.Chapter 10. kesadaran

1.1K 153 81
                                    

.
.
.
.Akaashi PoV.

Sejak kejadian itu, aku lebih memperlakukannya seperti boneka.

Aku benar-benar tidak bermaksud untuk melakukan hal itu.

Entah bagaimana, aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri.

Aku juga merasa bersalah. Tidak mungkin aku tidak akan merasa bersalah.

Kejadian itu, terus-terusan berputar dikepalaku.

"YANG KAU TAHU HANYA MENYIKSA ORANG DAN MEMPERLAKUKAN MEREKA LAYAKNYA BINATANG!! DAN BAHKAN KAU MENGATAKAN UNTUK MENGUGURKAN ANAKMU DENGAN MUDAHNYA"

"Sial kenapa aku mengingatnya lagi"

"DAN BAHKAN KAU MENGATAKAN UNTUK MENGUGURKAN ANAKMU DENGAN MUDAHNYA"

"Aarggh!!" aku berteriak dan memukul meja kerjaku dengan sangat keras.

"KEnApa AkU TEruS-teRUsan MeNgiNgatnYa" kuhantamkan kepalaku ke meja dan menarik nafasku dalam-dalam lalu menghembuskannya.

Tok

Tok

Tok

"Masuk" suruhku tanpa melihat kearah pintu.

Kudengar pintuku terbuka pelan dan seseorang melangkah kearahku.

"U-uhm.. Apa A-kaashi-sama bai-"

"Ya.. aku baik keluarlah sekarang" kataku tanpa menatapnya.

Tak lama setelah itu, kudengar pintu ruanganku tertutup.

Aku menyandarkan punggungku ke kursi dan menutup mataku.

Kurasa istirahat sebentar tidak jadi masalah.

Tidak sampai semenit, aku sudah masuk ke alam bawah sadarku.


















. Kenapa dia ada disini? Anak itu, apa yang dia lakukan disini.?

Seketika aku terjatuh kedalam sebuah ruangan gelap tanpa adanya satu penerang. Aku melihat sekeliling namun nihil, tidak ada apapun yang bisa kulihat.

Saat aku berbalik, tiba-tiba didepanku terdapat sebuah meja kayu. Diatas meja itu terdapat satu buku dengan sampul coklat.

Buku ini kelihatan sangat tua. Ada bekas bakaran dibuku ini.

Aku membuka buku itu. Dihalaman pertama buku ini terdapat banyak coretan. Kubuka halaman selanjutnya. Dan mendapatkan foto dua orang yang tengah tersenyum bersama. Wajah kedua orang itu tidak terlihat jelas.

Kubalik lagi kehalaman selanjutnya, disitu terdapat tulisan.

"Aku mencintai Koutarou"

tulisan itu Sangat mirip dengan gaya penulisanku. Aku mulai membalik ke halaman selanjutnya dan selanjutnya lagi dan lagi tapi yang tertulis dibuku itu hanya pernyataan bahwa aku mencintai anak itu.

Belum sempat aku mencapai halaman terakhir, buku ini terbakar secara tiba-tiba begitu juga dengan mejanya.

Aku mundur beberapa langkah dan kembali terjatuh.

Aku terjatuh terus menerus hingga mendarat disebuah padang rumput.

Tiba-tiba aku merasa seseorang memelukku dari belakang.

Hangat rasanya.

"Hei kau merindukanku?" suaranya familiar. Sangat familiar.

Aku memutar tubuhku.

My Slave is my Lover....... (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang