berhentilah untuk memikirkannya, ia sudah bahagia! Sayangilah dirimu wahai gadis manis, kau tak seharusnya ada di posisi ini, kau harus bahagia dengan kehidupanmu. Dunia bukanlah perkara cinta, kau harus bangkit!”Tiba-tiba kakak menghampiriku yang sedang duduk di balkon luar. Membuat aku tersadar dari lamunan itu.
“Kamu ngapain jam 11 malam masih disini? Belum tidur?”
Aku melirik kakak sambil berkata “Lagi cari angin, disini udaranya sejuk!”
“Alasan!” ucap kakak yang sudah tau kebiasaanku.
“Yaudah sana pergi, aku mau tidur” jawab aku sambil meninggalkan kakak di luar sendirian.
***
Pada pagi hari ini aku sudah siap berangkat sekolah, seperti biasa aku berangkat bersama teman baruku yaitu Sheila Ayu. Setibanya aku di sekolah, aku seperti melihat seseorang yang dulu pernah ada dikehidupanku entah siapa. Ah sudahlah itu hanya imajinasiku yang berhalusinasi.
Tring….
Jam istirahat sudah berbunyi, semua siswa siswi segera menuju kantin. Berbeda dengan ku, yang setiap jam istirahat selalu di ajak Sheila ke perpustakaan, iya perpustakaan. tapi aku beruntung punya teman seperti dia karena disaat yang lain memilih makan ia malah mengajakku belajar, disaat yang lain sibuk dengan handphone ia mengajakku untuk membahas pelajaran, sungguh inilah teman yang aku cari sejak dulu. Sangatlah langka orang seperti mu Sheila.
Tapi nyatanya Sheila selama ini melakukan kegiatan seperti itu karena dia ingin menghindar lebih tepatnya move on dari cowok yang dia taksir tapi tak kunjung membalas cintanya.
Menyedihkan!
Di perpustakaan aku dan Sheila memilih buku di rak yang bersebrangan. Tak sengaja aku melihat seseorang yang tadi pagi aku lihat, aku mencoba mengingatnya apa aku pernah ketemu dia? Tapi kapan? Dimana? Dan hasilnya pun nihil.
padahal aku sangat ingin tau siapa orang itu dan mengapa dia seperti sudah tak asing lagi aku pandang.
“Zhar, udah dapat belum bukunya?” Tanya Sheila
“Udah Shei, yaudah yuk!” Ajak Zhara
Sheila mengangguk, lalu mereka keluar dari perpustakaan.Di perjalanan menuju kelas Zhara memilih untuk bercerita dengan Sheila. “Shei, boleh cerita gak?” Tanya Zhara dengan hati-hati.
“Cerita aja, emang mau cerita apa?”
“Tadi kamu liat cowok yang di perpus gak?”
“Cowok?” Tanya Sheila meyakinkan dan Zhara pun langsung menjawab nya “Iya”
“Cowok yang mana?"
"Yang bertiga?” tanya Sheila
“Iya, lo tau siapa mereka?” Tanya Zhara
“Tau,”
“Siapa?”
“Itukan kakaknya Nidya, temen sekelas kita” Jelas Sheila.
“Nidya yang ini?” Tanya Zhara sambil menunjuk Nidya yang kini berada di sampingnya.
Sheila pun langsung melirik ke sebelah kiri Zhara, dan benar disana sudah ada Nidya yang entah datangnya kapan.
“Iya” jawab Sheila
“Eh, tapi ko lo tiba-tiba ada disini? Bukannya lo ke kantin ya Nid? Ngapain masih disini?” Tanya Sheila
“gue mau masuk kelas lah. Males gw di kantin mulu ntar duit nya abis lagi” jawab Nidya.
“Eh, btw tadi kalian ngomongin apa? Ko gw di bawa-bawa ya?” Sambung Nidya
“Tadi Zhara nanyain cowok yang di perpus” jawab Sheila
“Lah, apa hubungannya sama gw?” Tanya Nidya
“Iya, ternyata cowok itu kakak lo sama temennya.” Jelas Zhara
“Lo suka Zhar?” Tanya Nidya dengan antusias
“Nggk, gue nanya aja. Tapi gak tau kenapa salah satu dari mereka muka nya udah gak asing lagi” Jawab Zhara
“Ya pastilah itu kan kakak nya Nidya”
“Emang kakak lo yang mana sih Nid? gw kan gak tau kakak lo yang mana.” Tanya Zhara pada Nidya
“Ya, kakak gw yang itu lah” Jawab Nidya yang mulai ngawur
“Yang bawa buku!” Jelas Sheila
“Yang bawa buku kan gak satu orang Shei” Kesal Zhara
“lagian yang gw maksud bukan yang bawa buku tapi yang pegang handphone” Celetuk Zhara asal ngomong, padahal niatnya mau diprivasikan dari mereka.
“Siapa sih?” Tanya Nidya
“Ka Natra? Maksud lo?” Jawab Sheila yang seperti nya mengerti maksud Zhara
“Lo gak salah? Lo merhatiin Ka Natra sampe nanya sama Sheila?” Jawab Nidya yang gak percaya
“I ii..yaa, emang kenapa?” Jawab Zhara bingung.
Mendengar jawaban Zhara barusan, kedua teman Zhara tak lain Sheila dan Nidya. Mereka menertawakan hal konyol yang barusan mereka dengar dari sahabatnya ini.
“Lo itu aneh tau gak?” Jawab Nidya
Zhara tambah bingung dengan respon kedua temannya itu "kenapa sih?"
“lo suka sama ka Natra?” Jawab Sheila yang mulai serius.
“Ih apaan sih, ya nggaklah!” Ketus Zhara yang tak terima tuduhan temannya
“untuk apa nanya kek gitu?” Jawab Sheila yang mau memperpanjang.
“Kan udah gw bilang, kalo salah satu dari mereka seperti pernah gw lihat sebelumnya” Jelas Zhara
“Udah gak usah cemburu gitu kali Shei, katanya mau move on dari ka Gian. Eh, udah move on maksud gw, hehehh... ” Ledek Nidya sambil berbisik di telinga Sheila.
Vote dan comment ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Directionless
Teen FictionAku adalah seseorang yang selalu memikirkanmu kala sendiri. Memikirkanmu, apakah kau bahagia setelah aku pergi dari kehidupanmu? Apa kau sudah menemukan seseorang yang baru? Yang bisa menggantikan posisiku kala itu. Posisi dimana aku menemukan sebu...