Mengapa aku harus salah tingkah saat ada dia?
“Rapih banget mau kemana?” Tanya Tito.
“Mau beli buku”
“Kakak anter!”
“Mau sama kak Zhara perginya juga”
“Yaudah gpp, kan bisa sekalian makan malam diluar bersama? Jarang-jarang kan makan malam diluar bareng?”
“Hm.. iya juga sih, yaudah deh gpp kakak ikut aja.” Jawab Retha
“Tapi pake mobil kakak ya?”“Iya iya” Jawab Tito yang langsung pergi ke kamarnya untuk mengambil jaket dan kunci mobilnya.
“Kak Tito juga ikut?” Tanya Zhara yang baru saja turun ke lantai 1.
“Iya, sekalian makan malam diluar juga katanya” Jelas Retha.
Zhara mengangguk sebagai jawaban
***
Setelah kurang lebih 15 menit mobil Tito menempuh perjalanan akhirnya mereka tiba di sebuah mall untuk mengantar Retha membeli buku.
“Kakak tunggu disana ya” Ucap Tito sambil menunjuk kearah yang banyak terdapat beraneka macam jam tangan
“Oke!” Ucap Retha sambil berlalau bersama Zhara menuju tempat buku buku berada.
“Mau ikut masuk gak?” Tanya Retha yang sudah di depan pintu masuk layaknya seperti perpustakaan karena banyak sekali buku yang ada disana.
“Nggk deh, nunggu disini aja” Jawab Zhara
“Yaudah tunggu ya jangan kemana-mana” Pesan Retha yang tak mau ditinggalkan.
“Iya, ilang juga bisa balik sendiri” Jawab Zhara.
Setelah beberapa menit menunggu Retha di toko buku. Tiba-tiba ada seseorang yang menemui Zhara.
“Zhara kan?”
“Iya, eh kak” Jawab Zhara yang baru menyadari kehadirannya.
“Ngapain disini? Sendiri?”
“Biasa lagi nunggu Retha”
“Retha? Retha siapa?”
“Retha itu adik aku” Orang itu mengangguk sebagai jawaban.
“Oh, aku kesana dulu ya!” Ucapnya untuk pamit pada Zhara.
“Iya kak”
“Tapi gapapa nih nunggu disini sendirian?” Tannya lagi sebelum meninggalkan Zhara.
“Gapapa, udah biasa ko” Jawab Zhara dengan senyum.
Cowok itu masuk ke sebuah toko buku, Tak perlu berlama-lama kurang lebih 3 menit cowok itu sudah keluar dari toko tersebut dan kembali menemui Zhara yang sedang duduk menunggu adiknya yang tak kunjung keluar.
“Buat kamu!” Ucap cowok itu secara tiba-tiba sambil menyodorkan satu buah novel.
“Daripada nunggu disini sendirian mending baca ini” Sambung cowok itu yang ternyata Natra.
“Makasih kak!” Jawab Zhara sambil menerima buku itu.
“Iya sama-sama,” Jawab cowok itu
“Jangan biasakan menunggu sendirian” Sambungnya sebelum meninggalkan Zhara.“Hah?” Respon Zhara yang sudah tak terdengar lagi oleh Natra
“Ngomong apa barusan? gak salah denger Ka Natra ngomong gitu?” Tanya Zhara dalam hati pada dirinya sendiri sambil mencubit pipinya untuk memastikan bahwa ia tidak salah dengar “Aw.. sakit” ucapnya setelah mencubit pipinya.
“Kak! Ucap Retha menyadarkan.
“Hah?” Spontan Zhara
“Eh, kamu! Udah?” Sambung Zhara.
“Udah, ayo ka kasian ka Tito pasti nunggu lama”
“ayo”
“Eh, bentar dulu ka HP aku bunyi” seketika mereka berdua terhenti.
“Dari siapa?” Tanya Zhara.
“Ka Tito, katanya dia udah nunggu di mobil”
***
“Lama banget sih!” Kesel Tito
“Maaf deh, lagian suruh siapa ikut!” Jawab Retha yang tak ketus.
“Mau makan dimana?” Tawar Tito.
“Di tempat makanlah” Jawab Retha yang mulai kambuh ngeselinnya.
“Anak SD juga tau” Jawab Tito yang tambah kesel.
“Kalo tau, ngapain nanya makan dimana” Timpal Retha yang tak mau kalah.
“Udah-udah, gak di rumah gak di jalan ribut mulu!” Ucap Zhara dengan maksud memisahkan.
Terlihat Tito menghela nafas.
Lalu mobil yang dikemudi Tito berbelok ke kiri dan berhenti disebuah bangunan.
Retha yang menyadari bahwa ini bukan disebuah rumah makan ataupun restoran bertanya “Ko berhenti? Bukannya mau makan ya?”“Udah yo turun! Solat magrib dulu” Ajak Zhara sambil membuka sabuk pengaman.
“Biar lo bisa tenangin diri dulu disini” Ucap Tito sambil menunjuk Retha sambil menutup pintu kemudi.
“Lah? Dikira Retha kesurupan apa?” Jawab Retha yang masih sibuk membuka sabuk pengamannya.
***
Mobil yang dikendarai Tito sudah terparkir rapih di sebuah restoran mewah. Tito yang melihat Retha diam saja di tempat akhirnya bersuara “Woey udah nyampe, mau disini aja lo?”
“Kak, tapi kakak yang bayarkan?” Tanya Retha.
Mendengar pertanyaan itu Tito mengerutkan kening pertanda ia tak mengerti apa yang dimaksud adiknya ini
“Ta, kamu kenapa sih ko ngomongnya gitu?” Tanya Zhara yang adiknya mulai aneh.Sambil memicingkan matanya Zhara kembali bersuara “Jangan-jangan uang kamu gak cukup ya buat bayar makan disini karena udah ke pakai beli buku?”
Retha mangangguk sebagai jawaban.“Iya kakak yang bayar, cepet turun sebelum kakak berubah pikiran” Jawab Tito dengan tegas sedikit mengancam.
Retha segera turun dari mobil dengan semangat 45 nya itu diiringi dengan senyumnya yang mengembang di bibirnya seperti orang yang baru saja mendapat arisan. Wkwkwk… bisa kebayang kan orang di bayarin makan kek gimana senengnya.. Hahahah…
Vote vote vote!!!
Terimakasih sudah mampir😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Directionless
Teen FictionAku adalah seseorang yang selalu memikirkanmu kala sendiri. Memikirkanmu, apakah kau bahagia setelah aku pergi dari kehidupanmu? Apa kau sudah menemukan seseorang yang baru? Yang bisa menggantikan posisiku kala itu. Posisi dimana aku menemukan sebu...