12 tahun yang lalu.
Malam sekitar pukul 09.15 waktu setempat sebuah rumah sakit ternama di Los Angels, Amerika Serikat, Mendadak disibukkan dengan melonjaknya pasien korban kecelakaan beruntun di sebuah jalan yang tidak jauh dari rumah sakit tersebut. Banyak korban yang mengalami luka, baik luka ringan, luka berat bahkan tidak sedikit pula yang meninggal.
Kecelakaan bermula saat sebuah bis angkutan umum mendadak mengalami rem blong. Bis tersebut penuh dengan penumpang, ketika sopir sibuk mencari solusi guna bisa berhenti dengan aman mendadak dari arah berlawanan muncul sebuah truk pengangkut kayu glondongan berukuran besar melaju dengan kecepatan tinggi. Bis tersebut mencoba menghindari truk di depannya, namun naas tabrakan tidak bisa terhindarkan. Kedua kendaraan yang sama-sama memiliki ukuran besar seketika langsung berbenturan. Bis dan truk seketika terguling, muatan kayu di belakangnya langsung menggelinding bebas, menabrak mobil dan pengguna jalan lainnya yang mengakibatkan kecelakaan lain.
Salah satu korban tersebut ialah seorang remaja tampan yang kini menjalani perawatan karena motornya menabrak salah satu potongan kayu besar, menghindari kendaraan lainnya yang sama-sama juga menabrak salah satu potongan kayu tersebut.
"Dasar anak nakal" ujar seorang wanita cantik yang memakai pakaian serba putih dan jas warna senada dengan stetoskop menggantung di leher jenjangnya. Tangannya dengan cekatan mengobati luka gores dan memar di wajah dan lengan pasien di depannya.
"Aww..... pelan-pelan, Mae....." protes sang pasien. Ringisannya tidak digubris, wanita yang dia panggil 'Mae' malah menekannya sedikit lebih dalam.
"Apa saja yang kau lakukan sampai malam begini, hah!" ujar wanita itu sedikit kesal "dan kenapa juga kau jadi salah satunya?" marahnya.
"Forth ikut ekskul basket, Mae. Dan kebetulan saja latihannya selesai malam" elaknya. Berharap dalam hati Mae-nya percaya.
"Jangan pikir Mae tidak tahu apa-apa yang kau lakukan, anak nakal" ujar wanita itu menyudutkan Forth.
"Came on, Mae.... Forth hanya butuh pe—"
"Dokter Aum. Ada pasien balita kini kondisinya sedang kritis" ujar seorang perawat yang tiba-tiba masuk menyela kalimat Forth.
"Aku akan kesana" ujar Aum, wanita yang Forth panggil 'Mae', ibunya.
Wanita itu meletakkan peralatan dan obat-obatan yang digunakannya ke atas meja lalu bergegas meninggalkan Forth yang tercengang di tempatnya.
"See..... siapa yang lebih dipedulikan....." ujarnya mencibir, entah pada siapa.
Malam semakin larut, Forth masih diam di tempat duduknya, berharap jika Mae-nya segera menemuinya dan menyuruhnya pulang. Terdengar egois memang mengingatkan pekerjaan sang ibu tidak lain adalah dokter khusus anak-anak.
Menghela nafas pasrah, Forth akhirnya melangkahkan kakinya keluar dari ruangan ibunya. Saat di persimpangan lorong ekor matanya menangkap beberapa dokter berbincang sebentar sebelum akhirnya mereka melanjutkan pekerjaan mereka, salah satunya ialah Aum, ibunda Forth.
Tanpa sadar kedua kakinya melangkah menuju ruang yang baru saja ditinggalkan sang ibu. Penasaran, perlahan tangannya membuka knop pintu yang ternyata tidak dikunci itu. Miris. Itu kesan pertama yang Forth rasakan ketika manik coklatnya menangkap pemandangan di depannya.
Perlahan mendekat, rasa miris itu perlahan hilang di gantikan oleh perasaan sedih, entah kenapa.
Seorang balita yang bisanya tertidur nyeyak di pelukan orang tuanya kini terbaring lemah tak berdaya di ranjang rumah sakit ini. Ada sedikit lebam di wajahnya yang sudah membiru serta balutan perban yang hampir memenuhi wajah dan seluruh tubuhnya. Tangannya tiba-tiba terulur hendak menyentuh wajah sang balita namun sebuah suara langsung menghentikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy
RomanceForth Jaturapoom, pria tampan, kaya, dan sifatnya sangat kebapakan. Mempunyai seorang putra yang tidak kalah tampan, Beam Jaturapoom. Bagaimana kisah kehidupan antara ayah dan anak yang sama-sama saling memendam dan mendamba rasa cinta? BxB, Boys...