"hak e hak e cendol dawet cendol dawet SEGEER!!" begitulah nada yang setiap kali aku dengarkan ketika bangun pagi sekali. Mungkin aneh tapi bunyi begitu entah kenapa selalu menjadi teman setia yang bisa membangunkanku.
Hari ini aku berangkat kuliah lebih awal. Dengan keadaan setengah sadar karena semalam melembur laporan yang tiada ahkir. Aku anak teknik yang setiap hari harus bergelut dengan tugas tugas yang lumayan berat. Berat kalau itu dikerjakan mendekati hari H. Karena saya pemalas jadinya tidak asik kalau mengerjakan tidak dekat dekat dengan deadline. Aku ini cukup terkenal kalau soal malas. Entah kenapa aku bangga dengan pujian itu ketika teman temanku menghinaku.
Jam sudah menunjukan pukul 6 pagi bagiku itu pagi sekali. Aku meraih handuk yang tergantung di dekat jendela kamar. Malam itu terasa berat sampai sampai aku lupa menutup jendela kamar.
"bangsaat, kok basaaah? Why gitu why?"tanpa pikir panjang terburu buru ku ambil kaos kosong.
Ku mandi tapi masih mageran mageran, cuman termenung terdiam untuk beberapa saat. Ku ambil gayung saja pikiran bisa sampai ke korea. semalam aku mimpiin girl band sih jadi sambil mengambil sambil mengingat ingat mimpi itu. Nikmat sekali rasanya di kamar mandi dengan keadaan begitu, mau berlama lama tetapi seketika tersadar.
"auwww, apakah ini begitu mengerikan bisa jadi es aku begini. Apakah sekejam ini air tolong?" sambil menyiram gayung kearah tubuhku yang ku pegang terasa jijik sendiri. Keras keras gimana gitu.
seminggu ini hawa kotaku baru dilanda cuaca yang ekstrim suhu menurun begitu drastis. Begitu pula chattingaku sama dia menurun drastis malah terjun bebas. Sehari saja belom tentu di balas sama dia. Padahal dia on sosmed lain. Lama lama aku tersedar bodoh sekali diriku kenapa selalu menunggu di ngechat. Memang aku bukan prioritas sih aku juga sadar diri. Tapi setiap kali dia balas pesanku rasanya tuh kek dapet uang jajan satu hari sekali butuh. Begitulah tiap kali aku ngecek hp cuman notif dia yang aku tunggu.
"anjing telat!" lamunanku yang asik tadi seketika hancur berkeping keping.
Andrenalinku terpacu begitu kuat, tanpa pemanasan dulu motorku langsung ku riderin. Dengan kecepatan kereta api sekitar 90 – 110 km/jam ku menghindaran bagaikan pembalap sepeda. Pelan pelan tapi sampai tujuan dengan selamat.
"pagi pak, pagi pak" ku sapa setiap satpam maupun kariyawan yang ku lewatin setibanya di kampus.
"lantai berapa ya? Hp mana hp?" aku sering ngomong sendiri untung waktu itu tidak ada orang disekitarku.
Pernah waktu dulu ketika aku kesal dan bahagia ku ucapkan keras keras spontan gitu. Tiba tiba saja orang disekitarku dan orang tidak kenal tertawa begitu saja karena sikapku yang ngomong sendiri. Dan nikmatin saja, aku pun ikut tertawa atas kebodohanku yang sudah tidak tertolong itu.
"Selamat pagi!!" tepat di depan pintu masuk kata itu begitu seram saat terdengar.
"misi pak, masih boleh masuk?"
"maaf ya mas sudah terlambat"
"terimakasih pak" ingin ku berkata kasar, betulan sudah rela rela bangun pagi tapi tetap saja terlambat masuk. Tapi ya sudahlah masih ada 2 kesempatan lagi aku bisa terlambat. Aku juga malas mengikuti makul tersebut. Isinya cuman cerita kalau enggak ya ngomongin dosen lain. Padahal dosennya masih muda tapi ya kebiasaan orang negara +62 kalau gak julid gak asik. Sambil menutup pintu aku cabut pindah ke basement.
"hey, terlambat yaa?"
"hehehe enggak kok, cuman malas saja masuk" biasa hidupku penuh dengan pencitraaan terhadap orang orang yang tidak dekat terhadapku. Aku cuman takut saja disangka manusia aneh padahal sebenarnya bisa lebih aneh dari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyukaimu Dalam Diam
Randomandai aku punya kekuatan untuk menyatakan perasaanku kepadanya. pasti semua itu tidak akan terjadi. aku menyesal memendam rasa ini. rasa yang lebih dalam dari perasaan nyaman. mulai dari bercanda saling hina hingga ahkirnya merasakan sesuatu hal. se...