4. Stranger is Mitsuki

751 80 4
                                    

Pagi harinya, sesaat setelah Sumire bangun, dia langsung mengecek smartphonenya. Tidak ada balasan dari Boruto. Hanya sedikit pesan dari Namida yang berisi petuah-petuah tak jauh berbeda dari hari kemarin.

Benar baru dua hari Boruto mendiamkannya. Dua hari yang dia rasakan bagai lama sekali. Agak tersiksa, tapi dia harus tetap kuat hingga akhir.

Sumire mengawali hari diiringi wajah sendu yang tidak tertahankan. Apartemen sepi semakin menyiksa batinnya. Tidak ada semangat dari siapa pun. Tidak ada doa dari siapa pun. Hingga kini, hanya Boruto dan teman-temannya yang dia milikki.

Hidup tanpa orangtua adalah tantangan besar bagi Sumire. Beruntunglah ada saudara jauhnya yang masih mau membiayai seluruh kehidupannya. Dengan alasan, terlalu banyak hutang budi pada orangtua Sumire.

Sumire lekas berangkat ke sekolah. Dia memerlukan Namida. Namida sahabatnya, Namida penampung keluh kesahnya.

"Selamat pagi, Sumire." Suara lembut Namida menyapanya. Tepat sekali.

Sumire hendak menangis, namun ditahannya dulu. "Dia tidak membalas pesanku. Sekadar terkirim dan tak terbaca."

"Mungkin dia sibuk. Dia tidak sempat membuka pesan yang menumpuk. Atau bisa saja dia terlalu lelah untuk membalas. Agar tidak terlalu menuakiti hatimu, dia tidak membuka pesanmu, daripada dibaca tapi tak dibalas sama sekali.

"Sumire, ingatlah yang selalu aku katakan padamu, berpikirlah positif. Kalau kau sahabatku, lakukan itu. Aku percaya kau berhati baja." Namida memberi semangat pada sahabatnya yang tidak memiliki keinginan hidup. Dia mengukir senyum, memberi pesan tersirat, semua akan baik-baik saja asalkan kau percaya padaku.

Sumire mengangguk. Semangatnya kembali, walau sedikit terbebani. Tidak ada salahnya menutupi perasaan yang sebenarnya. Menipu dirinya sendiri kalau semua baik-baik saja.

"Terima kasih, Namida. Aku bingung harus berterima kasih dengan cara apalagi, tapi sungguh aku sangat berterima kasih. Kau sahabatku, kau kakakku."

Namida menggeleng. "Sudah kewajibanku. Jangan katakan terima kasih, aku bosan mendengarnya. Aku padamu sewajarnya kita bersaudara, Sumire. Kau sudah kuanggap saudaraku sendiri."

Sumire mencari keberadaan Boruto. Namun, tidak terdeteksi sama sekali. Dia merasa Boruto menjadi langka. Sulit ditemukan.

Sumire yang lelah memilih duduk di pinggir lapangan basket. Tiba-tiba, seorang laki-laki yang
tidak dikenalnya menghampiri.

“Hai,” sapanya. Kemudian, laki-laki itu menempatkan diri duduk
di samping Sumire.

"Halo, kau siapa? Maaf, aku sama sekali tidak pernah melihatmu di sekolah," tanya Sumire ramah.

Laki-laki bersurai biru muda itu terkekeh pelan. Dengan sikap tenangnya, dia menjawab, "Aku Mitsuki, aku tetangga kelas Boruto, kau pacarnya bukan?"

"Maaf, aku sepertinya kurang bersosialisasi. Aku baru tahu kau hari ini. Iya, aku kekasihnya." Sumire menyelidik, mengamati Mitsuki. Hawa misterius menyelimuti sosok Mitsuki. Dia tidak terlalu mencolok, tapi parasnya dalam batas tampan.

Mitsuki tersenyum tipis. "Baiklah, terima kasih obrolannya. Aku duluan,Sumire." Mitsuki pergi sembari melambaikan tangannya. Sumire membalas dengan sigap.

Sumire agar kebingungan pada satu hal. "Darimana dia tahu namaku?" tanyanya pada diri sendiri. Kemudian, dia mengangkat bahunya sebentar. "Entahlah, tidak penting juga," lanjutnya.

Uzumaki Boru

Boruto, bisakah kita bertemu hari ini?
-Read (09.01)

Maaf, aku ada urusan. (09.02)

Mungkin, besok sepulang sekolah bisa?
-Read (09.15)

Iya. (09.17)

Kalau bukan kekasihnya, sudah Sumire seret ke gudang, lalu membunuh Boruto. Tidak, khayalannya terlalu tinggi. Benar, Boruto membuatnya jengkel. Dia tidak paham masalahnya, tetapi dia kena dinginnya.

Di sinilah dimana kesabaran Sumire diuji. Dia bersabar, terus menggumamkan kata sabar.

Keesokan hari setelah pulang sekolah. Sumire cepat-cepat membuka Line. Menuju kontak kekasih tercintanya yang saat ini dalam masa menyebalkan dan mengerikan.

Uzumaki Boru

Aku menunggumu di taman sekolah.
-Read (05.06)

Datanglah ke kelasku. Aku malas ke sana. (05.16)

Sebentar, aku menuju ke kelasmu.
-Send (05.16)

Benar adanya, Boruto sudah menunggu di kelas. Auranya tidak mengenakkan dan seakan hendak menguliti Sumire di tempat.

Boruto melangkah perlahan mendekati Sumire. Mengeluarkan smartphonenya. Membuka galeri.  Dan menunjukkan sebuah foto.

"Apa maksudmu, Sumire Kakei?"

"Apa maksudmu, Sumire Kakei?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[9] Maybe PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang