Pulang kuliah kuliah pulang, ya begitu kegiatan ku sehari hari. Kata orang disebut kupu kupu tapi ya apa boleh buat, aku begitu orangnya. Kata orang sih kuliah itu ajang cari koneksi. Kata orang sih kuliah itu ajang cari jodoh. Kata orang sih kuliah itu mengasikan banyak liburnya. Ya begitulah kata orang hanya senangnya saja yang dilihat. Semester ini sudah 1 tahun melewati masa masa kuliahku. Sampai sekarang pun masih saja kupu kupu. Aku tidak peduli apa kata orang, merasakan sendiri kuliah itu tidak asik. Kuliah itu bosan bikin ngantuk. Kuliah itu hanya tempat untuk tidur selain Kasur.
"ah spama spama bikin susah ae cok cok!" kata yang terucap setiap melewati depan TU kampusku.
Di situlah tempat mengumpulan spama. Spama sendiri itu adalah system partisipasi aktivitas mahasiswa kampusku. Bagi mereka yang aktif kuliah ini tidak menjadi masalah, sepele mungkin. Bagiku ini termasuk dalam tindak kasus pemaksaan yang tidak menggenakan. Apa coba mahasiswa harus dipaksa aktif mengikuti kegiatannya. Memang bagus sih tujuannya agar mahasiswa untuk mengembangkan diri agar memiliki karakter yang tangguh, aktif, kreatif, mandiri, dan berdedikasi tinggi, sehingga menjadi manusia yang utuh.
Pelan pelan berjalan kearah kelasku. Saat sampai didepan kelas. Keadaan sunyi sekali ku kira sudah terlambat.
"hmm jancuuk, kok sepi!" ku ambil hp lihat ternyata sudah pukul jam 10. kalau pun itu terlambat di beri waktu cuman 15 menit. Satu orangpun enggak ada batang hidungnya di kelas.
Hp ku bergetar saat aku pegang, banyak notif berdatangan. Maklum selalu pakai wifi jadi dimana ada wifi pasti disitu pesan pesan baru masuk. Tapi isinya antara OA atau gak grup grup yang tidak jelas. Siapa tau kali ini ada yang pentingkan. Kutarik kursi di depan sambil membuka hp dan ku baca pelan pelan setiap notif yang ada.
"kelas kosong cuy, di ganti harinya" pesan pertama kali yang ku baca dan seketika rasa sesal menghampiri disaat itu juga.
"ahh jancook kenapa gak dari tadi, tau gini kan bisa tidur lagi"
"andai punya teman yang sekelas pasti tidak bakal terjadi begini"
Mengoceh setiap saat karena kekesalanku di php oleh dosen tercinta. Tapi tanpa basa basi lanjut ke chat berikutnya disitu ada tulisan "yang mau spama, daftar daftar sini panitia". Paling juga tidak penting itu kepanitiaan. Karena bagiku kepanitiaan itu hanya buat ajang pamer, keluarin duit untuk melakukan hal yang sia sia dan lain lain. Dan setelah chat tersebut ada chat dari seseorang teman. Teman ini memang cukup dekat denganku. Beruntung sekali rasanya bisa berkenalan dengan dia. Atau mungkin dia yang sial karena berkenalan denganku. Ya gini gini aku juga punya teman walaupun kupu kupu. Dapet pesan dari dia yang isinya terbilang cukup menyindir, atau perasaanku saja mungkin.
"hey ayo daftar panitia lomba internal, dari pada galau gak jelas dan buku spamamu tuh udah nganggur setahun kasihan tauu" isinya sesingkat itu.
What entah gejolak apa tiba tiba aku melupakan kekesalanku tadi. Rasanya pikiran negative tenang kepanitiaan hilang seketika. Ku ingin ikut jadinya biar bisa satu kepanitiaan dan bisa ketemu terus. Memang sih sering chat tapi jarang ketemu main pun tidak sempat dan belom pernah. Antara suka sama tidak aku juga belom pasti. Tapi mungkin saat ini dia hanya mengganggap aku teman begitu sebaliknya.
"maaf, memang spama penting ya wkwkwk. Lha Kamu daftar gak?" tanyaku dengan senang tapi ku stay cool. Karena aku sudah cukup lama tidak chattingan sama dia.
"udah kok daftar kalau aku, kamu daftar kan?"
"lihat nanti yaa, males e hehehehe" ya begitu untuk menyembunyikan rasa yang sebenernya ingin ikut kepanitian cuman demi ngobrol lebih sama dia.
"ayo lah ikut dia juga ikut lhoo."
Dia itu teman satu kelompokku yang lain. Dulu kami satu kelompok lomba dan sekarang malah berahli untuk menguasai lomba tersebut. Entah motivasi apa mereka jadi ingin ikut kepanitiaan. Kalau ku pikir pikir lagi mereka memang belom pernah ikut kepanitiaan. Apa karena spama juga ya motivasi mereka. Terserah tapi yang penting aku bisa ikut kepanitiaan bareng temanku sudah cukup bagiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyukaimu Dalam Diam
Randomandai aku punya kekuatan untuk menyatakan perasaanku kepadanya. pasti semua itu tidak akan terjadi. aku menyesal memendam rasa ini. rasa yang lebih dalam dari perasaan nyaman. mulai dari bercanda saling hina hingga ahkirnya merasakan sesuatu hal. se...